Chapter 8 : Under The Ground
Underground. Tempat tak terjamah bagi penduduk kota Inkuria yang terlalu sibuk untuk menjadi orang baik - baik. Tapi kalau kau menyukai kejahatan, atau suka berbuat sesuatu yang "nakal" secara diam - diam, maka tempat ini cocok untukmu.
Semua kejahatan mungkin bisa kamu temukan di sini. Geng jalanan. Penyelundupan. Pemalsuan. Perdagangan gelap. Prostitusi. Kau mau membunuh musuhmu tanpa diketahui? Maka kau datang ke tempat yang tepat. Sebutkan saja kejahatan apa yang kau mau, maka kau bisa dapatkan semuanya di sini. Di sini tersedia banyak sekali bar dan tempat menginap murah, lengkap dengan teman tidur kalau kau merasa kesepian.
Mungkin keberadaannya tidak menganggu kota Inkuria secara langsung. Walau begitu, kejahatan tetaplah kejahatan, iya kan? Pada awalnya, hanya ada beberapa penjahat di sana, tapi semakin lama mereka semakin banyak, dan mereka membentuk sindikat terorganisir di bawah tanah. Sudah beberapa dekade mereka menguasai bagian tak terlihat dari kota Inkuria ini.
Susah rasanya untuk mencari kebaikan di Underground. Ada beberapa orang yang sebenarnya tidak begitu buruk, tapi orang - orang itu hanya bisa ditemukan setelah menghabiskan banyak waktu di sana untuk mengetahui semua orang yang ada di sana. Saat pertama kali mengunjungi tempat ini, kau pasti akan berpikir kalau semua kebobrokan Inkuria terkumpul di sini, dan kau tidak akan pernah mau kembali lagi ke sini. Kau tidak salah, tapi tempat ini tetap punya beberapa hal baik di dalamnya.
Tempatnya sendiri mungkin tidak seperti apa yang ada di dalam pikiranmu. Tidak ada jalanan becek, bangunan berlumut, atau pemandangan menjijikkan di sana. Underground lebih mirip dengan sebuah kota yang tersembunyi di bawah tanah. Bangunannya paling tinggi hanya sekitar sepuluh meter, sebelum akhirnya menyentuh bagian atas dari lubang tempat mereka berada. Terdiri atas tiga puluh satu gang, bisa juga disebut blok atau distrik yang tersusun rapi.
Setiap bloknya merupakan tempat untuk kejahatan tertentu. Di blok pertama dipenuhi dengan para pasukan pelindung terdepan dari kota bawah tanah ini, yang mencegah orang - orang mengganggu masuk ke dalam area yang sarat dengan kejahatan ini. Lalu berlanjut dengan blok - blok lainnya yang menawarkan berbagai macam hal. Semuanya tertata dengan rapi, jalanannya disemen dengan baik, dan tidak ada hal menjijikkan selain genangan air yang kadang tercipta. Agak sulit dipercaya kalau tempat kejahatan di Inkuria bersarang rupanya cukup nyaman.
Kalau kau mau melihat hal yang benar - benar menjijikkan, maka pergilah ke blok 31, karena di sana adalah tempat dari kelompok yang menjalankan penjualan organ dalam manusia. Kau bisa melihat bagaimana sisa - sisa daging yang tidak terpakai akan dibuang, dan cipratan darah yang memenuhi lantai, dan dinding di beberapa ruangan. Walau begitu, tidak banyak sisa daging yang bisa kau temukan, karena si pemimpin kelompok di distrik ini adalah seorang kanibal. Toh, tidak ada yang mempertanyakannya, jadi hal ini tidak pernah dibesar - besarkan.
Tidak banyak orang yang mengetahui akan kebenaran yang ada di Underground. Bahkan kepolisian Inkuria butuh waktu selama dua dekade untuk memahaminya. Hendra adalah orang yang paling mengetahui tentang tempat ini, selain para penjahat yang ada di sini. Buku catatan hitam yang diwariskan oleh kakeknya sudah mencatat banyak sekali kejahatan di kota Inkuria. Bisa dibilang kalau Hendra dan keluarganya adalah sejarawan kejahatan di kota Inkuria.
Untungnya, pengetahuan yang dimiliki Hendra bisa digunakan dengan baik. Ditambah dengan kekuatan ala orang gila yang Hendra miliki dan kenaifan masa mudanya yang keterlaluan, maka dia bisa meruntuhkan kekuasaan bawah tanah ini dalam waktu dua dekade, dengan bantuan Kepolisian Inkuria dan rekan - rekannya di Shaun Private Eye yang selalu mendukungnya.
