[II] 05. Kelas Chifuyu

Halo! Sebelumnya aku pernah bilang mau buat alur kayak Letter From Baji, tapi ngga deh nanti ga jadi komedi dan malah terlalu serius kalo ikutin komik.

Aku juga minta maaf untuk bab ini mengandung foto makanan yaang di manna sekarang lagi puasa.

Aku update udah malem, udah buka, tepatnya tengah malem, itu sih waktu, tidur ya. Yaa.. intinya jika foto itu membuat kalian agak anu, bisa dibaca malamnya saja atau skip juga gapapa-;

Nanti kucari meme lagi deh.

BTW WOI TOKREV SEASON 2 UDA TAMAT LAGI AJEEEE

OTW SEASON 3 BULAN JULI IYA GA SI GES?

"Wuihhhhh!"

"Wuoooo!!!"

Ini bukan acara sekolah, tapi kebetulan hari ini guru sedang rapat jadi tentu saja para murid sekarang sedang menikmati jamkos tanpa adanya pelajaran yang memusingkan.

Kelas Chifuyu salah satu kelas paling rame. Sekarang mereka sedang melakukan adu bakan. Bahkaan bukan hanya sekelas, kelas sebelah termasuk kakak kelas pun ikut unjuk kebolehan.

Sekarang yang serang tampil itu Kakucho, teman masa kecilnya Takemichi yang sekarang menjadi teman sebangku nya Chifuyu setelah berteman di depan gerbang saat hari pertama masuk sekolah waktu itu.

Saat ini Kakucho sedang melakukan atraksi mengangkat bangku dengan mulutnya. Membuktikan bahwa gigi-gihinya itu kuat seperti tinjunya, anjai.

"Anjir gila banget si Kaku, gosok gigi pake pake apaan dia bisa kuat gitu gigi?" kata Sanzu yang ikut menonton acara di kelas Chifuyu.

"Kalo kata Devi sih pake areng, Zu," sahut Baji sambil memakan peyoung yakisoba kesukaannya tapi dibungkus plastik, biar gampang dibawa-bawa katanya.

"Kak Baji kuahnya jangan netes ke meja aku ihhh!" protes Chifuyu saat kuah mie Baji menetes ke mejanya.

Itu peyoung bukan sembarang peyoung. Baji mencampurkannya dengan indomie soto agar ada kuahnya dan lebih maknyos. Ga tau dah gimana itu rasanya.

"Ji, daripada lu bikin eksperimen aneh-aneh begitu, mending lu makan ini aja dah." Mikey menyarankan.

"Itu mie apaan? Rasa rumput?" tanya Baji.

"Gobl*k! Mana ada mie rasa rumput, lu mau jadi sapi?" Draken ikutan.

"Ya terus itu rasa apaan kalo bukan rumput? Rumput kan ijo."

"Ini rasa klepon, Ji. Cobain dah, dijamin pengen nambah. Kalah dah peyoung kesukaan lu mah."

"Wih mie apaan tuh?" Takemichi ikut bergabung.

"Cobain dek michi, kalo enak nanti gw makan juga," kata Baji.

"Ihh, Kak Baji! Masa Michi dijadiin kelinci percobaan nyobain mie?! Kalo michi keracunan gimana?" tolak Chifuyu sembari memeluk Takemichi kayak takut mainnya diambil. Kuat, kuat, aku kuat. Bayangin yang dipeluk Chifuyu itu aku.

"Ya ngga gitu juga kali, Puy. Lagian dari tadi si Mikey udah makan itu mie ga keracunan dia, cuma pengen tau tester dari orang lain aja dulu sebelum aku yang makan."

Chifuyu masih cemberut, sebenarnya dia juga pengen makan karena dari tadi belum jajan. Takemichi pun mencicopi mie yang dibawa Mikey.

"Enak, kan? Kalo enak, nanti Michi beliin aku taiyaki ya karena aku udah bagi mie yang enak ini ke kamu," kata Mikey sambil cengar-cengir.

Takemichi dalam hati, "Tau gini ga gw makan tadi."

Brakh!

"Woi, anj! Gw abis atraksi bukannya tepuk tanganin malah pada makan lu pada!" Kakucho selesai dengan atraksinya dan beralih menghampiri teman-temannya.

"Tenang Cho, tenang. Gw udah siapin minuman seger buat lu minum," kata Kazutora yang dari tadi hanya cengar-cengir liatin temen-temennya.

"Widih! Apaan tuh?" tanya Kakucho penasaran.

"Nih! Es teh manis!"

"Goblk! Mau bunuh gw lu, Jut?!"

"Ga gitu, Cho. Ini tuh bentuk rasa kasih sayang gw ke elu sebagai desa teman."

