14

"Guys yang tadi itu nyata kan?"

Polin bertanya sambil memperbaiki letak kacamatanya, "Hei kita tak mungkin mati disini kan?"

Pertanyaan yang sama juga berputar – putar di kepalaku, namun aku tak sampai menyuarakannya. Reni langsung menangis, Musi memeluk Reni dan berusaha untuk menenangkan jiwa cewek itu yang sedang terguncang.

Yah, jiwaku juga terguncang sih walau tidak separah Reni.

Suara hujan yang tambah deras dan petir yang saling sahut menyahut tak melunturkan ketegangan yang ada diantara kami. Kami semua saling berpandangan, mempertanyakan nasib yang mulai berada di ujung tanduk.

Genta menghela napas panjang, cowok itu memang terlihat tenang, berkebalikan dengan sebagian besar dari kami yang menunjukkan ekspresi ketakutan.

Sedangkan aku meredam ketakutanku dengan mengumpat kasar di dalam hati, yah, kurasa aku sudah membuka jilid ke 4 untuk buku kumpulan ungkapan kasar.

Terdengar suara langkah kaki, kami serempak menengok ke arah tangga lantai 5 yang berada dekat dari kami, ya kira- kira berjarak satu kelas.

Sesuatu terlihat membidas dari atas tangga, sebuah bola mata!

Reni tak kuasa untuk menjerit sedangkan aku dan yang lainnya cuma bisa memandang horror.

Sepertinya opsi untuk naik ke lantai 5 mulai diragukan.

"Bagaimana? Mau tetap pada rencana?" tanya Genta

Cowok itu auto menjadi pemimpin di antara kami, sebagai cowok yang paling pemberani dan tenang.

Aku melihat ke arah bola mata yang tampak nyata itu, ya dalam ketakutan ini aku masih memikirkan opsi bahwa benda bulat yang sedikit berdarah itu hanaylah sebuah bola mainan atau mata tiruan yang memang sering terpajang di lab biologi.

Genta mendekati bola mata itu bersama Musi, sepertinya apa yang ada di pikiranku dengan mereka sama.

"Asli," ucap Musi dengan raut wajah yang tak enak

"Hiks! Bagaimana ini? Kita tidak mungkin mati kan?!"

Tangis dan ketakutan Reni semakin menjadi – jadi, memperkeruh suasana diantara kami.

"Bola mata ini tidak mungkin bergelinding dengan sendirinya," ucap Genta

"I-itu artinya ada seseorang disana kan?" sahut Polin

Tiba – tiba aku tersadar akan sesuatu, aku melihat ke kanan dan kiri dengan bulu kuduk yang merinding.

Ini, ini tidak mungkin kan?!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top