10
Betul kata pepatah kalau jodoh pasti gak bakal kemana, dimana ada arya disitu pula ada nisa.
Keduanya kini sedang asyik dengan kegiatan mereka masing-masing di dalam perpus. Nisa yang sibuk mengerjakan tugas dari guru kesayangannya yaitu bu nurul, sesekali melirik arya yang sedang tertidur pulas di hadapannya.
"Orang ganteng mah, gimana pun model tidurnya, pasti tetap ganteng" ucapnya saat memperhatikan arya.
"Gak usah liatin gue mulu, kerjain aja tugas lo" ucap arya disela tidurnya.
"Gue terciduk" gumam nisa.
"Siapa sih yang ngeliatin, kepedean" ucap nisa.
"Gimana lo sama kak radit?" Tanya arya bangkit dari tidurnya.
"Baik-baik aja, ternyata kak radit baik yah, perhatian lagi" ucap nisa tersenyum mengingat setiap perlakuan radit. Ada rasa kesal dihati arya saat mendengar nisa memuji cowo lain di hadapannya.
"Kakak putus sama ka lala?" Tanya nisa dengan hati-hati.
"Iya, kenapa?" Ucap arya dengan coolnya.
"Engga, saya nanya aja, pantesan kakak galau banget belakangan ini" ucap nisa.
Arya hanya diam tanpa satu kata pun.
"Kak, udah tau belum berita tentang ka lala?" Tanya nisa.
"Ga penting berita tentang dia" jawab arya jutek.
"Yaelah kaka ini, kapan sih juteknya hilang" ucap nisa kesal.
"Kak lala pacaran sama kak rafa" ucap nisa dan berhasil membuat arya terkejut menatapnya.
Tanpa kata-kata arya pergi meninggalkan nisa.
"Tuhkan, kebiasaan gue ditinggal mulu" gerutu nisa. Dia pun melanjutkan tugasnya.
***
Dibelakang sekolah..
"Lo pacaran sama kak rafa?" Tanya arya memastikan berita dari nisa.
"Iya" jawab lala singkat.
"Kita baru dua hari putus dan secepat itu lo dapat pengganti gue la?" Tanya arya tak percaya.
"Kenapa emang? Gak boleh gue move on dari lo?, kak rafa lebih perhatian sama gue ar, dia lebih ngerti gue, dia yang lebih sering nemenin gue dibanding lo" ucap lala.
"Oke, bahagia lo sama dia" ucap arya meninggalkan lala sendiri, ada banyak hal yang ingin diucapkannya namun bibirnya tidak mampu untuk bicara saat hatinya sakit menerima kenyataan.
***
Selesai mengumpul tugasnya ke bu nurul, nisa pun kembali ke kelasnya dengan gembira.
Brukkk
Seseorang menabraknya dari belakang dan berhasil membuatnya tersungkur ke depan.
Baru saja nisa mau mengeluarkan omelan maut dilihatnya orang yang menabrak dia sedang mengepal tangan dengan wajah merah.
"Loh kak arya?? Kenapa?" Tanya nisa bangkit dari jatuhnya.
"Kak?" Panggil nisa saat tak ada satupun jawaban keluar dari mulut arya.
"Kakak kenapa? Ada yang jailin kaka lebih dari saya ya?" Tanya nisa memperhatikan sekitar arya, namun tidak ada yang mencurigakan.
"Kek ngomong sama tembok saya mulai tadi gak dijawab-jawab" ucap nisa.
"Kak arya yang ganteng dan semampai, kenapa sih? Galau ya? Atau ada yang nagih hutang? Habis berantem? Tanya nisa yang tak henti-hentinya. Arya pun menatap orang yang mulai tadi tidak berhenti ngomong. Tanpa ba bi bu, arya menarik tangan nisa lalu memeluknya.
Dengan cepat nisa memberontak meminta lepas namun terhenti saat arya memohon padanya untuk diam sebentar saja.
Perlahan namun pasti nisa membalas pelukan arya dan menepuk punggung kakak kelas yang sudah seperti sahabatnya itu.
"Kalau ada apa-apa cerita aja, saya kan sering cerita sama kakak, masa kakak gak mau cerita sama saya, siapa tau saya bisa bantu" ucap nisa di sela pelukannya. Arya melepas pelukan tersebut lalu menatap nisa sebentar.
"Thanks yah" ucap arya tersenyum.
"Sama-sama kak, jangan sungkan kalau mau cerita, kita kan teman" ucap nisa.
Dia pun pergi meninggalkan arya yang dirasa sudah baikan dari pada tadi.
Di sepanjang koridor, nisa memegang dadanya yang terus saja berdetak dengan cepat. Dengan berlari kecil dia menuju ke kelasnya lalu bercerita apa yang baru saja dialaminya ke ica, sahabat setianya.
***
Semenjak hari itu, seperti permintaan nisa, arya sama sekali tidak sungkan bercerita masalah yang sedang dihadapinya. Sesekali nisa memberikan solusi namun ada kalanya nisa hanya mengatakan sabar saat dirinya pun bingung solusi apa yang tepat untuk kakak kelas yang paling dekat dengan dirinya itu.
