Part 2

Oke kita lanjut lagi ya cerita si princess dan Prince nya 😁😁

Semoga kalian gak bosen dengan keluarga Bagaskara dan Kusuma 🤭🤭 karena mereka akan saling berkaitan disini 😊😊

Oke Cekidot semoga suka dengan part ini 😘😘

Happy Reading guys 😘😘

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Sepulang dari rumah keluarga Kusuma, Jasmin langsung memasuki kamar lalu membaringkan tubuhnya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, Vanessa sangat lelah terlebih Mamanya mengatakan untuk mempertimbangkan lagi untuk menikah dengan Bayu, membuat perasaan Vanessa resah takut sang Mama berubah pikiran.

"Aku harus bagaimana?," Tanya Vanessa pada dirinya sendiri, lalu dia pun memejamkan matanya, karena tubuhnya merasa sangat lelah setelah kuliah dan menemani Bayu belanja untuk Davian.

Saat Vanessa baru saja memejamkan matanya tiba-tiba suara ponselnya berbunyi, dia pun kembali membuka matanya dan mengambil ponsel di nakas samping tempat tidurnya, saat melihat nama yang tertera di ponselnya Vanessa pun langsung duduk di ranjang dan bersandar di kepala ranjang miliknya.

"Halo," Sapa Vanessa

"Halo Nes, udah mau tidur yah?," tanya Bayu disebrang sana.

"Iya Kak, baru mau tidur," Jawab Vanessa.

"Oh, kalau gitu besok aja deh ngobrolnya, sekarang kamu tidur aja, udah malem juga," ucap Bayu

"Emang mau ngomong apa kak?"

"Nggak terlalu penting, udah kamu tidur aja udah malem," ujar Bayu.

"Ya udah kalau gitu good night Kak, sampai jumpa besok," Sahut Vanessa.

"Night to hon, mimpi indah ya, aku tutup dulu ya tlpnnya," ucap Bayu.

"Iya Kak," Sahut Vanessa lalu akhirnya pembicaraan lewat tlpn pun terputus, Vanessa kembali menaruh ponselnya di nakas, lalu kembali berbaring dan kini entah kenapa perasaannya menjadi sangat gelisah sekarang.

"Semuanya akan baik-baik saja," Gumam Vanessa menenangkan dirinya sendiri, lalu dia pun kembali memejamkan matanya untuk segera beristirahat.

Sementara ditempat lain Bayu tengah menatap sebuah poto dengan seringaiannya.

"Aliza Safira nama yang bagus, sesuai dengan parasmu yang cantik, tunggu aku cantik, semoga mendapatkan mu segampang mendapatkan si gadis bodoh Vanessa," Ucapnya lalu tersenyum miring dia senang karena sebentar lagi balas dendam nya akan segera tercapai. Kini matanya pun terpejam dia mulai merasakan mengantuk setelah mendapatkan informasi dan poto-poto Aliza sahabat Vanessa dari orang suruhannya.

Sedangkan dikamarnya Vanessa belum bisa tidur dia terlihat gelisah meski beberapa kali mencoba tidur, tapi nihil entah kenapa dia masih saja gelisah.

"Ya Tuhan, ada apa dengan diriku ini?, tidak biasanya perasaanku seperti ini, gelisah, apa karena apa yang tadi Mama katakan, ah semoga Mama tidak merubah keputusannya, semoga semua yang aku rencanakan dengan Kak Gara berjalan lancar sesuai dengan harapan kami, dan kak Gara secepatnya melamarku, Tuhan bantu aku," Ujar Vanessa berusaha menangkan dirinya sendiri lagi dan setelah berbicara seperti itu akhirnya Vanessa pun kini bisa tertidur lelap tanpa merasakan gelisah lagi.

*****

Keesokan paginya panji mengirimi pesan yang mengatakan bahwa dia sudah menunggu di depan rumahnya, Vanessa yang memang sudah siap pun langsung bergegas untuk turun dan untuk segera menemui pujaan hatinya.

"Nessa sarapan dulu nak," panggil Jasmin yang melihat putrinya baru saja menuruni tangga.

"Nanti di kampus aja Mam, Nessa lagi buru-buru Kak Gara udah nungguin didepan soalnya," Sahut Vanessa yang langsung menemui Jasmin di ruang makan tengah menyiapkan menu sarapan untuk Suami dan putrinya.

"Kenapa gak surug masuk dulu aja Nes, kita sarapan sama-sama, lagian Bayu harus bisa mengambil hati Papamu kan kalau dia mau nikah sama kamu," Ujar Jasmin yang mulai kembali dirundung kegelisahan.

