(enambelas) DehidrasiLove

Author Pov

"Shhhh sakit gak sih, hun??"
Prilly mengerucutkan hidungnya ngeri.

"Ihh, belum - belum udah ngerucut aja idungnya, gak papa!"
Ali merengkuh bahu Prilly.

"Boleh gak usah aja??"
Prilly bergidik ngeri dengan mata takut melihat alat suntik Ali.

"Kalau gak disuntik gimana dong, hun!
Ali merayu menyentuh dagu Prilly dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Mmmh Takuttt...!"
Prilly menutup wajah dengan telapak tangannya.

"Gak Papaa, mau punya anak sehat gak?"
Ali merayu lagi.

"Pelan - pelan ya...!"
Prilly memejamkan mata tapi membukanya sedikit tetep mengintip kearah alat suntik Ali yang mendekati kulitnya.

"Iyaa, pelan kok gak bakal sakit. Tenang ya, hun!"
Tiba - tiba Prilly menangis ketika ujung alat suntik Ali hampir menyentuh kulitnya.

"Hmm sayang, aduh jangan nangis dong, sini dipeluk dulu!"
Ali memeluk Prilly hangat dan mengusap-ngusap bahunya.

"Bu Ressa Tolong ibu saja yang suntik, saya jadi gak tega nih, nangis dia!"
Ali meminta Ressa seorang Bidan yang bertugas diruangan Kesehatan Ibu dan Anak di Health Hospital.

"Katanya tadi Mba Prilly minta suntik sama Dokter Ali aja..."
Bu Ressa bidan senior yang memperhatikan disamping mereka sedari tadi senyum-senyum.

"Iya nih bu, malah sama saya jadi manja, tambah takut dia...!"
Ali menyingsing kembali lengan kiri atas Prilly yang akan disuntik TT yang pertama pagi ini.

"Mbak Prilly, Mengapa harus suntik TT sebelum menikah? Karena setelah menikah, tentunya akan melakukan hubungan intim. Saat pertama kali berhubungan intim, umumnya  wanita mengalami luka akibat selabut dara robek. Luka ini bisa jadi jalan masuk bakteri tetanus, Mba."
Bidan Ressa mencoba menjelaskan pada Prilly. Prilly menyembunyikan wajahnya dibahu Ali sambil menutup wajahnya dengan tangan kanannya.

"Selain melindungi diri sendiri, pemberian vaksin tetanus juga penting terutama bagi mereka yang melahirkan di rumah dengan bantuan dukun bayi. Suntik TT pada ibu juga mengantisipasi jika dukun bayi menggunakan peralatan yang kurang steril."
Bu Bidan Reza menambahkan sambil mengusap lengan Prilly dengan kapas beralkohol.

"Dengan suntik TT kamu selama 25 Tahun Terlindungi dari Tetanus, Sayang!"
Ali berbisik mengusap kepala Prilly.

"Udah, hun !" Ali melepas pelukannya.

"Udah? Kok cepet?" Prilly melirik kearah lengannya.

"Gak sakit kan!?"
Ali mengacak rambut Prilly.

"Gak ngeh kalau sudah disuntik, dengerin omongannya Bu Bidan sih akunya!"
Prilly tertawa seperti anak kecil yang baru berhenti nangis.

"Gitu aja nangis...!" Ali memencet hidungnya.

"Aku kan memang takut disuntik, hun !" Prilly mengusap hidungnya.

"Suntikanku lebih besar daripada jarum itu, hun !" Ali berbisik menggoda Prilly takut didengar bidan Ressa yang membenahi peralatannya. Prilly mencubit lengan Ali dengan bibir mencebik. Ali menahan tawanya.

"Satu bulan setelah TT1 tar disuntik TT2 ya, Mba Prilly!"

"Kesini lagi? Disuntik lagi, Bu?" Prilly terlonjak kaget.

"Iya Mbak, Untuk bisa mendapatkan perlindungan optimal, kita harus melakukan suntik TT sebanyak 5 kali dengan jadwal yang benar dan teratur!" Bidan Ressa menjawab kekagetan Prilly.

"5 kali??" Prilly terbelalak kaget lagi.

"Iya sayang, jadwalnya gimana Bu Ressa?" Ali menyahut dengan senyum tertahan melihat wajah lucu Prilly.

"TT2 itu sebulan setelah TT1 lama perlindungannya 3tahun, TT3 6bulan setelah TT2 lama perlindungannya 5tahun, TT4 12bulan setelah TT3 lama perlindungannya 10tahun dan TT5 12bulan setelah TT4 lama perlindungannya 25tahun." Bidan Ressa menjelaskan dengan senyuman lucu yang tak bisa disembunyikan melihat wajah Prilly yang ketakutan mendengar harus disuntik 5kali.

