14| Manifestasi Rupa
Sang anak dijangkiti seutas memoar
Ditikam siluet kelam nan memar
Merindu dalam nada - nada samar
Terpojok di sudut gelap kamar
Bercengkrama dengan nestapa,
Dalam bayang-bayang wujud jelita
Selagi sukma berteriak dan meronta
Diicengkeram, disayat belati hampa
Diliriknya kembali masa lalu
Melayang di antara kepingan lagu
Yang s'lalu dinandungkan untuknya
Begitu dirinya takkan diratap sendu
Pada kebisuan mindanya berkata:
"Kecupan hangatmu, bidadari,
Ranum di wajah, berdesir di hati,
Mengurai kenangan tiada berarti
Tentang lenyapnya jiwa ragawi."
"Bintik - bintik gelisah dan gundah
Kembali kambuh menguar pedih,
Dilanda perisai tangis yang pecah
Maka daku hanya bisa berpasrah."
"Kulepas dirimu, selamat jalan!
Janjiku aga tetap tegar
Takkan dihantui gentar
Sebab jalan masih panjang, maka:
'Kan 'ku banting tulang, merajut asa,
Demi berusaha untuk tetap bahagia."
"Selamat jalan, pelita!
Selamat jalan, lentera!
Sampaikan salamku pada
Pemilik Bintang Kejora.
Kuucapkan selamat jalan
Padamu, wahai ibunda!."
[Banyuwangi, 16 April 2016]
[Direvisi di Banyuwangi, 01 Januari 2018]
====================
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top