Part 16
Meski peminatnya gak tau ada atau gak, tapi aku akan tetep share insyaallah sampai ending, dan bagi yang masih setia ngikutin cerita ini makasih ya sayang kalian 🥰😘
💔💔💔💔💔
Ceklek
Pintu pun terbuka dan alangkah terkejutnya Vanessa melihat apa yang terjadi didalam ruangan itu.
Prang
Cangkir yang berisi minuman coklat panas yang Vanessa bawa pun jatuh dan pecah.
"Ka-kalian apa yang kalian lakukan," cicit Vanessa dengan air mata yang kembali mengalir dipipinya, dia samgat terkejut melihat suaminya tengah bercumbu dengan wanita lain.
"Seperti yang kau lihat, kami saling mencintai dan kami sedang melepaskan rasa rindu kami," ucap Bayu dengan sambil membelai rambut wanita yang kini tengah duduk di pangkuannya.
Vanessa yang mendengar jawaban Bayu tanpa rasa bersalah itu pun jatuh terduduk dilantai di depan pintu ruang kerja.
"Kalau kalian saling mencintai kenapa kalian tidak menikah saja, kenapa mas Bayu malah meyakinkan aku untuk menikah, kenapa mas?, salah aku apa mas Bayu," ucap Vanessa dengan tangisan pilu.
"Salahmu adalah mencintaiku dan menganggu kehidupan ternyamanku itu salahmu, andai saja kau tidak masuk dalam kehidupanku, ini semua tidak akan terjadi. Dengan air mata yang terus mengalir dipipinya Vanessa pun menatap Wajah datar Bayu namun kali ini Karisna sudah beranjak dari pangkuan Bayu sehingga Vanessa bisa melihat wajah datar Bayu saat mengatakan perkataan yang mampu membuat hati Vanessa kembali hancur.
"Maaf," cicit Vanessa saat mendengar perkataan Bayu yang ternyata disini Vanessa lah yang bersalah, lalu tanpa diduga Vanessa pun mengambil serpihan cangkir yang pecah, karena merasa jadi beban suaminya Vanessa yang sudah tidak tahan pun tanpa membuang waktu langsung menggoreng nadinya, membuat Bayu terbelalak karena tindakan tidak terduga Vanessa.
"Vanessa apa yang kau lakukan gadis bodoh," teriak Bayu yang kini berlari menghampiri Vanessa yang sudah tergeletak dilantai, dengan darah yang mengalir dari tangannya.
"A-aku ha-hanya tidak ingin jadi pengganggu kenyamanan kehidupan kakak, jadi hanya dengan aku mati ka-kak Gara bisa terbebas dariku, da-dan bisa me-menikah dengan perempuan yang kak Gara cintai," ucap Vanessa dengan terbata-bata.
"Tapi tidak seperti ini caranya dasar gadis bodoh, ini hanya akan membuatku semakin sulit saja," ucap Bayu sambil mencoba menghentikan darah yang mengalir dari tangan Vanessa.
"I-ini le-lebih baik." Setelah bicara seperti itu Vanessa pun tersenyum lalu menutup matanya.
"Bawa kerumah sakit saja Bay," saran Karisna dengan panik, Bayu pun segera membopong tubuh mungil Vanessa ala bridal style, dia pun langsung membawa Vanessa kerumah sakit terdekat tentu saja Karisna pun ikut, karena dia pun terlihat khawatir dengan apa yang terjadi pada Vanessa.
Setibanya di rumah sakit Vanessa pun segera ditangani oleh dua dokter sekaligus, karena Bayu lah yang memerintahkannya.
"Bagaimana keadaannya dok?," tanya Bayu yang kini terlihat khawatir.
"Syukurlah anda membawanya dengan cepat, andai saja telat sedikit saja mungkin adik anda tidak akan tertolong," ucap sang dokter, mendengar dokter mengatakan kata adik, karena mungkin dokter itu mengira Vanessa pasiennya itu adalah adiknya dari pria yang membawanya.
"Dia istriku dokter bukan adikku," protes Bayu, yang tidak terima saat dokter berkata seperti itu.
Karisna hanya terdiam mendengar apa yang Bayu ucapkan, dia menjadi heran dengan sikap Bayu yang sedikit plin plan.
"Oh, maaf kan saya tuan, saya kira pasien didalam itu adik anda Karena dia masih sangat muda, maafkan saya atas ketidak sopanan saya," ucap sang dokter lalu menatap Karisna yang dia kira adalah istri dari Bayu.
"Oke saya maafkan, lalu bagaimana apa dia sudah bisa dipindahkan keruang rawat inap?," tanya Bayu yang merasa lega karena Vanessa bisa tertolong.
"Bisa, anda akan memakai ruang rawa-"
"VIP," sahut Bayu memotong ucapan sang dokter.
Dokter itu pun mengangguk dan memanggil suster untuk mempersiapkan ruang VIP untuk pasiennya.
"Baik kalau begitu silahkan anda mengurus administrasinya terlebih dahulu," ucap sang dokter, Bayu pun mengangguk dan meminta tolong Karisna untuk ikut menemani Vanessa yang akan dibawa keruang rawat inapnya. Sedangkan Bayu mengurus administrasi terlebih dahulu.
Kini Bayu dan Karisna pun masih menunggu Vanessa sadar, mereka pun hanya terdiam tanpa berbicara sedikit pun, mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Kamu gak ngabarin keluarga kamu atau keluarga Vanessa?," tanya Karisna yang kini menatap Vanessa yang masih belum sadarkan diri.