Tak seperti arya yang dulu yang suka murung, arya yang sekarang justru lebih sering tersenyum dan kadang menjaili orang yang ada di dekatnya.
"Gue liat lo keknya bahagia bener dah" ucap aldi.
"Gue emang bahagia dari dulu, mata lo ae yang burem jadi kaga liat" ucap arya sibuk dengan gamenya.
"Anjir, tapi beneran goblok, lo jadi sering ketawa terus suka jailin gue, jangan-jangan lo suka ya sama gue ar" terka aldi. Spontan aldi menjauhi arya beberapa langkah.
"Kaga lah njir, gue masih normal, masih suka orang yang seksi, lo mah tepos apa yang bisa gue liat" ucapnya sambil melirik ke arah aldi.
"Anjir lo ar, untung temen, kaga galau lagi nih bro?" Tanya aldi.
"Kaga lah, cewe masih banyak kaga cuma dia" ucap arya dengan lantang. Sengaja agar dapat didengar oleh lala.
"Goblok lo ar, pergi noh dia" ucap aldi menunjuk lala.
"kaga ada urusannya sama gue" ucap arya menaruh hp nya dan fokus ke arah aldi.
"Gimana lo sama nisa?" Tanya aldi seketika. Mendengar nama nisa, arya tersenyum.
"Kaga gimana-gimana" ucap arya.
"Halah, lo naksir kan sama dia ?" Tanya aldi. Dengan cepat arya menggelengkan kepalanya.
"Gue cuma temenan sama dia bro" balas arya menepuk pundak aldi.
"Kaga usah bohong lo ar, gue kenal lo, lo naksir nisa cuma gak mau ngaku aja" ucap aldi.
"Serah lo dah" ucap arya lalu pergi meninggalkan kelasnya.
***
"Biasa kak radit ada disini nih kalau gak dikelasnya" ucap nisa. Dia pun jalan mendekati gedung di belakang sekolah.
"Nah kan ada" ucap nisa saat melihat kekasihnya sedang berdiri. Namun langkahnya terhenti saat melihat ada cewe lain yang mendekati radit. Cewe yang sangat dikenal oleh seluruh penjuru sekolah, siapa lagi kalau bukan arin.
Dengan manja arin memeluk badan tegap radit. Tanpa sungkan radit pun membalas pelukan arin tersebut.
"Udah lama nunggunya?" Tanya arin disela pelukannya.
"engga sayang" ucap radit dengan lembut mengelus rambut hitam arin.
Nisa hanya melihat pemandangan di depannya dengan air mata yang sudah membendung di kelopak matanya.
"Gak samperin nisa hm?" Tanya arin lagi.
"Ga ah, ntaran aja, mau sama kamu dulu" ucap radit mencubit pipi arin. Nisa pun memegang pipinya dan membayangkan radit yang sering mencubit pipinya kalau sudah gemas.
"Kapan kamu putusin nisa? Aku cape pacaran diam-diam sama kamu terus" ucap arin dengan wajah cemberutnya.
"Nanti ya sayang, kalau sekarang aku gak bisa" ucap radit. Dirinya tak bisa menolak kalau hati nya masih sayang dengan nisa. Namun karena nisa yang selalu menolak untuk di peluk, di ajak jalan atau hal-hal yang biasa di lakukan oleh orang pacaran, akhirnya radit memutuskan untuk selingkuh di belakang nisa.
"Ah kamu mah gitu" ucap arin marah. Dia pun memutar badannya ke samping tepat berhadapan dengan nisa yang kini sudah menangis.
"Nisa" ucap radit terkejut.
"Kita udahan aja sekarang" ucap nisa singkat. Baru saja dia berniat pergi namun tangannya ditahan oleh radit.
"Gak usah pegang-pegang gue lagi" ucap nisa menghempas tangan radit kasar.
"Ini yang lo bilang bakal setia hah ?!, lo yang bilang stay with me, tapi lo juga yang pergi dan lebih milih kak arin, iya gue tau gue emang bukan pacar yang bisa lo ajak buat ngelakuin hal kek orang pacaran lainnya, se enggaknya hargai perasaan gue kak, kalau lo emang lebih nyaman sama kak arin, bilang, kaga usah main belakang gini" marah nisa. Air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.
"Maapin gue nis, bukan maksud gue gini" ucap radit mencoba menjelaskan.
"Gak usah ngomong apa-apa lagi kalau cuma bullshit" ucap nisa.
"selamat, mulai hari ini kakak gak bakal sembunyi-sembunyi lagi sama kak radit" ucap nisa. Arin hanya terdiam.
"Nis maapin gue" ucap radit.
"Lo gak salah, thanks buat semuanya" ucap nisa. Sebelum pergi dia menitip radit ke arin agar dijaga dengan baik. Dengan air mata yang terus jatuh, nisa berjalan ke arah kelasnya.
Di jalan dia berpapasan dengan arya, tidak seperti biasanya nisa yang heboh saat bertemu arya, dia justru jalan tanpa melihat arya sedikit pun.
"Dia kenapa" gumam arya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top