13
Seminggu sudah arya menjauhi nisa. Kini rasa rindu yang dirasakan oleh keduanya semakin menjadi.
Lapangan kini terlihat sepi, hanya kelas X IPA 3 saja yang kini terlihat asik berolahraga di lapangan luas SMA Melati.
Terlihat dua orang siswi yang mengenakan baju olahraga putih abu-abu sedang asik mengobrol di oinggir lapangan tanpa menghiraukan pelajaran olahraga yang kini sedang mengambil nilai praktek basket.
"Kenapa gak lo samperin aja kak arya, katanya lo kangen" ucap ica memberi nasehat setelah nisa menceritakan semua yang dialaminya kini.
"Malu lah, masa gue samperin cowo bilang kangen" ucap nisa mengedarkan pandangannya.
"Kalau bukan lo yang bertindak siapa lagi, mau sampai kapan nunggu kak arya bilang kangen" omel ica.
"Kok lo malah ngomel" protes nisa.
"Lo sih bikin kesel, mana tau kak arya kalau lo kangen, lo aja gak mau ngomong, dasar cewe, mintanya di pekain mulu" ucap ica.
"Dasar emak komplek, ngomel mulu, iyaa ntar gue ngomong sama kak arya, doakan gue" ucap nisa menggenggam tangan sahabatnya meminta restu. ica pun membalas dengan senyum penuh makna keyakinan.
"Mau sampai kapan pegang-pegangan disitu, ayok sini praktek" teriak pak adit dari tengah lapangan.
"Dasar belok, bukannya praktek, malah mojok" ucap rayhan.
Nisa dan ica pun mentapan tangan mereka yang masih berpegangan. Dengan cepat keduanya melepas genggeman mereka.
"Ngapain sih lo pegang-pegang gue" protes nisa.
"Lo duluan" elak ica.
Bukannya praktek, keduanya malah adu mulut.
***
"Mau sampai kapan lo pendem perasaan lo sama nisa?" Tanya aldi di tengah keheningan ulangan matematika.
"Kaga tau gue, urus ae noh ulangan lo dulu" ucap arya yang sibuk menghitung aljabar yang kini terpampang jelas di kertas miliknya.
"Aelah lo, jangan di pendem mulu, mau sampai kapan lo gitu, mau nunggu nisa bilang suka sama lo, ampe gue bertelur juga kaga bakal kesampean" ucap aldi santai.
"Berisik lo njir" protes arya. Arya pun bangkit dan memberikan kertas ulangannya kepada pak ardi tanpa menghiraukan aldi yang mulai tadi berbisik memanggil dirinya untuk minta jawaban sebelum dikumpulkan.
"Anjir, untung temen" ucap aldi saat melihat arya sudah pergi meninggalkan kelas.
***
Arya jalan dengan santai menyusuri koridor sekolah yang masih sepi. Hanya terlihat beberapa murid yang sedang bermain basket dan bola di lapangan.
Kata-kata aldi terus menghantui pikirannya.
"Bener juga, mau sampai kapan gue kek gini, gue harus bilang ke dia" gumam arya meyakinkan dirinya.
***
"Icaa tangkap!!" Teriak salsa dari tengah lapangan. Bukannya menangkap, ica justru menghindari bola yang menuju ke arahnya. Alhasil bola tersebut keluar lapangan, dan kini menggelinding mendekati arya yang ada di koridor.
"Biar gue yang ambil" ucap anggi. Belum sempat anggi melangkah, ica sudah lebih dulu mendorong nisa untuk mengambil bola. Dengan deg-degan nisa pun melangkahkan kaki pendeknya mendekati cowo tinggi yang kini memegang bola basket.
"Kak bola" ucap nisa tak berani menatap mata arya.
Tanpa kata arya memberikan bola basket tersebut. Nisa pun mengambilnya dengan cepat.
"Nis bola!!" Teriak ica dari lapangan. Dengan kuat nisa melempar bola yang lumayan besar tersebut.
Baru selangkah kakinya berjalan menuju lapangan, nisa terhenti.
"Gue kangen lo nis" ucap arya dengan gaya dinginnya.
Nisa berbalik dan menatap arya tak percaya.
"Apa kak?" Tanya nisa terkejut.
"Gue kangen lo" ucap arya mengulang pertanyaannya.
Seperti musim dingin yang berganti dengan musim semi, hati yang dulu beku kini berbunga kembali.
Senang.
Itulah yang kini dirasakan nisa saat mendengar langsung bahwa arya juga merindukannya.
"Saya juga kangen kakak" ucap nisa akhirnya mengakui.
Arya tersenyum mendengar ucapan cewe yang ada di depannya sekarang.
"Kakak kenapa sih kemaren, saya panggil gak mau nengok, saya samperin malah pergi, saya teriakin malah gak denger, untung saya ini berhati malaikat, sabar dan baik hati" ucap nisa.