"Makasih ya, Bu!" Ali mengucapkan Terima Kasih, sementara Prilly hanya mengangguk dengan wajah syok pada Bidan Reza.

"Sama - sama semoga pernikahannya lancar ya!"

"Aamiin...Terima Kasih bu, doakan nyuntik malam pertamanya juga lancar ya bu, eh!"
Keceplosan Ali dibalas cubitan dilengannya dan pelototan mata indah hawanya yang langsung merona.

Persiapan pernikahan Ali dan Prilly sudah cukup matang, mengingat semuanya sudah diurus oleh orang tua mereka. Bahkan Gaun pernikahan dan untuk resepsipun dipilihkan sesuai dengan selera mereka berdua dan untuk ukurannya orang tua mereka hanya memberi contoh gaun yang dimiliki Prilly dan Jas yang dimiliki Ali yang biasa mereka gunakan. Jadi di dua minggu terakhir ini mereka hanya mencoba pakaian yang sudah jadi dan bila ada sedikit perubahan ukuran atau ditambah atau dikurangi modelnya masih sempat.

Selama sebelum pernikahan Ali dan Prilly beraktifitas seperti biasa, Ali menjalankan tugasnya dirumah sakit seperti biasa dan Prilly tetap ke AliIly Bakerynya seperti biasa pula. Yang tidak biasa hanya selama seminggu sebelum hari bersejarah itu, orang tua mereka berpesan untuk langsung pulang kerumah setelah bekerja. Calon pengantin harusnya dirumah saja selama menunggu hari pernikahan, bertemu tak boleh, keluar rumah tak boleh. Tetapi berhubung terikat pekerjaan jadi keduanya tetap harus keluar rumah dan harus langsung pulang kerumah setelah melakukan aktifitas.

Hai hawaku, I miss you

kangen kamu juga adamku

Makan yang banyak, hun!

Susah makan

Paksain makan

Enggak bisa

Drrrt...ddrrrt...ddrttt...
Adamku calling

"Sayang, makan gak!"

"Iya udah disuapin sama Mama!"

"Mama disitu...?"

"Iya, tidur sama aku."

"Ya, udah habis itu bobo ya!"

"Iya.."

"Bye Sayang, mmuah..."

"Bye Sayang, mmuah..."

Prilly menutup telpon. Diliriknya Mamanya yang sudah tertidur dengan Ayra ditengah - tengah mereka. Mereka sekarang ada dirumah Papa yang jaraknya hanya satu jam dari tempat Ali. Kenapa Prilly lebih memilih tinggal dengan Mamanya kemarin dan harus rela jauh dari Ali? Itu karena memang Prilly merasa lebih dekat dengan Mamanya, juga karna Prilly merasa sama - sama perempuan. Saat ini mereka harus disini. Selain karna jaraknya lebih dekat juga Papanya tentu akan menjadi wali dalam pernikahannya besok. Ya, besok. Prilly merasa tak bisa tidur. Sangat bahagia rasanya mengingat besok dia akan resmi menjadi Mrs. Ali Leonando Wibowo. Seorang Dokter yang cute, yang selalu tersenyum pada semua orang tapi jutek pada orang yang membuatnya tak nyaman.

Sangat singkat dan tak disangka, ternyata Allah begitu cepat mempertemukannya dengan jodoh. Semoga tak salah, karna Allah pasti memilihkan orang yang tepat. Manusia tak ada yang sempurna, kalau kita sudah menjatuhkan pilihan kita harus siap menerima kelebihan dan kekurangannya.

"Tidur, Pril!" Mamanya bergumam dengan mata yang tak bisa terlalu membuka lebar karna kelihatan sedang mengantuk.

Prilly mencoba menutup matanya. Tapi kenapa susah sekali??

############

Prilly Pov

"Ya Allah, jadikanlah dia suami yang bisa menjadi imam terbaikku, setia seumur hidupnya, sayang keluarganya dan jadikan aku isteri yang membuat dia nyaman setiap harinya, menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka sampai akhir hidup kami, Aamiin!"
Aku berdoa menundukkan kepala dengan tangan yang mendekap dadaku ketika kudengar Ali sedang mengucapkan ijab kabul.

"SAHHH!"

"Barakallah...!"

Mesjid Raya Jabbal Rahmah menjadi saksi seorang Ali Leonando Wibowo mempersuntingku Prilly Karenina Ladya.

Windy membantuku berdiri mendekati suamiku yang baru saja mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan sekarang akan membacakan Sighat Taklik didepan penghulu, kedua orang tua juga tamu undangan dan menandatangani buku nikah.

Ali menengadah melihatku yang berdiri disampingnya dan mengulurkan tangan membantuku untuk duduk disampingnya.

