Bab 12

"Ada apa dengan wajahmu? Tumben sekali jelek."

"Diamlah, aku sedang tidak ingin bercanda."

Sia-sia Kim Taehyung berdandan rapi dengan vest terbaiknya jika Sohyun tidak berangkat ke acara reuni bersama dirinya. Teman-teman Taehyung yang mengetahui hal itu tidak berhenti mengejek. Menambah kesal suasana hati Taehyung. Seandainya Sohyun tidak terlambat sedikit—karena menyelesaikan beberapa hal di kantor—pasti malam itu keduanya menjadi sorotan para tamu undangan. Bayangkan saja, betapa bersinarnya kalau pria tampan dan wanita cantik jalan berdampingan. Itulah yang tadinya Taehyung harapkan, sayangnya kini tinggal angan.

Meskipun begitu, Taehyung tetaplah Taehyung. Walau suasana hatinya buruk, ia tak pernah menelantarkan wanita-wanita cantik yang datang menghampirinya. Jiwa playboy-nya merajalela. Seakan, tanpa Sohyun pun ia dapat menikmati acara. Perhatiannya tersita sejenak oleh salah seorang wanita berpostur semampai. Persis yang Jeonghan bilang,  Im Yoona—kakak kelasnya dulu—kini menjadi semakin cantik. Sudah cantik, mapan pula. Dalam hati, Taehyung kagum dibuatnya. Satu lagi yang ia suka dari seorang wanita, selain cantik mereka juga harus punya prinsip dalam hidup. Artinya, mereka sukses dengan pilihan mereka sendiri. Sama seperti Elena Kim. Kenapa lagi-lagi kepikiran wanita itu sih? Ah, kapan dia datang?

"Aku sering melihat fotomu di majalah dan internet. Kau sangat terkenal, ya," puji Yoona.

"Noona bisa saja. Aku tetaplah Kim Taehyung seperti yang dulu, kok."

"Seperti yang dulu? Maksudmu, Kim Taehyung yang suka mengumpulkan pacar seperti menumpuk pakaian?"

Raut muka Taehyung berubah masam. Merasa Yoona menyindirnya, Taehyung berusaha membela diri. Memperlihatkan sisi baiknya yang mungkin dapat meluluhkan hati wanita itu. Ya, memang dia dulu sangatlah berengsek. Tapi sekarang ... tidak ada bedanya sih. Malah tambah parah. Namun tidak mungkin, kan, ia mengungkapkan keburukannya. Apalagi di depan wanita cantik seperti Im Yoona. Ia harus mem-branding image-nya.

"Noona, aku akui aku cukup tidak dewasa saat itu. Tetapi sekarang berbeda, aku tidak bisa lagi menjadi pria seperti itu ketika banyak orang yang mengidolakanku."

"Hei, hei. Jangan ditanggapi serius. Aku bercanda, kok." Im Yoona merapatkan tubuhnya pada Taehyung. Ia lalu berbisik, "Aku justru suka kau yang seperti itu. Sangat keren."

Taehyung menyunggingkan senyum. "Maukah Noona berdansa denganku?" tawarnya kemudian ketika sesi dansa dimulai. Dengan sopan, Taehyung meraih tangan Yoona, mengecupnya lembut. Wanita itu menyambut dengan bangga. Keduanya pun berjalan ke tengah-tengah aula. Lagu "Perfect" milik Ed Sheeran terputar. Mengikuti irama, keduanya pun menampilkan gerakan lambat dengan tanpa memutus pandangan satu sama lain. Tampak Yoona telah mengidam-idamkan kesempatan menari dengan Taehyung. Semua wanita yang ada di sana, menatapnya iri. Kecuali satu, seorang wanita yang baru datang kala itu.

Secara mengejutkan, lampu di ruangan acara reuni padam. Terdengar riuh suara para tamu undangan yang memprotes akan hal itu. Termasuk juga Taehyung. Ia merasa kesal karena padamnya lampu datang di momen yang tidak pas. Padahal, nyaris saja bibirnya dan Yoona tadi bertemu. Sedikit lagi, sial!

Ketika lampu menyala kembali, jantung Taehyung berdebar seakan-akan ingin meledak. Bagaimana tidak? Wanita yang sedari awal ia tunggu kehadirannya, kini ada di depan mata. Taehyung terbengong beberapa detik, hingga ia tersadar ketika lengan Sohyun melingkari lehernya. Suara musik terputar kembali. Pria itu sama sekali tak dapat memalingkan wajahnya dari Sohyun yang malam itu terlihat amat cantik. Kedua mata wanita itu berbinar, bibirnya yang merah merekah, ingin Taehyung lahap saat itu juga. Namun, ia mengontrol dirinya dengan sangat baik.

"Kapan kau sampai?"

"Baru saja." Ah, hanya mendengar suara wanita itu saja, Taehyung merasakan panas di sekujur tubuhnya.

