Chapter 2
Vania pov
Sinar matahari yang menyilaukan menerobos jendela dan membangunkan ku pagi ini, dengan malas aku merangkak turun dari ranjang dan membuka jendela
Diluar sana burung-burung ramai berkicau. Tubuhku benar benar terasa lemas
Ah iya, aku baru ingat kalau kemarin aku meminum obat itu lagi
End Vania pov
Vania tertawa miris mengingat kalau dia adalah anak dari keluarga ini
Untuk apa tinggal dan menjadi bagian dari keluarga kalau dirinya saja tidak dianggap?
Apakah ayah dan ibunya pantas disebut sebagai orang tua? Orang tua mana yang mengabaikan anak satu dengan anak yang lain?
Sang ibu yang selalu membandingkan dirinya dengan anak lain yang merupakan teman ibunya
Dan sang ayah yang selalu beralasan sibuk saat dia ingin mengobrol padahal selalu bermain dengan adiknya
Daripada memikirkan semua itu, Vania memutuskan untuk segera mandi dan berangkat sekolah
Skip
Setibanya diruang makan, Vania sama sekali tidak melihat ayah dan ibunya
Tapi hal itu sudah biasa baginya
Iya sudah biasa kalau orang tuanya selalu sarapan lebih dulu dengan Velia
Dan berakhirlah dengan Vania yang hanya sarapan seorang diri
Vania langsung mendudukkan diri dikursi dan mulai memakan sarapannya dengan tenang
Setelah selesai, Vania meminum susunya dan pamit berangkat ke sekolah
"Vania berangkat ya bi"
"Hati hati non.."
Vania langsung keluar rumah dan masuk ke mobil yang sudah berada didepan gerbang rumahnya
"Sudah siap non?"
"Udah pak, berangkat sekarang ya"
Supir langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang
Selama perjalanan Vania hanya diam sambil menatap keluar jendela
Kadang tanpa sadar, air mata menetes dari kelopak matanya
Vania menatap kosong saat melihat seorang anak dengan seragam sekolah yang naik motor membonceng ayahnya
'Aku juga mau diantar ayah berangkat sekolah'
Setelah beberapa menit, akhirnya Vania sampai disekolah
Vania menghela nafas panjang sebelum masuk ke sekolah.. berharap ini bukan hari yang buruk
Vania berjalan santai dilorong sekolah sambil sesekali bersenandung kecil
Tiba tiba Vania tersandung dan langsung jatuh ke lantai dengan keras
"Hahahaha gitu doang langsung jatuh"
"Lemah banget sih!"
Ternyata salah satu dari anak perempuan itu dengan sengaja menyandung Vania dan mendorongnya sampai jatuh
Belum sampai disitu, ia langsung menginjak punggung Vania dan menekannya
"A-akh sa-sakit"
Tidak ada satupun murid disitu yang mendekati Vania untuk menolongnya
Sebenarnya mereka kasihan, tapi mereka tidak berani mendekati geng pembully yang sudah terkenal seantero sekolah
Mereka adalah Chelsea, Felicia, Raisa, Olivia, dan Kamila
Jika kalian berfikir hanya 5 orang maka jawaban kalian salah besar
Mereka berjumlah 10 orang dengan 5 orang tambahan laki laki
Raisa berjongkok dan mencengkeram dagu Vania, mendongakkan kepala gadis itu
Raisa menatap Vania sinis dengan senyum miring
"Lebih baik kamu terbiasa dengan ini, karna apa teman teman?" -Raisa
"Kami akan membully mu setiap hari hahahaha" jawab keempat temannya dengan kompak
Vania menutup mata menahan sakit yang luar biasa
Raisa melepaskan cengkraman pada dagu Vania dengan kasar sehingga membuat kepala gadis itu terbentur lantai
Belum sampai disitu, Felicia langsung menjambak rambutnya sehingga membuat kepala Vania terangkat
Vania meringis pelan saat rambutnya dijambak hingga beberapa helai tercabut
Mereka menikmati menyiksa Vania sampai teriakan lantang memberhentikan aksi keempat gadis setan itu
//Ditampol
"HEI KALIAN!!"