Tapi kita di sini bukan untuk membahas tentang tindakan heroik Hendra yang mencaritahu dan membereskan Underground. Cerita itu terlalu panjang untuk diceritakan, mungkin akan lebih cocok kalau dia mendapatkan serinya sendiri untuk menceritakan apa saja yang terjadi dalam petualangan si Hendra. Kita di sini untuk membahas bagaimana Darla bisa bertemu dengan Jack.
Di Underground sendiri, biasanya identitas aslimu tidak akan pernah ditanyakan. Setiap orang akan menggunakan nama palsu, julukan atau inisial. Rahasia apapun yang kau punya, seberapa berkuasanya dirimu di kota Inkuria, semuanya tidak akan ada yang tahu dan tidaklah begitu berguna. Kau hanyalah satu dari sekian banyak penjahat yang melakukan bisnis masing - masing di bawah tanah.
Tapi, Underground bukan hanya sekedar tempat untuk singgah. Ada juga beberapa orang yang tinggal di sana. Rata - rata siang dan malam orang yang tinggal di sini terbalik, karena siklus kehidupan Underground akan di mulai di malam hari.
Seperti halnya Darla. Dia sudah terjebak di sarang setan ini sejak dia lahir. Ibunya memang memasukkannya ke sebuah sekolah di Inkuria, tapi si gadis kecil tahu kalau kehidupan di bawah tanah akan berlangsung di malam hari. Dia terbiasa akan perbedaan waktu itu.
Darla terlahir dari seorang perempuan berdarah Indo dengan campuran sedikit Skotlandia. Ayahnya tidak diketahui, karena Darla bisa ada karena satu kejadian dalam "pekerjaan" yang dimiliki perempuan dari keturunan ibu dan neneknya selama di Underground. Tapi sang ayah berdarah Amerika, sehingga membuat Darla memiliki darah campuran yang unik, yang membuat kecantikannya terkenal seantero Underground, bahkan saat usianya masih sangat muda.
Dia diberi nama Darla, karena itulah nama perkumpulan yang dimiliki oleh ibunya. Nama kelompok itu berasal dari nenek buyutnya, dan ibunya Darla menamai anaknya dengan nama pembawa darah keturunan mereka dari Skotlandia. Dia dikenal sebagai perempuan yang sangat cantik, cocok dengan bisnis yang mereka miliki. Ibunya Darla memutuskan untuk memberikan nama itu pada anaknya, dengan harapan bahwa anaknya akan tumbuh seperti nenek buyut mereka.
Harapan itu tidaklah meleset, karena memang Darla tumbuh menjadi anak yang sangat cantik. Kecantikan itu membuat siapa saja yang berada di Underground menoleh karenanya. Bisa dibilang dia adalah magnet tersendiri dari kehidupan bawah tanah.
Sementara itu, Jack terlahir dari keluarga yang memiliki keahlian meracik minuman keras. Kakak tirinya, Richard, adalah orang yang tenang. Berbeda dengan Jack yang selalu haus perhatian dan meledak - ledak. Karena itulah pamannya lebih tertarik pada Jack ketimbang Richard untuk dijadikan penerus dari kelompok mereka, Blind Horse. Toh, Richard tidak terlalu tertarik pada bisnis keluarga mereka. Dia memilih untuk meninggalkan kelompoknya dan membuat barnya sendiri, yang kita kenal dengan Ricchie's Bar.
Darla pertama kali bertemu dengan Jack di saat si pemuda berulang tahun ke tujuh belas. Pamannya membawa Jack ke markas kelompok Darla, yang berada di blok nomor 19. Darla's Harem dikenal menyediakan banyak perempuan - perempuan menarik untuk ditiduri, dan sudah merupakan tradisi ketika seorang pria yang berasal dari Underground menginjak usia tujuh belas tahun, mereka akan merayakannya di sana.
Saat itulah, Darla menyambut tamunya dan bertemu dengan Jack. Mereka mengobrol, minum, hingga akhirnya menuju ke ranjang. Tapi keduanya menyadari kalau mereka sama - sama tidak seperti kebanyakan orang di Underground yang hanya memikirkan kejahatan dan meneruskan bisnis mereka kepada anak cucu mereka.