"Gak bisa gawat kalau mereka sampai tahu Ris, aku malas memberikan penjelasan pada keluargaku atau keluarganya," jawab Bayu yang ikut menatap Vanessa.
"Seperti dia benar-benar sangat mencintai kamu Bay," ucap Karisna.
"Aku tidak peduli dia bisanya hanya menyusahkan ku saja,' sahut Bayu.
"Benarkah?, lalu kenapa mas Bayu tidak membiarkan aku mati saja, kenapa malah menyelamatkan nyawaku," ucap Vanessa yang lagi-lagi harus mendengar kata-kata menyakitkan disaat dia membuka matanya, lalu Bayu dan Karisna pun menoleh dan melihat Vanessa tengah mencoba melepaskan jarum infus yang tertancap disebelah tangannya yang tidak terluka.
"Shitt!!, Apa yg kau lakukan bodoh," sentak Bayu lalu menghampiri Vanessa yang sebentar lagi akan melepaskan infusannya itu.
Bayu pun langsung mencekal tangan yang berusaha mencabut infusannya, dengan menatap Vanessa dengan tajam.
"Lepaskan mas, biarkan aku mati saja agar tidak menjadi bebanmu dan yang lainnya, lepaskan!!"
Vanessa terus memberontak, Bayu pun menekan tombol yang berada disebelah brankar Vanessa untuk memanggil dokter yang tadi menangani Vanessa, Karisna hanya terdiam dia hanya memperhatikan Bayu yang terlihat begitu panik saat Vanessa ingin melepaskan infusannya, dia pun yakin bahwa pria itu sebenarnya sangat mencintai Vanessa hanya cintanya masih tertutup oleh egonya dan mungkin dendamnya.
Tidak butuh waktu lama dokter pun masuk keruang rawat inap Vanessa, sang dokter pun langsung menghampiri Vanessa yang sedang meronta dalam dekapan Bayu.
"Ada apa?," Tanya sang dokter yang kini tengah berdiri di samping Vanessa dan Bayu.
"Dia bikin ulah dok, berikan dia suntikan obat penenang dok, dan tolong benarkan lagi infusnya lihat lah tangannya berdarah karena jarum infusnya terlepas," ucap Bayu dengan wajah khawatir meski Bayu berusaha membantah tapi dari raut wajahnya terlihat bahwa Bayu mencemaskan gadis kecil itu.
Sementara Vanessa yang mendengar kata obat penenang pun menolak dan memohon agar tidak diberikan suntikan itu, namun karena paksaan Bayu akhirnya sang dokter pun menurut namun dengan dosis rendah, setelah Vanessa kembali tenang dokter itu pun kembali memperbaiki infusan yang sudah akan terlepas dari tangan Vanessa, setelah selesai dokter pun pamit dan menyarankan agar tidak membuat Vanessa stres dan agar Bayu membiarkannya untuk beristirahat, Bayu pun mengangguk seolah setuju, dan akhirnya dokter dan suster itu keluar dari ruang rawat Vanessa.
"Sebaiknya kita batalkan saja rencanamu untuk menyakiti Vanessa, dia hanya gadis polos yang mungkin begitu mencintaimu Bay," ucap Karisna saat melihat Bayu yang masih terdiam di samping brankar Vanessa sambil menatap gadis itu, namun saat mendengar ucapan Karisna, Bayu pun menoleh dan menghampiri Karisna yang tengah duduk disofa, lalu Bayu pun duduk disamping Karisna.
"Gak Ris, kita akan tetap pada rencana kita, aku harus membuat dia menderita, agar si brengsek Rigel juga merasakan apa yang aku rasakan melihat adiknya menderita," ucap Bayu dengan tatapan tajamnya yang ia tujukan pada Vanessa.
"Kamu yakin Bay?, Ini benar-benar keputusanmu, kamu yakin tidak akan menyesal suatu saat nanti?," Tanya Karisna sambil mengusap pundak Bayu.
"Gak akan, sudah aku bilang gadis itu hanya merepotkanku saja, andai bukan karena dendamku pada kakaknya aku tidak akan sudi menikahinya Ris," ucap Bayu penuh penekanan.
"Baiklah terserah kau saja, setidaknya aku sudah memperingatkanmu, oh ya sepertinya aku harus pulang, mungkin nanti malam aku kembali lagi, kalau ada yang kau butuhkan hubungi aku saja," ucap Karisna yang memutuskan untuk pulang karena tidak ingin berdebat dengan Bayu yang memang keras kepala itu.
"Baiklah kau bawa mobilku saja, dan hati-hati dijalan jangan terlalu ngebut bawa mobilnya," ucap Bayu sambil menyerahkan kunci mobilnya.
Karisna pun menerima kunci mobil Bayu, dan dia pun tersenyum lalu pamit untuk pulang dulu, Bayu hanya mengangguk dan tersenyum tipis, namun setelah kepergian Karisna Bayu kembali berdiri disamping dibrankar Vanessa dia menatap gadis itu, dengan wajah datarnya.
"Andai saja kau tidak mencintaiku, aku pastikan semua tidak akan menimpamu, dan aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja sebelum Rigel merasakan apa yang aku rasakan yaitu membuatmu menderita."
TBC
Dan udah ada jadi e-book ya guys, ini dia penampakan e-booknya 👇😊
Linknya ada di Bioku ya, dengan judul Link 'Dendam dan Cinta' monggo mampir bagi yang minat. 😊🤭
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top