"Cantik, hawaku !"

"Adamku juga ganteng !"

"Ntar dulu saling merayunya, janji dulu nih dihadapan Allah dan disaksikan tamu undangan, baca Li, Sighat Taklik...!"
Penghulu didepan kami berseloroh membuat seluruh yang hadir didalam mesjid tertawa riuh.

"Sesudah akad nikah,saya Ali Leonando Wibowo berjanji sesungguh hati,bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami,dan akan saya pergauli isteri saya bernama Prilly Karenina Ladya dengan baik (mu'asyarah bilma'ruf) menurut ajaran syariat Islam..."
Dengan tegas Ali membaca Sighat Taklik yang terdapat dihalaman terakhir buku nikah yang setelahnya akan ditandatangani. Sebuah janji suci pada Allah untuk dirinya sendiri dan untukku yang sekarang sudah menjadi Isterinya.

'Ya Allah, Aku bersyukur kami disatukan dalam ikatan suci, semoga Allah menyatukan kami sampai maut memisahkan dan bukan hanya didunia tetapi juga diakherat, Aamiin'

Lagi-lagi Aku berdoa didalam batin ketika Ali mengucapkan janji sucinya.
Aku memejamkan mata ketika Ali mencium keningku untuk pertama kali sebagai suami dan Aku mencium tangan suamiku dengan menggengam tangan itu dengan kedua tanganku sebagai isterinya karna tangan itu yang akan menuntunku dan yang akan menentukan arah bahtera rumah tangga kami. Dan kami akan menggenggam dunia bersama - sama berharap sampai maut memisahkan.

"Pa, Ma, Prillynya Ali bawa pulang ya!"
Sebenarnya rencana awal memang sudah seperti itu, sambil menunggu malam saat resepsi pernikahan disebuah hotel berbintang, Aku dan keluarga akan menunggu dirumah Ali karna jarak rumah Ali lebih dekat ke hotel tempat acara. Untuk menghargai orang tuaku saja barangkali makanya Ali berkata seperti itu. Karena tadi kami datang kemesjid terpisah dari rumah masing - masing.

"Bawa gih udah halal ini, udah mau dibanting juga silahkan!"

"Eh, sembarangan kamu Wan, dibanting gimana? Mau anakmu jadi korban KDRT!"

"Maksudku dibantingnya ke-ranjang Sita gimana sih kamu!"

Halaman Mesjid riuh rendah dengan gelak tawa keluarga yang masih tersisa di Mesjid Jabbal Rahmah.

Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat kedua orang tuaku yang selalu adu mulut tapi sebenarnya menyenangkan. Aku sebenarnya heran kenapa mereka sampai berpisah. Padahal aku lihat mereka saling melengkapi. Mama bilang Papa itu tidak sabaran, sedangkan Mama type wanita yang suka dimanja. Sebenarnya jodoh buatku bukan hanya bicara masalah takdir, tetapi lebih kepada bagaimana perjuangan mempertahankan cinta, menjaga kasih dan memupuk sayang agar takkan pernah habis ataupun berkurang sampai maut memisahkan.

#########

Author Pov

Resepsi pernikahan yang meriah. Bisa dibayangkan jika Ballroom hotel berkapasitas 1000 orang itu penuh sesak dengan keriuhan.
Ali dan Prilly bersanding dipelaminan dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Mereka sering saling menatap dengan wajah sumringah karna bahagia. Saking bahagianya bersalaman dengan tamu - tamu yang mengucapkan selamat tiada putus putus tak membuat Mereka merasa lelah.

"Selamat Ali - Prilly, sakinah, mawaddah, warahmah yaa...Aamiin!"
Rata - rata para tamu undangan mengucapkannya untuk Ali dan Prilly.

"Kamu gak cape-kan!?"
Ali berkata ditelinga Prilly.

"Belum kerasa sih sekarang, hun !"
Prilly ikut menjawab dengan mendekatkan bibirnya ketelinga Ali karna suara music memecah suara dipesta malam itu.

"Hun, ada Tania!"

"Ow. Nekat juga ya dia mau datang!"

"Emang dia gak diundang secara pribadi?"

"Enggak, cuma satu undangan untuk seluruh yang bertugas di farma, paling juga ditaruh dipapan pengumuman...!"

Tania datang didampingi seorang pria dan Ali tau pria itu bukan salah satu dokter yang bertugas di Farma. Entah siapa dia Ali tak peduli.

"Selamat ya, Dokter Ali !"
Berada didepan pelaminan tangan Tania menggenggam tangan Ali dan Ali segera melepaskan dengan wajah tersenyum tapi terpaksa. Prilly menyipitkan matanya dengan bibir tersenyum melihat Tania sudah berada didepannya. Bukanya mengulurkan tangan, Tania meraih pundak Prilly seakan ingin memeluk sambil membisikkan kalimat yang membuat hati Prilly nyut - nyutan perih.