Tapi tidak dengan Darla dan Jack. Mereka menginginkan masa depan. Keduanya memang mengenyam pendidikan sampai ke bangku kuliah, jadi mereka memiliki pandangan yang lebih luas terhadap kehidupan. Mereka menginginkan untuk bebas dari Underground. Karena sebagai kaum intelektual, keduanya menyadari kalau semua kehidupan bawah tanah ini tidaklah sepenuhnya menyenangkan.
Bayangkan saja, bagaimana Darla harus bertahan dengan menjual dirinya kepada banyak orang? Itu adalah sebuah tindakan yang sangat merendahkan martabat manusia. Tentunya Darla tidak mau melakukan hal itu seumur hidupnya. Atau mungkin seperti Jack yang menjual minuman keras. Mungkin Jack tidak seperti Darla yang bisa merasakan bagaimana hinanya pekerjaan yang dia miliki secara langsung. Tetapi, Jack tahu kalau ada banyak orang mati karena kejahatan yang direncanakan di bawah pengaruh minuman keras.
Ketika mereka bertemu, Hendra sudah mulai menjalankan usahanya untuk meruntuhkan Underground. Kedua orang ini menyadari kalau Hendra bisa menghentikan semua kegilaan ini. Apalagi setelah Darla mendengar dari Jameson kalau Hendra menyelamatkan nyawa suaminya dan juga Rila, semakin yakinlah Darla kalau Hendra akan jadi mimpi buruk untuk Underground, tapi bisa jadi seorang juru selamat baginya dan orang - orang yang ingin melepaskan diri dari pekerjaan hina mereka di Underground.
Karena itulah, Darla dan Jack setuju ketika Hendra mengajak mereka berkerja sama saat mereka bertemu di Ricchie's Bar. Bagaimana kerjasama mereka, sepertinya Hendra yang lebih berhak untuk menjelaskannya dengan lebih mendetail. Intinya, kedua orang ini memberikan banyak sekali informasi yang membantu Hendra dalam menghentikan tindakan bawah tanah ini. Berkat kebaikan hati dari Hendra yang ingin membalas budi karena dua orang ini sudah banyak membantunya, Darla dan Jack masih bisa hidup sampai detik ini, tidak seperti penghuni Underground lainnya yang tewas karena usaha terakhir mereka untuk mengalahkan Hendra.
Karena cita - cita Darla dan Jack untuk bebas itulah, mereka bisa menjadi sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu di Ricchie's Bar, berbicara apa saja yang mereka mau. Ikatan mereka semakin lama semakin dekat, dan bisa dibilang kalau mereka bersahabat.
Walau begitu, Jack menganggap kalau mereka punya sebuah ikatan yang spesial. Memang tidak banyak pria lainnya yang bisa mendekati Darla sedekat Jack, karena itulah dia merasakan sesuatu. Dia menyadari kalau sesuatu tumbuh di hatinya. Sebuah perasaan cinta, kepada wanita yang lebih tua daripada dia. Perasaan cinta yang berbahaya seperti racun, tapi jiwa mudanya tidak mempedulikan hal itu.
Karena perasaannya yang sebegitu dalamnya, Jack rela melakukan apa saja demi Darla. Dia selalu berusaha melindungi Darla dari pria - pria lainnya yang berusaha mendekati dan memanfaatkannya. Bukan rahasia lagi kalau Darla's Harem punya sistem perputaran uang paling fantastis di Underground, jadi banyak pria yang berusaha mengencaninya. Tapi Darla selalu menolak pria - pria itu, karena dia sudah terikat dengan Jameson.
Jack mengira kalau Darla menolak pria lainnya karena dia sudah memenangkan hati perempuan itu. Betapa sakitnya dia ketika menerima penolakan dari Darla. Si wanita mengatakan kalau mereka hanya lebih cocok sebagai teman, tidak lebih. Darla juga sepertinya tidak tega untuk memberitahu Jack bahwa dia sudah menikah. Selain itu, mungkin saja Jack akan menyebarkan berita itu dan membuat sedikit kekacauan setelahnya. Karena itulah, Darla hanya menolaknya dan diam.
Walau begitu, Jack tidak pernah menyerah. Dia selalu berusaha untuk mendapatkan hati Darla. Tak terhitung lagi berapa banyak penolakan yang diberikan oleh si wanita, tapi Jack tidak pernah menyerah. Bahkan sampai detik ini, dia tidak pernah menyerah.
