5

Basah, aku basah.

Sepertinya berlari menerobos hujan bukanlah keahlianku, tanpa payung, tanpa jas hujan, itu akan menjadi sia-sia karena aku harus merasakan dinginnya seragam basahku setelah tetesan air hujan.

Aku menghembuskan napas pelan, hanya ada beberapa siswa yang sampai di sekolah dengan keadaan kering-mayoritas karena mereka membawa payung yang cukup untuk menghalangi hujan menyentuh mereka.

Ah... aku jadi iri dengan mereka yang tidak berteman dengan lupa di hari-hari yang dingin ini.

Aku merapikan poniku yang berantakan dan setengah basah, kuharap ada yang membawa pengering rambut disaat seperti ini, walau aku yakin tidak ada yang mebawa benda yang sudah pasti akan disita ketika anggota OSIS menemukannya.

"Oi! Pagi!"

Dia datang menghampiriku, dengan kondisi setengah berantakan ini aku memalis menghindari tatapan matanya yang ceria dan kadang mengesalkan.

"Wah, wah, wah, aku baru tau kalau kamu suka bermain hujan-hujanan," ucapnya dengan nada mengejek

Aih, kalau saja aku punya tenaga yang besar, aku sudah melemparnya ke luar gedung sekolah, ini pagi yang cukup buruk untukku, aku tidak ingin lebih buruk dari ini.

"Diamlah," ucapku lalu menatapnya, "Kita harus bergegas menuju kelas,"

"Benar juga, aku tidak ingin terlambat di pelajarannya, seperti yang dilakukan oleh seseorang minggu lalu,"

Aku merasakan pipiku kembali memanas, dengan segera ku memalis lagi.

"Jangan menggodanya seperti itu, Gancang,"

Seorang laki-laki menghampiri kami, ia tak membawa tas seperti kami dan tentunya kenyataan bahwa ia tiba lebih dahulu di sekolah adalah benar.

"Pagi seperti biasa, udah selesai nyidaknya pak bos?" tanya Gancang pada dirinya

Dia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Ya, dan aku menemukan beberapa sisa sampah cemilan di belakang gudang, dan sepertinya aku harus mengingatkan kembali tentang tata tertib kebersihan yang harus selalu dijaga,"

Gancang meringis, dan aku mau tak mau menertawakannya dalam hati.

"Aku ingin ini tidak terjadi lagi, kalau sampai ada temuan lagi, aku tidak bisa menolong kalian untuk tidak bertemu dengan guru BK."

Aku tertawa ngakak dan kini giliran Gancanglah yang memalis.

Yah, diantara kami bertiganya hanya dirinya yang selalu tegak, tidak seprti diriku dan Gancang yang kadang berbuat malu dan membuat masalah. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top