Mereka yang tersentak langsung menoleh kearah suara tersebut
Di depan sana terdapat 2 orang anak laki laki dan perempuan yang tengah menatap mereka datar tapi tajam
"Cih.." -Kamila
"Kalian benar benar mengganggu" -Chelsea
"Mengganggu membully orang lain maksudmu? Tsk, memalukan!"
"JAGA BICARAMU!!" -Olivia
"Emang bener kan? Kalian itu manusia atau bukan sih?"
"Mereka emang manusia kak, tapi berhati setan"
Kamila yang kesal langsung maju kedepan mereka dan menatap sinis
"Gak usah ikut campur deh, atau kalian juga bakal kayak anak itu" Kamila menunjuk Vania
"Kamu pikir aku takut? Sorry ya, ancamanmu itu gak ngaruh"
"Cepet kalian pergi sebelum kulaporin kepsek"
Kamila terkekeh geli mendengar hal itu
"Emang kalian pikir kalian punya buktinya?"
Anak laki laki itu tersenyum miring dan langsung menunjukkan video dari hpnya yang berisi aksi pembullyan Vania
Kamila langsung terkejut dengan mata yang terbelalak melihat rekaman tersebut
Kamila berusaha merebut hpnya tapi anak laki laki itu dengan gesit langsung mengangkat tinggi hpnya
"Cepat hapus rekaman itu!"
"Gak akan karna ini bakal ku tunjukin ke kepsek"
Kamila mendecih sebal dan langsung menghampiri the geng:v
"Cabut guys" -Kamila
"Lah kok gitu? Aku belum puas mila" -Olivia
"Dia punya rekaman pembullyan kita dan bakal ditunjukin kepsek kalo kita gak berhenti" -Kamila
"Sialan.." -Felicia
"Dah deh pergi aja, toh masih ada banyak hari buat nyiksa ni anak" -Chelsea
Mereka langsung pergi melangkahkan kakinya dari situ
Sementara Vania dapat bernafas lega karna kini dia bebas walaupun hanya sebentar
Vania mencoba untuk bangun tetapi gagal karna badannya terlalu lemas dan rasa nyeri dikepalanya
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang terulur seolah ingin membantunya
Vania menerima tangan itu dengan ragu dan mencoba untuk bangun walaupun susah
"Kamu gak papa kan?"
"I-iya, terimakasih udah nolongin aku" -Vania
"Oh iya namaku Kayla dan ini kakakku Farel"
"Kalian kembar ya?" -Vania
"Yap, kembar beda kelamin" -Farel
"Em, tapi kenapa Kayla memanggil mu kakak?" -Vania
"Salahkan saja dia yang memaksaku untuk memanggilnya seperti itu, benar benar kakak menyebalkan" -Kayla
Farel langsung menjitak kepala adiknya yang asal ceplas ceplos itu
"Dasar tidak sopan" -Farel
"Bodoamat!"
"Mimpi apa aku sampai punya kembaran semenyebalkan dirimu" -Farel
"Kenapa tanya aku? Tanya aja sana sama yang diatas" -Kayla
Vania sedikit terkekeh mendengar pertengkaran 2 kembaran itu
Tiba-tiba saja Kayla langsung menggenggam kedua tangan Vania yang tentu saja membuat gadis itu terkejut
"Aku tidak mau tahu, pokoknya mulai sekarang kita teman!" -Kayla
"Dan aku tidak menerima penolakan apapun" -Farel
DEG
Vania tersentak mendengar perkataan mutlak Kayla dan Varel
Selama ini, ia sama sekali tidak pernah mendengar kata itu
Karna ya selama ini Vania sama sekali tidak pernah memiliki teman
Sebenarnya ia punya, tapi hanya fake friends yang berteman dengannya karna ia termasuk dari keluarga kaya
Sungguh, Vania benar-benar terharu saat ada yang ingin berteman dengannya
Vania langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat
Tampak Kayla sangat senang dengan jawaban Vania
Lihat saja, dia langsung menerjang gadis itu dan memeluknya dengan erat
'Hangat..'