"Nanti pasti ada waktunya Mam, sekarang udah siang juga, Kak Gara kan harus ke kantor setelah nganter Nessa ke kampus, pergi dulu ya Mam, bilang sama Papa, kalau putri cantiknya sudah berangkat ke kampus duluan," ucap Vanessa pamit pada sang Mama, lalu mengecup pipi Jasmin kanan dan kiri dan kemudian mengecup punggung tangannya lalu pergi meninggalkan sang Mama dengan penuh keceriaan, sementara Jasmin masih menatap punggung putrinya yang mulai menghilang dari pintu ruang makan.

"Semoga hanya perasaanku saja," Gumam Jasmin.

"Kenapa Sayang?, pagi-pagi kok ngelamun, mana princess kita tadi kayaknya mas denger suara dia," Tanya Panji yang datang dan mengagetkannya yang sedikit melamun lalu menanyakan putrinya yang sangat disayanginya itu.

"Eh, gak kok cuma tadi sedikit kepikiran sesuatu aja, tadi Nessa pamit pergi lebih dulu mungkin ada kegiatan di kampusnya," jawab Jasmin lalu mengambilkan piring untuk suaminya.

"Oh, Jangan banyak pikiran sayang, kamu baru aja bisa berjalan, takutnya nanti malah menganggu terapimu yang sudah akan berhasil," ucap Panji lalu duduk dikursi meja makan ditempat biasa dia duduk.

"Iya mas Panji sayang, sekarang makan sarapannya kan harus ke rumah sakit pagi-pagi, semalam katanya ada jadwal Oprasi jam 09.00, ini udah jam 07.30 loh," ucap Jasmin yang memberikan sepiring nasi goreng dan air putih serta susu hangat.

"Iya Mama, temenin tapi," Sahut Panji dengan sedikit manja.

"Manja," ucap Jasmin tapi langsung duduk disamping suaminya dan menemaninya sarapan.

Sementara itu diluar gerbang rumah Bayu sudah menunggu sambil memainkan ponselnya, sampai-sampai tidak menyadari kalau Vanessa sudah berdiri disamping pintu mobil penumpang yang berada disamping pengemudi, lalu dia pun mengetuk kaca mobilnya, yang akhirnya membuat Bayu menoleh namun dengan muka datarnya.

"Masuk," ucap Bayu dengan membuka pintu disebelahnya.

Vanessa pun langsung masuk dan duduk disamping Bayu yang kini menatapnya dengan datar.

"Lama banget sih," Lanjutnya sambil mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Maaf kak, tadi aku ngomong dulu sama Mama," Jawab Vanessa lalu menundukan wajahnya, tidak ada jawaban dari Bayu, dan hanya ada keheningan saat mobil Bayu mulai melaju meninggalkan kediaman Vanessa.

"Kak Gara marah?," lanjutnya bertanya karena Bayu hanya diam tidak menjawab pertanyaannya. Membuat Vanessa kembali terdiam dan lebih memilih melihat jalanan dari balik kaca jendela mobil.

"Kamu udah sarapan?," tanya Bayu tiba-tiba setelah dari tadi diam seribu bahasa.

"Be-belum tapi nanti aku akan sarapan di kam-"

"Kita mampir ke Cafe yang bisa kita datangi, Jadwal kelasmu jam 09.00 kan?, ini baru jam 07.30 jadi masih ada banyak waktu," ujar Bayu namun tatapannya masih fokus kedepan Vanessa pun menoleh dan mengangguk.

"Tapi Kakak gak marah kan sama aku?," tanya Vanessa yang kini kembali menatap lurus kedepan.

"Mau apa nggak?," tanya balik Bayu tanpa menjawab pertanyaan Vanessa.

"Mau," jawab Vanessa dengan cepat meski dalam hatinya ada sedikit kekecewaan karena sikap Bayu yang kembali terasa dingin dan datar, meski gak seperti dulu tapi Vanessa tetap saja merasa ada yang mengganjal dalam hatinya.

Tanpa berbicara lagi Bayu pun akhirnya menuju ke Cafe tempat biasa dirinya dan Vanessa bertemu, setibanya di Cafe itu Bayu pun memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil diikuti Vanessa.

Tanpa Vanessa duga Aliza sahabatnya juga ada disana bersama seorang pria ntah siapa itu, yang pasti pria itu tidak kalah tampan dari Bayu.

"Iza," seru Vanessa dengan senyuman yang merekah karena melihat sahabatnya di tempat yang sama dengannya.