Darla sendiri sudah melakukan banyak sekali cara agar Jack mau menyerah. Tapi sepertinya tidak ada apapun yang bisa mematahkan semangatnya. Karena itulah, Darla memutuskan tidak ada gunanya untuk terus melarangnya. Dia membiarkan saja perasaan Jack tetap seperti itu, dan dengan tegas Darla selalu mengatakan kalau dia tidak akan pernah membalas perasaan si pria.
Karena Darla tahu, cepat atau lambat dia akan berpisah dengan Jack. Tentunya, saat itu akhirnya datang juga. Setelah Red Cloak diruntuhkan dan Dark Fist membubarkan diri, Darla's Harem dan Blind Horse juga memutuskan untuk berhenti beroperasi dan pergi dari Underground.
~~~~~
Mei 2019
Darla dan Jack bertemu di persimpangan antara blok 18 dan 19, yang menjadi tempat kelompok mereka berada. Yah, sekarang tidak lagi. Karena mereka akan segera pergi dari tempat busuk ini. Meninggalkan Underground, dan menjadi warga Inkuria seutuhnya.
Pemandangan di sekitar mereka agak tidak biasa. Di jam seperti ini, di malam hari, biasanya ada banyak sekali orang yang akan berlalu lalang di sepanjang gang. Ada yang mulai bekerja, berkumpul dengan rekan sesama penjahat mereka, melalukan transaksi, atau mungkin malah hanya bersantai. Tapi kini, denyut kehidupan itu tidak lagi bisa terlihat.
Hanya ada kesunyian yang merayapi bawah tanah kota Inkuria. Seperti yang seharusnya terjadi. Underground kini telah mati. Memang, masih ada beberapa kelompok kecil yang menggunakan tempat ini untuk bersembunyi, tapi mereka hanya butuh sedikit waktu lagi sebelum bisa menemui akhir dari kejahatan mereka.
Saking sunyinya, langkah kaki Darla dan Jack bisa terdengar di sepanjang gang. Mereka berdua kini sudah berhadapan satu dengan yang lainnya, membawa barang bawaan masing - masing dan saling memandang. Setelah keheningan yang agak canggung, akhirnya Jack memberanikan dirinya untuk bicara.
"Akhirnya ... kita akan pergi juga, ya?" kata Jack.
"Iya, akhirnya. Kita bisa bebas dari sini, walau harus ada beberapa kejadian yang tidak mengenakkan terjadi sebelum aku bisa pergi," sahut Darla.
Jack tersenyum. Dia mengingat lagi kejadian saat anggota Red Cloak menculiknya. Saat itu Jack merasa kecolongan, meski dia masih tidak mengerti kenapa Darla bisa selamat, kecuali bahwa Dark Fist yang membebaskannya.
"Tidak apa. Setidaknya kita bisa tenang di sisa hidup kita mulai sekarang. Kamu ... akan langsung pergi?"
Darla mengangguk, "Ya, aku akan pergi ke distrik 17, dan menuju ke kota dari gerbang yang ada di sana. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga akan melalui gerbang itu. Tapi aku akan pergi ke Ricchie's Bar dulu. Kakakku sudah memindahkan barang - barangnya, tapi dia masih ingin mengucapkan selamat tinggal kepada barnya sebelum pergi."
"Ah, dasar Ricchie. Sampaikan salam perpisahanku untuknya. Semoga aku dan dia bisa bertemu lagi lain hari, di suasana yang lebih menyenangkan."
Jack mengangguk, "Tentu saja. Aku tahu kalau kakakku itu kadang agak sentimentil, tapi kita bisa menyusuri distrik yang akan segera kita tinggalkan. Sebagai salam perpisahan, kalau kamu mau."
"Kenapa tidak? Tak ada salahnya kita mengucapkan selamat tinggal pada tempat di mana kita dilahirkan dan dibesarkan."
Keduanya mulai melangkah menyusuri distrik 19, sambil mengenang memori mereka di masa lalu. Kalau mau jujur, Jack tidak ingin agar momen ini berakhir. Dia tidak mau kehilangan Darla. Mungkin mereka akan berada di kota yang sama, tapi kini mereka tidak akan bisa bertemu sesering dulu. Jack tidak akan tahu kemana dia harus mencari Darla. Apakah wanita pujaan hatinya itu akan meninggalkannya?
"Nah, Darla. Kamu akan kemana setelah ini?" tanya Jack.