"Mulai sekarang, kemanapun kita harus bersama" -Farel
Vania dan Kayla mengangguk setuju dengan ucapan Farel
Langsung saja Kayla menarik tangan Vania ke kelas karna memang sudah bel
Siapa sangka ternyata mereka sekelas dan kebetulan saat hari pertama Vania sekolah mereka tidak berangkat
Saat dikelas Vania mendapat nilai sempurna diantara semua siswa
Tentu saja itu membuat beberapa siswa kagum sekaligus iri
Ya karna Vania baru bersekolah kemarin dan hari ini ia mendapat nilai sempurna dalam ulangan matematika
Skip istirahat~
Kayla dan Farel menghampiri meja gadis itu setelah semua siswa berhamburan keluar kelas
"Wah Vania hebat banget kamu bisa dapet nilai 100" -Farel
"Aku aja cuma dapet 70, habisnya susah banget sih" -Kayla
"Bukan masalah soalnya susah, tapi kamu aja yang males belajar -Farel
"Lah kok males sih Kayla?" -Vania
"Dia mah game terus setiap saat, kalau disuruh belajar beuh.. susahnya minta ampun" -Farel
"Hilih, emang nilai kakak berapa?" cibir Kayla
"95, apa? Mau protes apa lagi kamu?" -Farel
Kayla langsung kicep mendengar jawaban Farel
"Ehehe, dah lah yuk istirahat nanti keburu masuk lhoo" -Kayla
"Kalian duluan aja, aku mau ke toilet dulu" -Vania
"Mau aku antar?" -Kayla
"Gak usah, cuma sebentar doang kok" -Vania
"Ya udah, kalau gitu kita duluan ya" -Farel
Setelah Vania mengangguk Farel dan Kayla langsung pergi keluar kelas
Sementara itu, Vania juga ikut keluar kelas dengan berlari kearah toilet
Sesampainya di toilet~
Sebenarnya Vania hanya mau membersihkan tangannya yang sengaja ia sayat saat dalam kelas tadi
Kurang lebih kek gitu lah ya-
Namun saat Vania mau keluar, ia kembali dihadapkan dengan Chelsea dan teman temannya
Vania memasang wajah dingin, tak ada gunanya ia takut
Karna ia sudah tahu apa yang akan terjadi
"Belum puas membully ku?" -Vania
"Wah wah, sejak kapan anak ini pintar menebak?" -Felicia
Dengan tiba tiba Chelsea memasukkan wajah Vania dengan paksa ke wastafel yang penuh dengan air
Tentu saja itu membuat Vania terkejut, bahkan beberapa air sampai masuk ke mulut dan hidungnya
Setelah beberapa menit Chelsea masih tetap menahan kepala Vania sampai dia mulai kehabisan nafas
Vania berusaha mendongakkan kepalanya, namun tentu saja itu tidak dibiarkan oleh Chelsea
Dia mendorong kepala Vania menjadi lebih dalam masuk air
Vania menggerakkan tangannya tanda kalau dia sudah kehabisan nafas
"Hahahaha, aku seneng banget deh liat dia tersiksa kayak gitu" -Felicia
"Gila, udah kayak psikopat aja kamu tapi bener juga kamu Felicia" -Kamila
"Terusin Chelsea kalo perlu sekalian biar dia gak istirahat hahaha" -Olivia
Mereka terus seperti itu sampai tiba tiba mereka mendengar suara Kayla yang membuat mereka langsung menghentikan aksinya
"Sial, kenapa dia harus datang sih?" -Olivia
"Cepet pergi dari sini!" -Kamila
Mereka langsung pergi meninggalkan Vania yang sudah terduduk lemas
Vania mencoba bangun walaupun berkali-kali dia jatuh lagi
Setelah dirasa bisa berdiri, Vania berjalan tertatih-tatih sambil memegang tembok
Pandangannya terasa buram ditambah sakit luar biasa yang menghujam kepalanya
'Tak apa Vania, kamu pasti kuat'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Go-gomennasai kalo chapter ini gak jelas atau apa:(
Mungkin chapter kali ini cukup pendek-
Tapi biarlah, pasokan ide habis:'D
Okeh sampai jumpa di next chapter
Don't forget to voment minna ttebara
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top