12
Aku menatap Gilang yang sedang tersenyum sambil terus mengoceh tentang sekolah, program OSIS untuk siswa baru tahun ini terlihat lebih variatif dibandingkan dengan angkatanku.
"Oh, kurasa dia akan semkain terkenal,"
Gancang berkomentar sambil menggigit rotinya, aku mengangguk menanggapi.
Yah, Gilang memang cukup terkenal di angkatanku sebagai salah satu deretan cowok yang cukup baik. Ya cukup karena banyak yang tak melihat keburukannya.
Gilang pernah sengaja menyembunyikan tugasku saat MOS, dan ia memberikan senyuman kecil sebagai perpisahan sebelum aku diseret menuju ke air mancur dan berdiri disana dengan gaya penari balet.
Meski menurut teman-temanku yang lain itu adalah senyum semangat, namun lain lagi bagiku.
Sumpah, kalau niat jahilanya keluar, itu bisa membahayakan.
Dan itulah sifatnya yang tak pernah terekpos selama setahun ini di SMA. Dulu waktu SMP Gilang sempat membuat heboh dnegna kejahilannya, namun guru – guru dan teman – teman malah beranggapan bahwa tindakan Gilang itu pasti ada yang mendalangi, alias ada orang yang memaksanya untuk melakukan kenakalah itu.
Nyatanya memang ia pelakunya.
Hanya Gancang yang bisa mengerti penderitaanku ini, karena ia juga pernah dijahili oleh Gilang sampai masuk BK, dan tentu saja Gilang tidak ikut dalam sesi ceramah yang dilakukan oleh Bu Susi.
"Pantas aja dia disuruh jadi jubir dimana – mana, dia kan emang petah," ucapku
Ya memang, menjadi pemandu keliling sekolah memang pas untuknya. Bahkan saat ada kunjungan dari sekolah luar negeri, Gilang ditunjuk sebagai penerima tamu.
Selama menjadi temannya bertahun – tahun baru kali itu aku mendengarnya berbicara dengan bahasa Jerman. Entah aku tidak tahu sejak kapan cowok itu belajar, namun kemampuannya tu membuatku bertekad untuk ikut mengusai bahasa asing lainnya selain Inggris.
Aku dapat melihat sinar kekaguman dari para siswi, kurasa fans klub Gilang akan memiliki tambahan anggota.
Kurasa sinar prince charmingnya keluar dengan begitu berlebihan setiap ia membuka suaranya, dasar petah.
"Aku harap kita tidak akan dipaksa untuk memakan kelebihan coklatnya saat hari valentine," ucap Gancang
Aku tersenyum kecut, "Yah aku berharap hal yang sama. Oh tunggu, apa kamu cemburu?" godaku pada Gancang
"Ha?! siapa juga yang cemburu padanya?!"
"Ehe ehe, Gancang cemburu, Gancang cemburu!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top