Darla terlihat berpikir sejenak. Dia tahu kalau Jack tidak akan melepaskannya dengan mudah. Tapi kalau sekarang dia bisa pergi, maka akan ada kesempatan bagi mereka untuk tidak bertemu lagi. Mungkin Jack akan melupakannya. Kota Inkuria memang tidak begitu besar, tapi dia yakin kalau saja mereka tidak akan bisa bertemu lagi.
"Aku sudah memiliki rencana. Aku akan menemui suami dan anakku, dan memulai hidup baru," jawab Darla.
Jack mengerutkan alisnya. Jelas dia tidak tahu kalau Darla sudah memiliki suami, apalagi anak. Jack memang tidak pernah berada di Ricchie's Bar ketika Rila ada di sana. Memang tidak ada yang tahu akan keberadaan Rila, kecuali orang yang benar - benar dekat dengan Darla.
"Tunggu, sejak kapan kamu punya anak?"
"Sejak lama sekali, Jack. Jauh sebelum aku mengenalmu ... aku mengenal pria yang kini kupanggil sebagai suamiku. Aku masih berusia 17 tahun, dan aku melahirkan sepasang anak perempuan. Salah satunya sudah tewas karena kecelakaan, tapi seorang lagi masih hidup. Suamiku merawatnya, dan yah ... kini aku akan kembali pada mereka."
Jack tentunya tidak menyangka akan penjelasan Darla itu. Siapa yang tahu kalau Darla punya suami dan anak? Seisi Underground jelas tidak mengetahuinya. Darla sendiri sudah memutuskan kalau Jack akan tahu rahasianya ketika dia akan meninggalkan Underground. Karena itulah dia mengatakannya pada si pria.
"Kenapa bisa tidak ada yang tahu kalau kamu punya suami dan anak?"
Darla tersenyum kecil, "Ini Underground. Siapa yang peduli akan siapa suamimu dan berapa anak yang kau punya? Sudah jadi rahasia umum di Darla's Harem bagi kami untuk tidak memberitahu keberadaan anak dan suami kami. Kau kira bagaimana aku bisa ada di dunia ini? Pemimpin Darla's Harem yang sebelumnya, Vera, dia ibuku. Begitu pula dengan perempuan lainnya, ada juga yang terlahir di sini, dan mengikuti jejak ibu mereka."
Jack meneguk liurnya. Kini terjawab kenapa Darla selalu menolaknya. Karena dia sudah terikat dengan orang lain. Jack sudah pasrah, karena sepertinya dia tidak akan bisa memiliki Darla. Tapi setan yang ada di dalam kepalanya memanas - manasinya.
"Baiklah ... kini aku mengerti kenapa. Aku ... ah sudahlah."
"Kau akan mengerti kenapa, Jack. Lalu, bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku akan pergi dengan kakakku. Dia akan membangun lagi barnya di kota, dan aku memutuskan untuk membantunya."
Jack menghela napas. Dia tahu inilah akhir dari perasaannya pada Darla. Tapi kegilaan yang ada di dalam kepalanya tidak akan membiarkannya berhenti. Kegilaan itu akan memaksanya untuk mencari keberadaan Darla. Cepat atau lambat.
~~~~~
Darla terbangun dari tidurnya. Selimut menyelimuti tubuhnya yang hanya dilapisi piama. Mimpinya membuat si wanita langsung bangun dan duduk. Itu bukan mimpi. Tapi penggalan dari masa lalunya yang nyata.
Dia tahu persis soal kejadian itu. Hal itu terjadi saat dia akan meninggalkan Underground, saat dia berpisah dengan Jack. Darla mengira kalau dia akhirnya bisa melepaskan dirinya dari Jack, tapi dia salah. Ternyata Jack masih berusaha untuk mengejarnya. Tapi kini Darla tahu, kalau Jack tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena hal ini terjadi karena kegilaan yang ada di dalam kepalanya.
Pintu kamar mandi dalam di kamarnya terbuka. Darla bisa melihat Jameson keluar dari kamar mandi sambil menyisir rambutnya dengan tangan. Sang suami mengenakan sebuah kaus polo berwarna biru tua, dengan celana jeans berwarna gelap. Jameson tersenyum, lalu menghampiri Darla.
Si suami duduk di sebelah Darla, dan langsung mencium bibirnya. Istrinya hanya bisa tersenyum, karena dia tahu kalau Jameson memang tipe pria yang kelewatan klise. Tapi tingkah suaminya tetap saja bisa membuat jantungnya berdebar cepat. Sama seperti saat pertama kali dia menemuinya.
