[II] 07. Yotsuya Kaidan
Seorang pemuda bertubuh kurus, dengan rambut panjang sedang berwarna terang yang menggantung longgar di atas bahunya, dengan pinggiran menutupi mata kanannya. Rambutnya pirang dengan beberapa helai berwarna zaitun. Dia memiliki mata yang menyipit menyerupai ular. Telinganya juga di tindik.
Namanya Kojiro Hishi, ia mengenakan seragam yang terdiri dari kemeja putih, dasi merah, dan celana flanel merah. Saat ini ekspresi wajahnya sedang tidak senang. Matanya menatap layar ponsel yang saat ini digenggamnya. Melihat postingan terbaru dari teman terbaiknya, sahabat terbaiknya, yang kini sudah tidak berada di sisinya lagi.
"Ryusei ...," ucap Kojiro geram melihat Ryusei teman kesayangannya itu lebih memilih teman-teman barunya di Touman daripada dirinya dan Yotsuya Kaidan. Padahal geng ini mereka berdua yang membangunnya.
Kojiro mematikan ponselnya begitu mengingat wajah teman-teman Ryusei yang baru. Ia akan merebut Ryusei dan membuatnya pulang ke Yotsuya Kaidan.
卍
Chifuyu sedang dalam perjalanan menuju petshop untuk membeli makanan kucing, ia sendirian. Chifuyu berjalan lambat sembari melihat ponselnlnya, melihat postingan sahabat barunya, Ryusei, yang memposting foto dirinya yang ketiduran di kelas kemarin dengan caption "Cis dulu sama bestai"
Chifuyu terkekeh. Kemudian memasukkan ponselnlnya kembali ke dalam saku, tapi saat itu langkahnya terhenti.
"Itu dia!" Seseorang berseru di hadapannya sambil menunjuk ke arahnya. "Dia orang yang bersama Ryusei! Tangkap dia!"
Orang-orang itu berlari menghampiri Chifuyu, mengepungnya. Chifuyu menatap tajam orang-orang itu, waspada.
"Di mana Ryusei?"
"Hah? Mana gw tau, di rumahnya kali."
"Jangan pura-pura ga tau lo!" Perkelahian pun terjadi.
Buagh!
Dugh!
Tinju melayang ke pipi kiri Chifuyu namun Chifuyu dapat menghindarinya dengan mudah. Berikutnya pipi kanan, kiri, kanan, kiri lagi, begitu seterusnya dan Chifuyu selalu bisa menghindarinya.
"Ugh!" Chifuyu menendang orang itu hingga tersungkur. Namun, seseorang hendak menyerangnya dari belakang, chifuyu menyadarinya.
"Uhk!" Ia pun menyikut lengan kirinya ke belakang, tepat sasaran.
Bugh!
Lengah. Seseorang di depannya berhasil memberi bogem tepat di hidung chifuyu, pukulannya cukup keras sampai hidung mungil itu mengeluarkan darah.
Chifuyu menyeka darah yang keluar dari hidungnya, menatap kesal pada orang-orang yang mengepungnya. Yang dicari Ryusei, kenapa malah dirinya yang dihajar?
"Hei, hei, hei, kalian jangan gitu dong, kasian kan tamunya jadi takut." Satu orang lagi datang menghampirinya. Kojiro Hishi, pemimpin Yotsuya Kaidan.
Perkelahian terhenti, orang-orang itu memberi jalan saat Kojiro melangkah dan berhenti tepat di depan Chifuyu. "Jadi kau yang namanya Chifuyu?" tanyanya.
"Kalo iya emang kenapa? Mau berantem?" tanya Chifuyu sewot.
"Santai, Sayang. Gw cuma mau nanya sesuatu," kata Kojiro tersenyum lebar. Chifuyu memperhatikan menunggu pertanyaan. "Di mana Ryusei?"
Chifuyu mengernyitkan mata. "Ya ga tau, emang gw emak nya?"
"Lu jangan bohong! Mana Ryusei?" tanya Kojiro lagi.
"Ga tau anj! Samperin aja ke rumahnya!" ketus Chifuyu.
"Kalo ada juga gw ga bakal nanya lu goblok!" Kojiro balas menungguku suaranya.
"Tanya mamanya kan bisa, atau telepon."
"Udah, tetep aja ga ada hasil. Dia ngehindarin gw. Tapi ..." Kojiro menyeringai. "Lu kan bestai nya, kalo gw bawa lu, dia pasti nemuin gw."
Chifuyu semakin waspada. "Maksud-h-a-AAA!"
Brugh
Chifuyu jatuh pingsan setelah tiba-tiba Kojiro menyetrumnya dengan alat penyengat listrik yang ia sembunyikan di belakang punggungnya.
"Bawa dia," titahnya, kemudian orang-orang yang menghajar Chifuyu tadi segera menuruti perintahnya.
卍
Matahari sudah tidak berada di atas kepala lagi, jari mulai sore. Takeuchi, Yoshida, dan Sasaki, ketiga teman Chifuyu itu sedang berada di rumah Yoshida. Oh, Ryusei dan Takemichi juga di sini. Kalian ingat mereka? Yang suka ngikut-ngikut Chifuyu itu loh:)
Mereka berencana berencana belajar bersama mengerjakan PR dari Aizawa-Sensei, tapi satu teman mereka tak kunjung datang, ya Chifuyu tentunya.