"Echa," sahut Aliza tak kalah hebohnya.

"Duduk sama Iza aja ya kak, mau kan?," tanya Vanessa meski takut-takut.

"Kalau gak mau, gak apa-apa kita cari tem-"

Tanpa diduga Bayu pun langsung duduk disamping Aliza, membuat Vanessa mengerjapkan matanya karena apa yang Bayu lakukan, namun selanjutnya Vanessa tersenyum lebar dan duduk disamping pria yang bersama Aliza sahabatnya.

"Kalian sudah pesan Za?," tanya Bayu dengan nada lembutnya.

"Sudah Kak, kalian pesan aja," ucap Aliza yang dijawab anggukan oleh Bayu, namun bukannya cemburu Vanessa malah terlihat senang melihat Bayu memperlakukan sahabatnya dengan baik tanpa curiga sedikit pun.

Waiters pun datang untuk menawarkan menu makanan lalu Bayu dan Vanessa pun memesan makanan untuk sarapan mereka.

"Oh iya kebaikan ini abang sepupuku Cha, namanya Sadewa panggil aja bang Dewa dan bang kenalkan ini sahabatku Vanessa Gladysa, terserah bang Dewa mau panggil siapa," ucap Aliza yang mengerti kode dari Vanessa namun tanpa memperkenalkan Bayu.

"Vanessa," ucap Vanessa sambil mengulurkan tangan pada Dewa.

"Sadewa Abara Mahendra panggil aja Dewa atau Bara terserah kamu," sahut Sadewa sambil menjabat tangan Vanessa.

"Cantik,"batinnya sambil tersenyum pada Vanessa.

"Udah jabatan tangannya, lama bener macam dilem aja nempel terus," ujar Bayu yang merasa tidak senang melihat Sadewa yang menatap penuh kekaguman pada Vanessa.

"Eh iya bang Dewa kebaikan ini tunangan Nessa, namanya Bayu Agara Kusuma, tapi Nessa manggilnya Kak Gara panggilan kesayangan soalnya," ucap Vanessa yang tersadar saat Bayu bersuara, lalu Vanessa pun mengenalkan Bayu pada Dewa dengan nama panggilan kesayangannya.

Melihat wajah Sadewa yang terlihat muram saat Vanessa mengenalkan dirinya sebagai tunangannya, membuat Bayu menyeringai puas seakan dia tengah memenangkan tender besar yang membuatnya senang.

Setelah keheningan melanda mereka, akhirnya suasana kembali mencair saat waiters membawakan pesanan mereka dan mereka semua pun makan bersama-sama.

"Za, abang harus langsung ke kantor Papa barusan kirim pesan katanya klien yang dari Singapore sudah datang, jadi Abang harus ke kantor sekarang, kamu naik taksi online aja ya, ini abang kasih buat bayar makanan dan taksinya," Ucap Sadewa sambil mengambil 5 lembar uang merahan dari dompetnya dan menyerahkannya pada Aliza.

"Siap Bos, ya udah hati-hati ya bang," sahut Aliza dengan senyuman merekah karena mendapatkan uang cuma-cuma dari sang Abang yang biasanya pelit itu.

"Iya bawel, sampai ketemu lagi dysa," ujar Sadewa dengan senyuman genitnya pada Vanessa lalu pergi meninggalkan Aliza dan Vanessa juga Bayu yang kini menatap tajam kearahnya, sedang Vanessa hanya tersenyum tipis saat ada yang memanggil dirinya dengan panggilan yang berbeda dari yang lain meski dia berharap Bayu lah yang memanggil nama lain dari namanya untuk menjadi nama panggilan kesayangan seperti dirinya yang kini memanggilnya Gara sebagi nama panggilan kesayangannya.

"Seneng dipanggil Dysa oleh pria lain?," tanya Bayu dengan nada dingin dan sedikit sinis. Entah kenapa Bayu seakan tidak rela ada pria yang mempunyai panggilan tersendiri untuk memanggil Vanessa.

Tidak tahu kah kalau Vanessa itu miliknya.

TBC

Hahaha gimana ceritanya?

Baru part kedua kayaknya Bayu udah dapet saingan deh 🤭🤭

Kayaknya ada yang mulai cembokur nih meski tanpa disadari sang empunya 😂😂

Habis ini apa yang akan dilakukan Bayu ya?, Penasaran gak guys? 😁😁

Yang udah penasaran sama Lanjutannya monggo mampir ke E-booknya 😁🤭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance#sad