"Selamat, bibir yang rasanya manis itu sekarang telah sah menjadi milikmu, aku ikut senang pernah merasakannya...!'
Tania berbisik dan membetulkan posisinya melepaskan bahu Prilly sambil tersenyum.

"Sekali lagi selamat ya, ikut bahagia untukmu, Prilly!"

"Terima Kasih, Tania..semoga kamu bisa mendapatkan bibir yang lebih manis ya!"

Ali tak mendengar apa ucapan Prilly pada Tania karna sedang bersalaman dengan tamu yang lain. Sedangkan Prilly dapat melupakan sejenak kalimat Tania yang membakar hatinya karna suasana pestanya benar - benar meriah. Bahkan mereka didaulat berduet mempersembahkan lagu cinta kamulah takdirku yang dipopulerkan oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang dibawakan dengan sangat mesra karna tak hentinya mereka saling memandang dan merengkuh satu sama lainnya dengan penuh cinta membuat iri sekaligus bahagia yang melihatnya.

Resepsi usai, rasanya yang tertinggal hanya kelelahan. Prilly dan Ali memasuki kamar pengantin mereka yang disiapkan dihotel tempat mereka melangsungkan resepsi. Ali pamit membersihkan dirinya kekamar mandi sementara Prilly duduk termangu didepan cermin yang ada di dalam kamar pengantin yang harum karna ranjangnya dipenuhi bunga.

'Selamat, bibir yang rasanya manis itu sekarang telah sah menjadi milikmu, aku ikut senang pernah merasakannya...!'
Prilly memegang dadanya yang sakit seketika. Wajar saja saat Ali mendengar kalimat Rasya waktu itu merasa cemburu. Kini dia merasakannya. Kalimat Tania yang ambigu, meragukan dan tak selesai menyebabkan pikirannya kemana - mana...
Pernah merasakan bibir manis Ali? Apakah mereka berciuman? Kapan? Sama - sama sukakah? Apa Tania memaksa? Atau Ali yang meminta?

#########

Ali Pov

"Ngelamunin apa sih, Isteriku?!"
Saat keluar dari kamar mandi  dikamar pengantin kami dihotel tempat resepsi diadakan, kulihat isteriku memandangi wajahnya didepan dicermin. Bukan memandangi, kelihatannya dia sedang melamunkan sesuatu yang menyedihkan hingga wajahnya yang cantik dengan make - up pengantin kelihatan sendu dengan hanya dibalut handuk yang melilit tubuhnya. Sangat jauh berbeda dengan pada saat diresepsi tadi.

"Gak Papa...!" Prilly menjawab lirih sambil menatap wajahku melalui cermin. Aku berdiri dibelakangnya dan memegang bahunya. Dia menunduk ditatap melalui cermin.

"Kenapa?" Aku memutar tubuh mungilnya agar menghadap padaku.

"Gak papa..!"

"Aku gak percaya...!"

"Terserah!"

"Jangan gitu ya, kalau aku ada salah ngomong, aku minta maaf, bukannya kamu yang bilang kalau kita harus saling terbuka jika salah satu dari kita ada yang membuat ganjalan!"

Aku mengusap kepalanya. Ada apa dengannya? Prilly menunduk. Aku mengangkat dagunya. Matanya berkabut dan kelihatan lelah, apa dia merasa lelah hingga merasa harus istirahat dan takut aku mengganggunya?

"Kalau kamu cape, kamu bersihkan dirimu lalu kita istirahat, aku gak bakalan gangguin kamu kok kalau kamu gak ingin!"
Akhirnya aku mengeluarkan kalimat begitu karna aku sudah tak tau harus berkata apa lagi.

"Kok pikirannya kesitu sih?"

"Lalu apa?"

Prilly berdiri dihadapanku. Meletakkan tangannya dibahuku yang polos, berjinjit dan mencium bibirku. Tanganku reflek memeluk pinggangnya yang terlilit handuk sebatas dada dan paha.

"Empuk, bukan manis kok!" Prilly bergumam tak jelas apa maksutnya.

"Ih, kenapa sih?" Aku mengecup kening dan ujung hidungnya yang lancip.

"Kata Tania bibirmu manis, aku penasaran, selama berciuman denganmu perasaan rasanya empuk, emangnya waktu ciuman sama dia kamu lagi makan permen?"

##########

Hmmm...hmmm..hmmm
Jangan bilang waktu disuntik TT pikirannya mereka sedang First Night ya....

Makasih vote dan komennya yang selalu membuat aku tertawa bahagia dan bersemangat...

Ketjup love

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: