LN-EPILOG
Bukit dekat Danau
Sepasang kakak beradik sedang berpiknik dengan kedua orang tuanya. Saat itu si adik melihat seekor kelinci dan meminta untuk memelihara kelinci itu, "Boleh yah ma pa, aku janji akan mengurus dia."
Si kakak yang menjawab, "Bagaimana dengan keluarganya? Mereka pasti sedih kalau dia kita bawa, Jangan ya." Dia mengerti adiknya sangat menginginkan kelinci itu, tapi tidak baik memisahkan makhluk hidup dengan keluarganya.
"Ayo, lebih baik kita bermain bola." ajak si kakak. "aku ini perempuan kak, masa main bola?" protes si adik.
"Bilang saja takut kalah," goda si kakak sambil melempar bola itu pada adiknya.
"enak saja." Si adik melempar bola itu kembali ke kakaknya karena tangannya licin, bola itu lepas dan menggelinding ke bawah bukit.
Saat si kakak ingin mengambil bola itu dia menemukan seekor kucing hutan yang terkena jebakan, Dia ingin menolong kucing itu tapi malah dicakar, hingga tangannya berdarah. Kedua orang tua yang melihat anaknya dicakar oleh seekor kucing marah besar dan bermaksud membalas kucing itu. Namun dicegah oleh anak itu.
"Jangan pa ma, Dia hanya melindungi diri dari kita. Karena kita dan orang yang memasang perangkap itu sama-sama manusia. Aku tidak mau dia jadi membenci manusia karena kita ataupun orang yang memasang jebakan ini." Kedua orang tua itu terkejut dengan kata-kata anaknya. Terutama si adik juga terkejut mendengar perkataan kakaknya.
Saat pulang, si adik bertanya pada kakaknya. "memangnya tidak sakit kak?"
Tapi kakaknya menjawab, "Lebih sakit bila kucing itu tetap membenci manusia, Kita tidak tahu kapan tapi lain kali pasti kita memerlukan kucing itu." Jawab kakaknya.
"Tapi itu pasti meninggalkan bekas kak." Adiknya melihat perban pada tangan kakaknya.
"Biar saja jadi lambang kalau aku pernah berkata keren begini." Si kakak tertawa sehingga adiknya pun tertawa.
********
"Dia adalah musuh kita." simpul Billy. Aku tidak tahu kenapa dia bisa sesantai itu menyimpulkan hal itu. Yang jelas aku harus segera kembali.
Sebelumnya saja, Billy sudah ragu-ragu dengan kenyataan kalau Angel telah terlibat pasti Billy menjadi semakin goyah.
Kembali ke rumah milik Gregory sekaligus markas kami, Gregory memang lebih terlihat sebagai pemimpin dibandingkan Julia. Ini taktik kami agar musuh kami tidak mengincar Julia yang tidak memiliki skill bertarung dan lebih mengincar Gregory yang beremblem biru (Swordman).
Benar saja, saat aku kembali dan memasuki kamarnya dia duduk di jendela dekat tempat tidurnya, menghadap ke pemandang pagi Jakarta yang sibuk dengan raut wajah aneh.
"Tadi kau bilang, apa warna emblemnya?" Tanya Billy.
"Merah seperti milikku." jawabku.
"Dan kau tidak bertemu dengannya dalam ujian itu?" Billy nampak jenggah mungkin sedang mencerna fakta ini.
"Seingatku dia tidak ada dalam ujian itu, atau dia mengikuti ujian yang setelahnya?" jelasku.
"Seingatku hanya ada satu orang yang tidak kukenal saat ujian itu, karena dia mengenakan topeng. Tapi aku yakin dia lelaki." aku menambahkan.
"Jadi, bagaimana mungkin dia memiliki emblem merah?" Tanya Billy turun dari tempatnya duduk dan menanyakan kepada Shane hal yang membuat dia daritadi termenung.
"Lagipula memangnya di Amerika juga ada ujian macam ini?" lanjutnya.
"Tenang Bill, Shane kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi." Gregory yang mendengar keributan ikut masuk menengahi kami.
"Aku curiga ada yang menggunakan Angel sebagai umpan." Billy menjelaskan.
"Maksudmu?" Tanyaku.
"Ada orang yang membuat seolah Angel adalah pemilik emblem juga agar kelompok lain keluar dan mengejar Angel, karena kalau Angel adalah pemilik emblem dia tidak mungkin seceroboh itu untuk memamerkan emblem itu kemanapun dia pergi." Billy memaparkan pendapatnya.
"Tapi kau tahu sendiri kan Bill kalau emblem ini akan secara otomatis muncul di atas lapisan terluar tubuh? Saat kau memakai jaket dia ada di jaketmu, saat memakai kaus dia ada di kausmu, saat tidak memakai apapun dia menempel di kulitmu seperti tato jadi bukannya dia ceroboh tapi dia memang tidak bisa menutupinya." Jawab Gregory.
"Tapi kenapa kalian dan aku bisa?" sanggah Billy.
"Itu karena Julia, dia Analist kita. Dia yang mengijinkannya. Kau kira sudah berapa banyak orang yang tak punya kelompok diincar? itu alasan kita perlu menjaga Julia. Selain karena alasan ingatan kita akan dihapus, kemampuan menutupi emblem ini juga akan dihapus." Jelasku pada Billy.
"Kalau seperti itu kita harus menyelamatkan Angel." ucap Billy. Tumben sekali dia terburu-buru dan tidak terstruktur seperti ini. Ada apa dengan dia?
"Jangan terburu-buru Bill, Kau tahu dari awal ini adalah perangkap. Hanya orang bodoh yang tergesa-gesa yang sengaja menghampiri umpan yang sudah jelas-jelas perangkap." Ucapku.
Gregory lebih memilih tidak ikut campur dalam debat ini dia tau tidak sehat untuk ikut dalam perdebatanku dan Billy.
"Dia itu bukan umpan ataupun perangkap dia itu temanku. Kalian yang bukan siapa-siapa pasti tidak akan paham." Ucap Billy.
Suasana makin panas, terlihat Billy tetap ingin menyelamatkan Angel sedangkan Gregory dan Shane menahannya.
"Dari awal kalian memang tidak ada hubungan apapun dengan dia, makanya kalian tidak peduli." Billy menimpali.
plak... Pipi Billy di tampar oleh Shane. "Pikirkan dengan otak jeniusmu itu. Apakah kami akan diam saja melihatmu membahayakan dirimu? Lihat luka di tanganmu. Apakah kau ingat arti luka itu? Kau kira mendiang ayah dan ibu akan membiarkannya?"
Shane keluar dari kamar Billy meninggalkan Billy dan Gregory disana.
"Kau yang lebih tahu kalau kata-katamu tadi tidak layak diucapkan padanya, Bill." Gregory menepuk pundak Billy dua kali dan keluar dari pintu yang sama.
******
Pemakaman, saat terakhir kedua kakak beradik itu melihat orang tua mereka. Si adik masih tetap menangis bahkan setelah seminggu pemakaman ini dilaksanakan.
Saat itu si kakak tidak ingin ikut larut dalam kesedihan, adiknya sudah cukup bersedih jadi dia tidak boleh. Dia berusaha menghibur adiknya, namun gagal. Terakhir dia menunjukkan bekas lukanya.
"Ini bukan saat yang tepat untuk pamer luka itu, kak." Adiknya menangis.
"Iya aku tahu. Hanya saja mungkin hari ini lambang ini bukan lagi tentang kucing itu. Lambang ini untuk mengingatkanku untuk selalu menjaga orang-orang yang aku sayangi. Bukan cuma kucing yang bisa kujaga dengan tangan ini aku akan menjaga orang-orang yang kusayangi. Termasuk kamu yang sekarang adalah satu-satunya keluargaku. Jadi jangan menangis lagi Shane, ayah dan ibu pasti sudah tenang disana." Ucap sang kakak. Si Adik berpikir sejenak dia berusaha menahan sedihnya, "kalau begitu berjanjilah atas lambang itu kalau kau tidak akan membahayakan dirimu saat menolong orang lain termasuk aku. Karena saat menolong kucing itu kau bahkan tidak menghiraukan tanganmu yang terluka." si Adik menatap si kakak.
"Dan aku tidak mau memanggilmu dengan kakak. Kau adalah rivalku, lain kali aku yang akan menasehatimu ini adalah kekalahanku yang terakhir kali." ucap si adik.
"Iyap jadi jangan menangis lagi, Kalau kau menangis kau akan selalu kalah dariku." Billy tersenyum pada Shane.
*****
"iya, aku telah berjanji untuk melindungi orang yang kusayangi termasuk dia tanpa membahayakan diriku. Tapi bagaimana dengan Angel?" gumam Billy memeluk lututnya di sebelah kasurnya.
Pintu kembali terbuka, Billy melirik ke arah pintu itu. "kau, Apa kau juga ingin menasehatiku?" tanya Billy.
"Kau lebih tau kalau aku tidak mungkin bisa menasehatimu." Ucap Julia duduk di sebelah Billy.
"Dulu saat kau menyelamatkan aku dari para begundal, kau bilang hidup itu adalah siklus. Awalnya aku tidak percaya karena setelah kau tolong keesokan harinya aku kembali dikerjai." Julia tertawa.
"Tapi sekarang aku percaya, Karena dulu kau yang selalu punya kata2 sok keren untuk semua orang dan sekarang malah kau yang kehilangan arah. Tapi tak apa semua orang pasti pernah tersesat untuk itu kau butuh orang untuk berjalan bersamamu agar saat kau tersesat, kau bersama mereka." Julia tersenyum.
"Aku tidak kesini untuk menasehatimu. Karena dari dulu kau selalu lebih pintar dariku jadi tak mungkin aku mengajarimu apa yang harus kau lakukan. Aku kesini untuk menemani kalian, aku memang tidak sekuat Gregory dan Shane, Aku juga tidak sepintarmu. Tapi aku adalah Analist kalian, saat kalian membutuhkanku tidak mungkin aku meninggalkan kalian. Kau bukan cuma anggota, kita semua disini adalah teman Bill. Seperti kau yang ingin menyelamatkan Angel, kami juga ingin menyelamatkanmu." Julia lagi lagi tersenyum.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" Tanya Billy.
"Bolehkah aku tetap memanggilmu dengan Lilian?" lanjutnya.
"Nama itu? yah, kau boleh memanggilku dengan nama itu." Ucap Julia meninggalkan Billy dari pintu yang sama dengan Gregory dan Shane.
"Terima kasih, Lilian." Gumam Billy
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top