Arya yang mendengar ocehan nisa hanya tertawa.
"Bawel lo, sorry atas sikap gue yang kemaren, gue cuma ada problem aja" ucap arya beralasan.
"Alah sok-sokan kaka ini pakai problem-problem segala" ucap nisa protes.
"Terima ae lah, protes mulu lo" ucap arya.
"Iya-iya kakak tinggi, saya terima dengan lapang dada" ucap nisa.
"Kantin yok, temenin gue" ajak arya. Tanpa penolakan, nisa mengiyakan ajakan arya.
***
Dua orang kini terlihat asik mengobrol di meja kantin, tanpa sadar mi bakso mulai mengembang memenuhi mangkoknya.
"Nis" panggil arya.
Nisa masih saja sibuk memotong baksonya dengan susah.
"Annisa" panggil arya lagi.
Kali ini nisa menyahut.
"Tumben panggil annisa wkwkwk, kenapa kak?" Tanya nisa dengan rasa bahagia yang mulai tadi terpancar di matanya.
"Masalah yang di perpus itu, gue serius" ucap arya.
"Yang mana?" Tanya nisa pura-pura tidak tahu. Padahal dia tahu hanya saja malu.
"Soal gue nembak lo, gue serius" ucap arya.
"Gue suka sama lo" sambung arya berhasil membuat nisa menjadi patung.
"Kakak jangan bercanda dong" ucap nisa dengan gugup.
"Gue serius, gue suka sama lo" ucap arya.
Ingin rasanya nisa berteriak dan mengatakan kalau dia juga sangat menyukai arya, namun lidah dan bibirnya seolah membeku.
"Gue gak maksa lo buat jadi pacar gue, gue udah nyaman gini sama lo, se enggaknya lo tau perasaan gue" ucap arya. Nisa hanya menganggukan kepalanya mengerti.
"Padahal kalau kakak nembak saya, gak bakal saya tolak" gumam nisa dalam hati.
***
Semenjak hari itu hubungan nisa dan arya semakin erat. Bagai peranko dan amplop, keduanya selalu bersama.
"Kak lagi ngapain?" Tanya nisa memperhatikan arya yang sibuk dengan kertasnya.
"Buat doodle" ucap arya singkat.
"Kak bagus tuh" ucap nisa kode.
"Kenapa? Mau?" Tanya arya. Dengan cepat nisa menganggukan kepalanya lalu tersenyum.
"Mau tulis apa?" Tanya arya.
"nama saya sama kakak" ucap nisa menggoda lalu tertawa.
"Apaan dah lo, mau tulis apa? Ntar gue buatin" ucap arya.
"Inisial nama saya aja" ucap nisa. Arya pun menyanggupinya.
***
10 januari 2016.
Dengan senyum yang terukir di wajahnya arya mendatangi kelas nisa yang kini sudah terlihat sepi karena yang lain sudah pulang. Doodle yang dibuatnya dengan teliti kini terlihat rapi di tangannya serta kue yang sudah bertuliskan nama nisa lengkap dengan umurnya.
"Kak masuk" bisik ica agar tak di dengar oleh nisa yang asik menyapu kelas, Sesekali mengomel karena diganggu oleh aldo sejak tadi pagi sampai sekarang. Bukan hanya aldo, rayhan pun juga ikut menganggunya, ditambah lagi ica yang mengomelinya sepanjang hari.
Dengan perlahan arya memasuki kelas nisa.
"HAPPY BIRHDAY NISAAAA" teriak ica dan senyum hangat dari arya.
Nisa melihat keduanya dengan tatapan tak percaya.
"Selamat ya singa, akhirnya ultah juga lo" ucap aldo mengambur sampah yang mulai tadi di sapunya.
Ingin rasanya nisa memukul aldo dengan sapu namun niatnya diurungkan karena sekarang dirinya sedang berbahgia, apalagi saat ini ada arya di dekatnya.
"Happy birthday yah, semoga lo pinter, rajin belajar juga" ucap arya tersenyum. Nisa pun membalasnya dengan senyum semuringah.
Dengan bahagia nisa meniup lilin kue ultahnya, tak lupa wish dia ucapkan sebelum meniup lilinnya.
Arya pun memberikan doodle buatanya sebagai hadiah ultah. Dengan senang hati nisa menerimanya.
Keduanya berfoto bersama.
Karena bosan memfoto mereka berdua, ica pun menyuruh arya memegang kamera dan selfi bersama mengabadikan momen bahagia.
Terlihat di foto, arya dan nisa yang bersampingan paling depan, sementara di belakang ada rayhan, dan ica yang rangkul-rangkulan dengan mesra, sementara di samping ica dan rayhan ada aldo sang jomblo abadi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top