1
"Hei apa yang kamu lakukan disana?"
Pertanyaan itu mengusikku yang sedang berdiri memandangi rintik hujan yang turun dengan deras. Menjadikan basah sebagai pelengkap dingin, jika saja aku berdiri lebih dekat ke pinggir mungkin wajahku sudah basah.
"Memandang hujan," sahutku
Lelaki itu tampak heran, namun ia tidak beranjak pergi atau pun mengatakan hal lain. Dengan langkah yang tegap seperti biasa, ia mendekat ke arahku dan memandangi langit kelabu yang sedang menghalangi langit biru.
"Hei," ucapnya setelah keterdiaman yang cukup lama, "Kamu beneran nggak kenapa?"
Kali ini raut khawatir mendominasi wajahnya, meski aku tidak ingin ia merasakan gelisah yang sama, aku tak bisa menghentikannya untuk tidak ikut terhanyut dalam buaian kesedihanku ini.
"Anggap saja begitu," balasku sambil memandang wajahnya yang mulai ditumbuhi kumis tipis, "kamu tahu kan kalau hati wanita itu repih,"
"Tapi punyamu terlalu repih," ucapnya lagi, "tidak bisakah untuk ditata kembali?"
Aku diam sebentar, membiarkan pertanyaannya ditertawai oleh suara deras hujan.
"Jika saja bisa, aku akan sangat bersyukur," ucapku lalu menatap dedauan yang basah, "nyatanya itu hal yang mustahil-paling tidak bisa kulakukan dengan benar."
Dan dedaunan pun bergoyang naik turun seakan menyetujui apa yang baru saja aku katakan. Dirinya juga diam, mungkin ia sedang menyusun kata untuk kembali mempertanyakan alasan kenapa aku memandangi hujan sambil membawa hatiku yang telah menjadi serpihan.
Patah hati dan hujan adalah teman lama, jadi kupikir dengan mempertemukan mereka berdua aku akan merasa lebih baik, derasnya hujan mungkin bisa memeluk patah hati dengan lebih lembut. Meski aku tahu itu akan membuatku kembali basah dengan air mata, jika itu dapat menjadi obat penenang aku akan mencobanya.
Aku tidak akan peduli jika air mata akan lebih deras dari air hujan, atau teriakan patah hati yang lebih menggelegar dari Guntur, aku tak peduli asalkan ketenangan dapat merangkul aku yang telah berceceran, tak berbentuk, dan hampir mati.
"Semua akan baik-baik saja"
Ia pun memelukku, seperti hujan yang memeluk patah hati
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top