° One °
"Ehh-hilichurl macam apa ini?!"
Gadis itu mengayunkan pedangnya, memberikan satu serangan dengan telak pada hilichurl yang tampak berniat melemparinya dengan pyro slime. Hilichurl itu terpental sejauh beberapa langkah, tetapi hanya dalam sepersekian detik sang gadis kembali dikejutkan dengan serangan lanjutan dari hilichurl tersebut.
Bunga api dilemparkan oleh sang gadis, tepat mengenai kepala si hilichurl dan membakarnya. Sesaat setelah gadis itu tampak kegirangan-dengan mudahnya hilichurl itu bangkit.
"Whoaa .... benar-benar tidak biasa, biasanya aku pun mampu membasmi ruin guard dengan mudah-tetapi mengapa mereka kuat sekali?!"
Beberapa serangan kembali dilancarkan oleh gadis itu, ia sangat yakin ada banyak serangan telak yang mengenai bagian vital hilichurl-hilichurl itu, tetapi serangannya seakan-akan tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan-mereka menjadi semakin kuat seiring aura hitam semakin menguar dari tubuh mereka.
Satu pukulan dilancarkan dan mengenai gadis itu, membuat pedang yang ia genggam kuat-kuat pun terjatuh begitu saja.
Ia hendak melancarkan serangan kembali, tetapi-langkahnya terhenti ketika mendapati laki-laki misterius yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya, tangan kirinya ia rentangkan di depan gadis itu, memberi kode pada gadis itu untuk tetap diam di tempat. "Jangan maju, menjauhlah dari sini."
Gadis itu tampak keheranan-tetapi hatinya menyuruh untuk melakukan perintah laki-laki misterius itu. Ia berlari ke belakang, mengambil pedangnya yang terjatuh dan membuat jarak sejauh mungkin yang ia bisa.
Begitu memastikan gadis itu telah menjauh, sang Vigilant Yaksha mengenakan topeng nue miliknya dan menyebut satu kata, "Kiero!"
Dari kejauhan, gadis itu terpana memandang kehebatan sang laki-laki misterius, bersamaan dengan dirinya yang menyadari bahwa laki-laki itu adalah sang Vigilant Yaksha, salah satu dari lima yaksha yang dipanggil oleh Rex Lapis untuk melindungi Liyue.
Lompatannya yang tinggi, dilanjutkan dengan hantaman tombak yang mementalkan lawan dengan begitu mudahnya. Netra gadis itu berbinar terkagum-kagum, mulutnya menganga lebar menyiratkan terpesona.
Ia sejak tadi kesulitan membasmi hilichurl, tetapi sang yaksha mampu membasmi mereka hanya dalam hitungan detik. Ketika arena pertarungan sudah 'bersih' dan sang yaksha telah menyimpan kembali topeng nue miliknya, gadis itu memberanikan diri untuk menghampiri si Vigilant Yaksha sesaat sebelum laki-laki muda itu pergi.
"Tuan yaksha!"
Xiao-sang Vigilant Yaksha-menghentikan langkah ketika mendengar suara yang memanggil namanya. Ia membalikkan badannya, dan mendapati gadis yang tadi ia usir dari pertarungan itu. "Kau gadis yang tadi."
"Aku ingin berterimakasih padamu, tuan. Jika kau tidak datang-mungkin aku masih kesulitan melawan hilichurl tadi."
Netra emas milik Xiao memandang gadis itu dari atas ke bawah, kemudian ia melengos sebab enggan berbicara lebih lanjut pada gadis itu. "Hm, itu memang kewajibanku."
"Lain kali jangan gegabah untuk melawan mereka sendirian, aura hitam adalah pertanda bahwa mereka ternodai oleh roh jahat. Orang biasa sepertimu akan kesulitan melawannya."
(Name) adalah nama gadis itu, dan ia pun tertegun sejenak setelah Xiao berkata begitu. Namun-ia tidak merasa tertekan meski Xiao tampang sinis. Sebaliknya, ia malah semakin penasaran. "Maaf atas kecerobohanku. Apa yang harus kulakukan untuk berterimakasih?"
"Tidak perlu berterimakasih, yaksha tidak memerlukan simpati."
(Name) ditolak mentah-mentah, dan Xiao melangkah untuk melenggang pergi. Namun, (Name) menahannya dan berkata, "Anggap saja ini balas budiku."
"Tsk, sudah kubilang tidak perlu melakukan hal yang merepotkan seperti itu." Lagi-lagi, Xiao menolak (Name). Ia menghela napas kasar kala harus berhadapan dengan gadis 'menyebalkan' seperti (Name)
"Kumohon! Aku takkan hidup dengan tenang jika tidak berterimakasih padamu, tuan yaksha!" Namun, untuk kedua kalinya pula (Name) bersikeras untuk membalas budinya pada Xiao. "Bagaimana kalau kuberi mora?"
"Aku tidak butuh mora."
"Pakaian? Aku bisa membelikanmu baju yang lebih layak-"
"Pakaian yang kukenakan sudah cukup, pada dasarnya kami tidak tertarik dengan perkembangan fashion zaman sekarang."
"Senjata? Di kota Liyue, ada seorang pandai besi yang mampu membuatkan senjata untukmu.
"Pokoknya, tidak perlu. Primordial Jade Winged-Spear ini adalah senjata kebanggaanku."
"Oh, ayolah. Bagaimana kalau kubuatkan makanan, tuan yaksha? Apa yang kau mau?"
Xiao tertegun sesaat sebelum kembali menengadahkan kepalanya. Ia mendecak kecil, kemudian membalikkan badannya tanpa berniat menjawab pertanyaan (Name). Namun, langkahnya terhenti ketika (Name) menahan tangannya itu. Xiao kembali menggerutu, "Hei, kau ini keras kepala sekali, sih? Sudah kubilang, simpan saja balas budimu itu. Lepaskan aku, manusia!"
"Ugh-akan kulepas, asalkan kau mau menerima balas budiku. Makanan takkan merugikanmu, 'kan?" pinta (Name) dengan sedikit memaksa. "Ayo! Beritahu aku makanan yang kau sukai!"
Pada akhirnya, Xiao pun mengalah. Ia enggan memperpanjang perdebatan sepele mereka. Kemudian Xiao menepis tangan (Name) dan berucap dengan suara datar, "Almond tofu."
"Eh? Almond ... tofu?"
Tanpa berkata apa-apa lagi, Xiao menghilang dari tempat itu dalam sekejap mata, menyembunyikan rona merah samar di wajahnya. Meski malu mengakuinya, almond tofu adalah jenis makanan manusia yang disukai oleh Xiao.
Sejujurnya, (Name) cukup bingung-ia pikir, orang seperti Xiao takkan mungkin menyukai makanan penutup yang manis seperti itu. Dalam hati, (Name) sudah bersiap jika Xiao meminta makanan yang aneh-aneh, seperti tumis daging hilichurl atau sup oceanid.
Namun, makanan yang diinginkan Xiao lebih manusiawi dari yang ia kira. Siapa yang menyangka ... sang Vigilant Yaksha yang terkenal dingin dan tiada ampun itu menyukai almond tofu?
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top