"Hai. Bagaimana tidurmu?" tanya Jameson.
"Yah ... lumayan? Aku terbangun karena aku mendapatkan mimpi soal masa laluku," jawab Darla.
Jameson tersenyum, "Setidaknya kamu tidak bangun dalam keadaan teriak, berarti mimpinya bukan mimpi yang begitu buruk. Lalu, gimana dengan teman - temanmu semalam?"
Darla menghela napas. Saat dia pulang di dini hari, Jameson sudah tertidur pulas. Jelas suaminya masih tidak tahu apa yang terjadi. Jadi, Darla menceritakan pertemuannya dengan teman - temannya secara garis besar.
Jameson mengangguk, memahami apa yang dikatakan istrinya. Tapi dia tidak bisa dibohongi, berkat pengalamannya sebagai agen. Jameson bisa melihat kalau ada yang disembunyikan oleh Darla. Dia tahu apa yang disembunyikan oleh istrinya, karena pekerjaan Jameson membuatnya terhubung dengan cepat pada banyak kejadian di kota ini. Saat bangun tidur tadi, Jameson sudah mendapatkan pesan soal apa yang terjadi tadi malam.
"Kedengarannya bagus. Tapi aku mendapatkan informasi kalau sesuatu terjadi di Ricchie's Bar. Jadi, ada apa? Kamu baik - baik saja?" tanya Jameson.
Darla ingin sekali menepuk jidatnya. Dia hampir lupa kalau suaminya adalah seorang agen. Jelas saja dia bisa mendapatkan informasi dengan mudah. Lagipula, suaminya andal dalam mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak. Rasanya percuma saja menyimpan rahasia dari Jameson.
Darla memutuskan untuk menceritakan semuanya. Mulai dari pertemuannya dengan Ricchie, kematian Charlie, sampai apa yang terjadi di Ricchie's Bar semalam. Dia sudah tidak tahan merahasiakan semuanya, jadi dia tumpahkan semua cerita dan air matanya di hadapan Jameson.
Sang suami tersenyum tipis. Dia sudah tahu sebagian ceritanya dari Hendra, tapi tetap saja dia merasa kalau istrinya pasti tidak ingin semua ini terjadi padanya. Jadi, dia memeluk istrinya, berusaha untuk menenangkannya.
"Ssh, sudahlah. Semuanya pasti akan berakhir sebentar lagi. Aku yakin itu. Aku akan membantumu untuk mengakhiri semua ini. Belum lagi juga ada Hendra yang akan membantu. Semuanya akan berakhir baik, aku yakin. Percayalah padaku, sayang," kata Jameson.
"Tapi ... aku tidak ingin Jack ditangkap sebagai seorang pembunuh. Tidak sepenuhnya salah dia kalau dia melakukannya. Ada masalah di dalam dirinya, dan dia sendiri baru menyadarinya di saat yang sangat terlambat," ujar Darla, di sela isakannya.
"Kamu ada benarnya. Karena yah ... kalau mau mengutip kata Sherina, dia selalu mengatakan kalau kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan, maka harus ada pertimbangan ulang tentang kejahatan yang sudah dilakukannya."
"Jack itu orang baik. Hanya saja ... begitulah."
"Aku yakin itu. Jadi, apa yang mau kamu lakukan kepadanya?"
"Kuharap ... dia mau memperbaiki semuanya, dan menyembuhkan keadaanya. Aku ingin dia dirawat. Dia berhak mendapatkan kesempatan kedua."
"Ide yang bagus. Kalau begitu, kenapa tidak kita lakukan hari ini juga? Kurasa kalau dia sudah bertemu denganku, mungkin juga dengan Rila, dia akan mau melakukannya?"
"Entahlah ...."
"Kita harus coba. Aku akan kirim pesan pada Hendra, supaya dia mau membantu juga. Semuanya akan berakhir dengan baik, percayalah."
Darla terdiam, membiarkan dirinya didekap oleh Jameson. Dia bisa merasakan kehangatan tubuh suaminya, dan kehangatan itu membuatnya merasa aman. Kecupan kecil yang diberikan Jameson di kepalanya semakin membuatnya tenang.
Darla tahu kalau dia akan selalu bisa mengandalkan Jameson. Dia tidak pernah menyesali pertemuannya dengan suaminya. Semua hal tentang Jameson tidak akan pernah menjadi penyesalan untuk Darla. Malah, Darla merasa sangat beruntung karena dia memiliki Jameson di sisinya.
~~~~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top