"Ini mh lu ngeracunin gw namanya anying!"

"Puy, kita beli nasi kont*l yuk!"

"Jaga mulut lu anj! Ngomong sembarangan lagi gua jotos tu mulut!" Baji berteriak ketika tiba-tiba Ryusei yang sekarang sudah berteman baik dengan Chifuyu karena ternyata mereka sekelas, merangkul pundak Chifuyu dan mengajaknya jajan nasi ....

"Maksud lu apaan ngajak Cipuy beli nasi begituan?!" Kazutora ikut mengamuk, tidak ingin adik kecilnya ternodai.

"Santai anjir, ga gitu maksud gw," ucap Ryusei.

"Ya terus apaan anjir?!"

"Ini loh nasi yang lagi viral itu, nasi kont*l." Ryusei menyalakan ponselnya, kemudian memperlihatkan story instagram yang sedang ramai dengan nasi kental. "Katanya di kantin kita ada. Tadi gw liat anak kelas sebelah ada yang jajan itu."

"Apaan si anjir maksud bener yang bikin menu! Ngga! Ngga! Ngga! Cipuy ga boleh makan itu! Makan yang lain aja!" Baji tetap tidak setuju.

"Terus aku makan apa dong, Kak Baji? Kakak aja ga bagi-bagi mie ke aku tadi, aku laper tau!"

"Jangan Mie, Puy. Nanti sakit perut," kata Draken.

"Oh iya mie! Ada indomie rasa baru, Puy. Rasa sop buntut, cobain yu—"

"Ga boleh!" ucap Baji dan Kazutora serentak.

"Yaudah iya, ngga makan mie deh." Ryusei pasrah.

"Makan nasi kucing aja gimana, Puy? Kata temenku itu enak." Takemichi mengusulkan.

"Ihhhh! Michi kok gitu? Masa kucing dimakan?! Jahattt!!!"

"Ga gitu, Puy. Namanya doang nasi kucing, tapi kucingnya ga dimakan."

"Bohong! Ini kucing ada di piringnya!"

"Ga tau ah, Puy. Cape aku, cape." Takemichi ikut prestasi, frustasi maksudnya. Sedangkan yang lainnya malah tertawa saat Chifuyu menunjukkan foto nasi kucing di ponselnya.

"Terjadinya mau makan apa, Puy?" tanya Mikey.

"Bebek mencret aja mau ga, Puy?" Sepertinya Draken mulai tertular kegilaan teman-temannya.

"Apaan lagi Bebek mencet? Ga geli lu Bebek lagi mencret dimakan?" ucap Ryusei.

Ryusei, Chifuyu, dan Takemichi masih bingung dengan menu yang dikatakan Draken. Baji dan Kazutora sih iya iya aja makanan model apa pun juga. Sanzu sendiri malah ngakak, mengingat ia pernah makan bebek mencret sebelumnya.

"Kak Sanzu kenapa ketawa? Apa yang lucu?" tanya Chifuyu.

"Takeomi pernah nyuruh gw beli bebek mencret. Suer dah, Puy, itu enak banget."

"Masa sih?"

"Iya, Puy. Nih mau liat ga fotonya? Kayaknya masih gw simpen deh bekas bikin status kemaren."

"Oohhhh! Status lu yang waktu itu?!" Mikey teringat status Sanzu beberapa hari lalu.

"Anjir" Giliran Ryusei yang berteriak. Ia baru saja mencari akun instagram bebek mencret yang dibicarakan Sanzu. Ketemu, dan review dari para pembeli bilang rasa bebeknya sangat matap, bumbu meresap ke dalam ditambah sambalnya juga mantap pedasnya.

"Cape gw, Puy. Cape. Terserah lu aja dah mau makan apa. Gw ngikut aja." Ryusei ikutan pasrah seperti Takemichi.

"Mmm ... apa ya?" Chifuyu berpikir sejenak.

"Oh! Ada yang aku pengenin!" Chifuyu menjeda, lalu melirik teman-temannya.

"Apa, Puy?" tanya Baji.

"Ayam suka bakar bumi!" jawab Chifuyu Antusias.

"Apa lagi sih, Puy, ini? Masa ayam bisa bakar bumi?" Ryusei makin frustasi.

"Beneran loh! Kemaren aku liat di tiktok, nih aku simpen juga di galeri."


"Terserah lu aja, Puy. Terserah. Nanti kecoa bakar bulan ya."

Sementara Mitsuya yang dari tadi memperhatikan teman-temannya.
"Lama-lama gw cape punya temen ga beres semua begitu. Mending main lato-lato."

"Siapa tau jadi juara lato-lato sekampung."

Arigatou
See you:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top