° Three °

"Makanya, aku sudah bilang-sebaiknya benda itu dibuang saja, 'kan. Kau tidak mau dengar perkataanku, ini akibatnya."

Hari semakin larut, jam menunjukkan pukul sebelas malam. Namun, lantai teratas Wangshuu Inn masih ramai-meski sumber kebisingan itu hanyalah dua orang, Xiao dan (Name).

Lebih tepatnya, Xiao sibuk mengusap-usap punggung (Name) sebab dia sedari tadi memuntahkan isi perutnya setelah memakan almond tofu. Verr Goldet sudah membawakan beberapa obat perut dan anti mual untuk gadis itu, sementara Xiao yang tidak tega membiarkan pun memilih membantu.

Suasana menjadi lebih tenang setelah (Name) meminum obat. Xiao menghela napas berat, seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Sudah baikkan? Sana istirahat ke kamarmu."

"Uh-rasanya aku mau mengubur diriku sendiri karena sudah bertindak bodoh di hadapanmu, tuan Vigilant Yaksha." (Name) menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal dengan canggung. "Beruntung tuan Vigilant Yaksha tidak memakannya tadi ...."

"Rasanya benar-benar kacau! Manis dan gurih-sepertinya aku malah memasukkan tofu asli ketimbang memasukkan puding almond."

(Name) kemudian terkekeh-kekeh geli tanpa beban. "Yah, tapi aku tentu akan membuatkannya lagi untukmu, sesuai janjiku!"

"Tidak perlu. Apa kau bermaksud membunuhku-eh?" Xiao memicing tajam mendengar perkataan (Name). "Begini saja, aku menerima rasa terima kasihmu. Sekarang, kau sudah boleh pulang, tidak perlu repot-repot membuatkanku makanan sebagai tanda terima kasih."

"Benarkah? Bukankah kemarin tuan Vigilant Yaksha sendiri yang bilang yaksha tidak memerlukan simpati seperti ucapan terima kasih?"

Ah-Xiao ingat dia memang berkata demikian. Seketika, pemuda bermata emas itu menyesali dirinya yang sudah mengatakan hal yang tak perlu-di depan gadis keras kepala yang menyebalkan seperti (Name).

"Nah, benar, 'kan? Kalau begitu, jangan halangi aku. Aku berjanji almond tofu yang aku buatkan besok takkan gagal lagi seperti hari ini!" (Name) tersenyum percaya diri dan menepuk dadanya sendiri dengan bangga. "Percaya padaku, tuan Vigilant Yaksha!"

"Bisa berhenti panggilan aku Vigilant Yaksha? Terlalu panjang dan merepotkan," kata Xiao sesaat sebelum ia menghela napas malas.

(Name) memandang Xiao dengan berbinar-binar. "Oohh! Jadi kau mengizinkanku memanggilmu dengan nama saja? Suatu kehormatan bagiku! Berarti, aku boleh memanggilmu Alatus?! Aku pernah baca buku, katanya nama aslimu Alatus, 'kan~?"

Satu perkataan Xiao dibalas oleh (Name) dengan jawaban yang super antusias-Xiao tidak mengerti mengapa gadis itu sangat hiperaktif dan 'berisik'. Bagi Xiao yang sering menyendiri, bisa tahan berada di samping (Name) adalah sesuatu yang tak biasa.

"Ah, sepertinya tidak sopan kalau aku panggil Alatus saja. Bagaimana kalau tuan Alatus? Eh-terlalu biasa, ya. OHH! Bagaimana dengan jendral Alatus? Atau Baginda Alatus? Ehh, tidak-tidak. Mungkin Yang Mulia Alatus lebih bagus?"

(Name) sibuk memikirkan berbagai macam panggilan, membuat Xiao tak tahan dengan kebisingannya. Jika dibiarkan, Xiao yakin (Name) bahkan bisa menyebut seribu satu jenis nama panggilan untuknya.

"Cukup panggil aku Xiao."

(Name) langsung terdiam mendengar perkataan Xiao, ia kembali berbinar-binar kala pemuda itu menatapnya lurus. "Uwaaahh! Baiklah, kalau begitu, aku akan memanggilmu Xiao!"

"Hm."

"Ngomong-ngomong, namaku adalah (Name)!"

"Aku tidak bertanya, kok."

(Name) kembali merusuhi Xiao dengan nada bicaranya yang tetap ceria-meminta sang yaksha memanggil namanya. Malam itu diakhiri oleh Huai'an-suami Verr Goldet-yang memaksa (Name) kembali ke kamarnya, sebab tamu-tamu lain protes karena suara berisiknya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top