Chapter 9
DEG
Jantung Vania seketika berhenti mendengar kata yang baru saja terucap dari mulut Pak Zein
"G-gak mungkin, Pa-pak Zein bohong kan?" tanya Vania dengan mata berkaca-kaca
"Pak Zein gak bohong Vania, ini emang kenyataan" ujar Kayla yang mencoba menenangkan Vania
"Ba-bagaimana kau bisa tahu?" -Vania
Kayla dan Farel saling memandang satu sama lain sebentar
"Ja-jadi begini.." -Farel
Flashback
Saat ini Farel dan Kayla tengah mengobrol ria didepan gerbang sekolah sambil menunggu Vania
Namun tiba-tiba mereka langsung diam oleh kedatangan mobil Vania dengan rem yang sangat mendadak
Kayla dan Farel yang melihat itu langsung menghampiri mobil tersebut diikuti dengan Pak Zein yang membuka kaca mobilnya
"Apa Non Vania sudah keluar?" -Pak Zein
"Belum pak, memang ada apa ya kok anda kelihatan gelisah" -Farel
"Bagaimana tidak gelisah, ini menyangkut tentang nenek Non Vania" -Pak Zein
"Wah nenek Vania ya, aku sangat tidak sabar bertemu dengannya" -Kayla
"Oh ya?" -Pak Zein
Kayla mengangguk semangat "Vania bilang bahwa masakan neneknya sangat enak, dan neneknya juga sangat lembut dan penyayang"
Pak Zein tersenyum sendu "Ya.. nenek Non Vania memang sangat lembut dan penyayang, apalagi pada dirinya.."
"Tapi sayang sekali.."
Kayla dan Farel terlihat menunggu hal yang akan dikatakan Pak Zein
"Nenek Non Vania sudah tiada saat ditemukan tergeletak di depan pintu rumah" -Pak Zein
Kayla langsung menutup mulut dengan mata terbelalak, begitu juga dengan Farel
"Ti-tidak mungkin, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Vania saat mengetahui hal ini" -Kayla
"Karna itulah, Non Vania sangat menyayangi neneknya.. bisa dibilang Vania sangat dekat dengan neneknya" -Pak Zein
End flashback
"Tidak mungkin, kalian pasti bohong!!" Vania segera keluar dari mobil dan langsung berlari kedalam rumah sang nenek
"Vania tunggu!" Kayla diikuti Farel segera mungkin berlari menyusul Vania
Seakan tidak peduli dengan orang-orang yang ditabraknya, Vania terus berlari menuju kamar neneknya
DEG
Lagi...
Vania berharap ini semua adalah mimpi, Vania berharap agar ia segera bangun dari mimpi yang sangat mengerikan ini
Tanpa sadar, Devita tidak sengaja mengalihkan pandangan yang secara kebetulan menuju ke arah Vania yang tengah berdiri termenung dengan ekspresi yang shock
Devita yang melihat itu langsung bangun dan menghampiri Vania "Va-Vania sayang?"
Perkataan Devita seakan angin lalu bagi Vania, gadis itu terus melangkah pelan ke ranjang sang nenek dengan tatapan kosong
BRUK
Vania langsung jatuh terduduk tepat di depan ranjang neneknya sehingga membuat Devita langsung menghampiri gadis itu
"Nek, nenek bangun dong.. Vania bawa temen nih buat cobain masakan nenek, masa nenek tega biarin Vania kelaparan setelah pulang sekolah" -Vania
Devita menutup mulut agar isak tangisnya tidak terdengar, hatinya terasa perih saat melihat anaknya itu
Bahkan Kayla dan Farel yang dari tadi hanya memperhatikan pun ikut mati-matian menahan tangis mereka saat melihat Vania
Vania menggenggam tangan sang nenek sambil menunduk dalam dan menggigit bibirnya sampai mengeluarkan darah
"Hiks... NENEK!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriakan pilu Vania sontak membuat Devita langsung memeluk gadis itu
"NENEK JAHAT!! KENAPA NENEK TINGGALIN VANIA?! NENEK UDAH GAK SAYANG SAMA VANIA?!" teriak Vania diiringi isaknya
"Jangan bilang gitu Vania sayang, nenek sayang kok sama Vania, hanya saja tuhan lebih sayang sama nenek, karna itu nenek pergi lebih dulu" jawab Devita berusaha menenangkan Vania
"Hiks,, TAPI KENAPA?! KENAPA TUHAN HARUS IKUT MENGAMBIL NENEK JUGA?! APA TUHAN GAK PUAS AMBIL KAKEK SAMPAI HARUS AMBIL NENEK?!" -Vania
Skip.. selesai memakamkan neneknya
Vania kini tengah duduk termenung dengan mata yang sembab
'Kenapa?'
Siapa sangka kalau tadi pagi adalah terakhir kalinya Vania berbicara dengan si nenek
Tolong, jika ini mimpi tolong bangunkan dia..
Tolong katakan bahwa saat ini neneknya masih sibuk memasak sarapan untuk gadis itu..
Tolong katakan kalau ini semua hanyalah mimpi buruk..
Saat sedang asik termenung dengan pikirannya, tiba-tiba Aditya menanyakan hal yang mungkin bisa dibilang aneh
"Berapa nilai mu tadi disekolah?" -Aditya
Vania menatap Aditya sekilas lalu mengambil kertas ulangan dari tasnya
Ia menyerahkan kertas itu pada Aditya dengan ragu
Setelah melihat nilai yang tertera pada ulangan itu..
PLAK!!
Vania malah mendapat tamparan yang begitu keras sampai membuat darah keluar dari ujung mulutnya
"DASAR ANAK KURANG AJAR!! PERCUMA PAPA CARIIN UANG BUAT SEKOLAH KAMU KALAU KAMU SAJA TIDAK BECUS SEKOLAH!!" -Aditya
"Ta-tapi papa.."
Tiba-tiba Devita datang menghampiri Aditya dan Vania "Ada apa ini?! Harusnya kamu bisa tahu kalau Vania lagi sedih!"
"Sekarang jelasin aku gimana caranya aku gak marah lihat nilai ulangan ini?!" Aditya langsung menunjukkan kertas itu pada Devita
Devita yang melihat itu tentu saja terkejut dan langsung menatap dingin Vania
"Vania, masuk kamar sekarang! Jangan keluar sebelum kamu selesai belajar" -Devita
Vania berdiri dari duduknya dan berjalan pelan dengan kepala yang tertunduk ke arah kamarnya
Setelah sampai, Vania langsung menutup pintu kamar dengan keras
BRAK!
Entah kenapa kenangan dan suara sang nenek sampai sekarang masih menghantui pikirannya
Hal itu sukses membuat Vania frustasi dan semakin deras mengeluarkan air mata
Vania segera meraih cutter yang berada di atas meja dan langsung menyayat kedua tangan sampai siku
Belum sampai disitu, Vania memukul tembok dengan keras sehingga kedua tangannya semakin banyak mengeluarkan darah
Seakan belum puas, Vania membenturkan kepalanya ke tembok berkali-kali dan memukuli dirinya sendiri
BRUK
Vania langsung jatuh tergeletak dilantai, tatapan mata gadis itu kosong seakan tidak ada cahaya disana
"Ne-nenek.."
Perlahan pengelihatan Vania mulai gelap dan pada akhirnya gadis itu benar-benar pingsan dengan keadaan yang kacau
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Gak tahu mao bilang apa-
See you in next chapter-!
Don't forget to voment minna ttebara
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top