Prolog
Suara rantai yang menggesek lantai menggema di sebuah ruangan. Hentakan kaki yang berulang, menemani gemerincing rantai yang enggan berpisah.
Sesosok manusia mondar-mandir tanpa tujuan, hanya mengitari ruangan dengan tatapan hampa.
Tetapi akhirnya ia berhenti. Dia duduk di hadapan seorang gadis bersuraipirang panjang, yang menundukan kepalanya. Gadis itu sama sekali tidak berniat untuk mendongak ke atas. Kakinya dililit rantai, dan tangannya diborgol ke belakang kursi. Ia bersama dengan seorang pria disana. Pria itu memakai jas hitam dan bertopi coklat dan tampak seperti detektif.
"Jadi nona, katakan padaku..." pria itu mengambil jeda sebentar lalu melanjutkan perkataannya, "sudah berapa lama kau menjalani kegiatan ini?"
Gadis itu masih tertunduk diam. Tidak ada niatan sama sekali untuk menjawab pertanyaan pria tadi. Pria itu menghela nafas, lalu mengulang perkataannya. "Ku ulangi, sudah berapa lama kau menjalani kegiatan seperti ini?"
"Kenapa orang sepertimu harus tahu?" jawab gadis itu, tanpa mendongakkan kepalanya.
"Ini untuk kepentinganmu juga."
"Untuk apa aku menjawab, jika aku tidak bisa lepas dari rantai ini? Aku juga akan terus berada disini." Gadis itu menghentikan perkataannya. Perlahan-lahan, ia menengadahkan kepalanya, menatap lurus ke arah pria itu. Rambut pirangnya yang terlihat berantakan, dan iris matanya yang tampak memandang tajam, tak ayal membuat pria tadi sedikit merinding. "Sebaiknya kau pergi."
"Nona, tolong dengarkan aku. Jika kau bisa berubah, kami akan membebaskanmu. Untuk itu, jawablah pertanyaanku."
"Bukankah sudah kukatakan? Untuk apa aku menjawab pertanyaanmu kalau aku tidak bisa lepas dari rantai ini? Meskipun aku bebas dari sini, pasti orang-orangmu juga akan datang ke tempat tinggalku dan mengawasiku setiap hari. Lebih baik aku tinggal disini." Gadis itu menyandarkan punggungnya yang tampak tegang ke sandaran kursi. Ia berusaha membuat posisi senyaman mungkin. Kakinya ia goyangkan perlahan, dan membuat bunyi rantai terdengar di ruangan itu.
"Kita tidak akan mengirimkan orang-orang itu, jika saja kau berubah." Ujar pria itu kepada gadis di depannya. Gadis itu masih menatap pria itu dalam diam, menggoyangkan kakinya seperti tadi.
"Kuperingatkan padamu, Pak detektif, sebaiknya kau pergi sekarang."
"Tidak, sebelum kau menjawab pertanyaanku. Satu ini saja, untuk tambahan dalam dokumenku. Bisakah kau menceritakan kepadaku, awal mulanya?"
Gadis itu mendecak pelan, sambil menegakkan posisi duduknya. "Awal mula aku masuk ke sini? Well, aku ketahuan membu-"
"Bukan itu maksudku, yang kumaksud adalah awal mula kau..." dia menyipitkan matanya menatap gadis itu, "menjadi seorang pembunuh."
.
.
.
.
TO BE CONTINUE...
.
.
.
Hay guys! Aku kembali setelah sempat hilang dari dunia wattpad! Kali ini, aku mencoba membuat cerita bergenre mystery romance dengan pair yang.. uhmm.. begitulah #ditabok. Maaf karena part ini pendek, karena ini baru awalannya saja. Hehe.
.
Penasaran dengan lanjutannya? Tetap baca ceritaku yo! Sampai jumpa! Biasakan meninggalkan jejak dan saran maupun kritik disini! Terima Kasih!
.
Sincerely,
Veronica.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top