"Udah 2 jam woi! Ke mana sih Chifuyu?" kata Yoshida.
"Masih beli wiskas kali," ujar Takemichi yang asyik membaca komik.
"Lama amat anjir!" ucap Takeuchi.
"Ngantri kali kasirnya, coba lu telepon," usul Ryusei.
"Udah gw telepon tadi, tapi ga di angkat," sahut Sasaki.
"Halah palingan juga lu yang ga ada kuota," kata Ryusei disertai tawa.
"Anjg lo! Coba aja lu yang telepon sana!" Ryusei pun mengambil ponselnya yaang ia letakan tak jauh dari duduknya, kemudian mengetikan nama Chifuyu di layar ponselnya, dan menekan icon panggilan.
Belum ada satu menit, teleponnya sudah dijawab. "Lah ini bisa, kan bener pasti lu nya nih yang ga punya kuota."
"Jangankan kuota, pulsa aja dia ga punya Sei," tutur Yoshida yang kemudian diiringi suara tawa teman-teman yang lainnya. Namun, tak ada suara apa pun di seberang telepon.
"Eh, Puy, lu di mana? Udah pada nungguin nih, masih lama beli wiskasnya?" tanya Ryusei.
"Udah, nih wiskasnya ada di gw." Ryusei terkejut, suara yang didengarnya bukan suara Chifuyu, melainkan suara ... teman lamanya, teman masa kecilnya, sahabatnya.
"Kojiro ..." Wajahnya terlihat cemas, ia kenal betul orang seperti Kojiro itu, orang itu pasti melakukan sesuatu, tidak mungkin Chifuyu tidak sengaja menjatuhkan ponselnya dan dipungut Kojiro.
"Mana Chifuyu?" tanya Ryusei to the point. Takemichi dan yang lainnya ikut cemas melihat reaksi Ryusei.
"Ahaha! Lu langsung aja nanyain dia, ga nanya kabar gw dulu? Udah lama loh kita ga ketemu, ga kangen sama gw?"
"Gw tanya, mana Chifuyu?" Nada bicaranya terdengar tidak bersahabat, membuat senyum di seberang telepon yang tadinya sumringah karena mendengar lagi suara temannya kini memudar.
"Pulang ke Yotsuya Kaidan atau-"
"JANGAN SEI!"
"DIEM ANJ!"
Duagh!
Ryusei membelalak mendengar keributan sekaligus teriakan Chifuyu. "CHIFUYU!!!"
"PULANG KE YOTSUYA KAIDAN SEKARANG ATAU TEMEN LO YANG TANGGUNG AKIBATNYA!"
Tut ... tut ... tut ...
Telepon diakhiri secara sepihak. Wajah Ryusei terlihat semakin gusar. "Chifuyu kenapa, Sei?" tanya Takemichi khawatir.
"Kasih tau Bajigur sama Kajut, Chifuyu diculik Yotsuya Kaidan, sekarang gw ke sana duluan." Ryusei segera bergegas keluar dari rumah Yoshida, dan Takemichi pun menelpon Baji.
"Ikut, Sei!" Ryusei menoleh ke belakang. Yoshida, Takeuchi, dan Sasaki jugaa ingin ikut.
"Ngapain anjir?! Ga usah, kalian bukan anak geng, yang ada malah bonyok dijotos. Jaga rumah aja sana!" Ryusei kembali berlari menuju markas Yotsuya Kaidan.
卍
"Pulang ke Yotsuya Kaidan atau-"
"JANGAN SEI!"
"DIEM ANJ!"
Duagh!
Kojiro menendang perut Chifuyu hingga pemuda mungil itu jauh dengan bangku yang masih diikatkan ke tangannya. Dirinya sudah babak belur di hajar anak buah Kojiro. Sekarang giliran bosnya.
Kojiro menghampiri dan duduk di atas Chifuyu, sambil menatapnya kesal. "A-akh ...."
Chifuyu merintih ketika Kojiro mrncekik lehernya dengan kuat. "Elo ... gara-gara lo ... GARA-GARA LO RYUSEI NINGGALIN GW! GARA-GARA LO RYUSEI GA MAU TEMENAN SAMA GW LAGI, TAU GA?! SIALAN LO!"
"L-leph ... p-pash ...." Chifuyu kesulitan bernapas, Kojiro memperkuat cekikkannya hingga bekas merah pun muncul di leher Chifuyu, bahkan kuku-kukunya yang tajam sampai menggores dan setetes darah pun mengalir dari kulitnya.
"Uhk! Uhk! Agh ... hh ..." Chifuyu segera meraup oksigen begitu Kojiro melepaskannya. Tapi perasaan lega itu tidak berselang lama. Kojiro berdiri dan mengambil sebuah pemukul baseball, lalu kembali menghampiri Chifuyu.
"Sayonara meong Toman."
卍
Uwaaaa:3
Pakabarrr? Genki genki? Udah lama ni ga update:)
Jadi chapter kali ini tu dari Letter From Baju bab 12, mweheheh:3
Udah pada baca ges? Bab 20 terbaru fufufu
Btw mampir dong ke fanfic chifuyu ku yang lain eheq:3
Short story sih apa lagi yang Lengkara:>
Jaa matta!
Kaliaan jangan sider dong:(
Kelamaan ku gantung kah?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top