17
Andrew mengetuk sepatunya beberapa kali diatas lantai, melirik arlojinya sesekali melihat kamar mandi yang terletak disudut kamar itu tak kunjung terbuka setelah beberapa menit. Terlihat sangat gelisah, ia duduk dipinggiran ranjang seraya melirik kekanan dan kiri.
Sebenarnya kamar ini tidak asing baginya, tapi entah mengapa malam ini terasa berbeda.
Suara air keran terdengar berhenti dikamar mandi, menandakan seseorang telah selesai dengan keperluannya didalam sana.
Daisy akhirnya keluar dari dalam kamar mandi, gelungan rambutnya ia buka menyebabkan rambut pirang bergelombang itu terurai hingga punggungnya.
Kedua mata Andrew memanas, Daisy sangat mengerti pemuda itu mulai bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini. Padahal ia masih mengenakan dress lengkap.
Daisy berhenti dihadapan Andrew yang masih terduduk, pria itu ingin berdiri namun jemari lentik Daisy menahannya dan ia kembali duduk mematuhi wanita itu.
Dress merah yang masih ia kenakan sedari pesta tadi memiliki belahan disebelah kirinya, Daisy menaikan kaki kirinya diatas paha Andrew.
Paha mulus dan kaki jenjang itu masih terbungkus stoking berenda berwarna hitam. Wajah cantik itu menatapnya tajam, Andrew yang berada dibawah Daisy, memberanikan dirinya untuk menyentuh kaki yang terlihat menantang untuk segera disentuh tersebut.
Tangan besarnya mulai membuka penutup kaki yang terasa mengganggu penglihatannya, perlahan kain berenda itu meluncur turun dari kulit mulus Daisy.
Setelah benda itu benar-benar terlepas, Andrew meraba setiap inci kulit mulus tanpa cela mulai dari betis hingga paha wanita itu. Bibir pria itu mulai menjalar dilutut dan paha Daisy, bulu-bulu halus dari rahangnya menggelitik Daisy membuat wanita itu menutup kedua matanya dan menghembuskan desahan kecil.
Damn...
Daisy mulai meracau, she likes Andrew. Pria itu terasa nikmat hanya dengan sentuhan tangan dikakinya. Belum lagi bibir manis itu mengecup pahanya beberapa kali hingga menimbulkan bunyi kecupan nyaring dikamar Daisy sementara ia meremas rambut Andrew.
Daisy cukup terkejut ketika satu tangan pria itu menyentuh miliknya dengan spontan.
Dengan sigap Daisy menyingkirkan tangan itu, membuat si pemiliknya menatapnya heran.
"Kenapa?"
"Kau terlalu agresif Andrew..." jawab Daisy, ia menarik kembali kakinya yang berada dipangkuan paha Andrew dan sedikit menjauh.
Menyadari pandangan pria itu mulai berubah, Andrew tergolong pria yang terlalu muda. Emosinya terlalu labil dan hasratnya begitu liar sehingga tidak dapat dikontrol.
Dengan gerakan tiba-tiba, pria itu menarik Daisy dan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Daisy sangat terkejut pria itu kini sudah berada diatasnya dengan gairah yang menggebu, Andrew mengecup leher jenjang Daisy, menahan kedua tangannya agar wanita itu tidak dapat bergerak banyak.
"Shit Andrew! Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Daisy mencoba memberontak, tapi tubuh Andrew yang dua kali lipat lebih besar dari tubuhnya membuatnya tak berkutik.
"Andrew lepaskan aku, apa yang kau lakukan?" Tapi Andrew tak bergeming, ia tetap pada melakukan kegiatannya seolah menulikan pendengarannya.
Nafas panas pria itu menjalar dilekuk leher Daisy, siapa bilang tak ada yang bisa mendominasi seorang Dominan? Well, kekuatan seseorang dapat melakukannya.
Daisy terus mengumpat kepada Andrew tanpa pria itu perduli, menekan perut ratanya. Tak ada kata patuh untuk kali ini, Andrew sudah sangat terbakar gairah hingga lupa bahwa yang ia perkosa malam ini adalah bosnya sendiri, tak perduli jika bibir wanita itu terus memaki dirinya dan mengancam akan memecatnya.
Karena Daisy adalah fantasi susungguhnya didalam pikiran Andrew setiap malam...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top