"Kau sangat cantik, Miss. Aku yakin, aku bukan pria pertama yang mengatakan ini. Benar, kan?"

"Itu berlebihan. Tapi, percaya atau tidak, hanya kau satu-satunya yang berani mengucapkan itu padaku di lantai dansa."

Taehyung tersentak. "Miss belum pernah berdansa dengan pria lain?"

"Kau yang pertama. Jujur saja, aku tidak mudah membiarkan pria lain menyentuhku."

"Miss, kau pasti bercanda."

Sohyun menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Memperlihatkan pesonanya yang meningkat berjuta kali lipat pada Taehyung. Benar saja, pria itu semakin tergila-gila. Apalagi, ketika Sohyun menyandarkan kepalanya di atas pundak Taehyung dalam posisi memeluk. Jarak keduanya begitu tipis. Sohyun seakan dapat merasakan detak jantung Taehyung, dalam hati ia tertawa sarkas. Mudah sekali membuatmu tergoda.

"Kau sungguh pria pertama yang kuizinkan berdansa denganku," bisiknya. Sengaja Sohyun mengembuskan napas di telinga pria itu untuk memancing reaksinya. Telinga Taehyung memerah.

"Miss, apa ... kau sudah punya pacar?" tanya Taehyung agak gugup.

"Belum," jawab Sohyun spontan. Kedua matanya mengikat perhatian Taehyung dalam sekali tatap. Cukup intens, hingga kemudian, Sohyun mendekatkan wajahnya. Jemarinya yang lentik, mengusap pipi Taehyung dan telunjuknya berakhir di atas bibir pria itu.

"Kalau kau?"

Terdiam sejenak, lalu Taehyung mulai berkata. "Aku juga belum, Miss. Kalaupun ingin punya pacar, aku akan mencari yang sepertimu."

"Memangnya aku seperti apa?"

Kini, giliran Taehyung yang aktif merayu Sohyun. Kedua tangannya bergerak menyusuri punggung Sohyun yang terbuka. Lalu, berakhir di pinggangnya. Taehyung menarik tubuh Sohyun lebih dalam.

"Miss adalah wanita yang cantik, pintar, berbakat, dan ... seksi," ungkapnya lirih.

"Aku senang kau memujiku. Tapi ... aku tidak suka berbagi pujian dengan wanita lain," kata Sohyun sambil melirik Yoona yang sedari tadi memelototinya di sudut ruangan.

Entah sejak kapan wanita itu berdiri di sana. Sepertinya, Sohyun mengambil alih posisi Yoona ketika lampu padam. Tentu, Sohyun melakukan itu dengan sengaja.

"Tenang saja, kau adalah satu-satunya wanita yang aku puja," yakin Taehyung. Keduanya pun melanjutkan dansanya.

Seperti dugaan Taehyung. Dirinya dan Sohyun langsung menjadi sorotan ketika disandingkan. Sebagian besar tamu pria heboh, menebak-nebak siapa wanita cantik yang tengah berdansa dengan Taehyung. Tak sedikit juga wanita yang iri pada Sohyun, selain karena kecantikannya, juga karena keberuntungannya bisa menari dengan Taehyung. Keduanya pun secara tidak langsung dinobatkan sebagai pasangan paling serasi malam itu.

***

"Shit! Itu wanita yang kau maksud? Wanita yang jadi pasanganmu?" tanya Jeonghan penasaran. Kedua matanya masih memperhatikan Sohyun, yang berdiri agak jauh dari tempatnya. Wanita itu tengah asyik mengobrol dengan tamu lain seolah saling kenal.

Taehyung melipat kedua tangan di depan dada, ia menaikkan sudut dagunya angkuh. Lagaknya sudah seperti pria yang berhasil mengencani Sohyun.

"Iya, dong. Gimana? Cantik kan? Bitna, Yoona, atau siapapun itu kalah darinya. Dia sangat sempurna."

"Tapi, kok wajahnya nggak asing, ya?" timpal Taeyong yang diam-diam mengamati Sohyun. "Kayak pernah lihat."

"Tentu saja! Dia adalah desainer ternama, bekerja di El-Roux. Namanya tersebar di segala penjuru Korea Selatan, kau tidak kenal? Elena Kim, The Goddess of Beauty!"

"Elena Kim?! Woah, wanita itu benar-benar Elena Kim!!"

Taehyung membungkam mulut Jeonghan yang terus berteriak. "Berisik, jangan bikin malu, dong."

"Aku tidak menyangka, gimana kau bisa kenal dengannya? Kudengar, dia sangat sulit didekati, kau dengan mudahnya—"

"Kau lupa? Aku model terkenal. Terkenal! Tidak heran jika aku bekerja sama dengannya," sombong Taehyung.

"Hebat juga kau. Makin ke sini, standar cewekmu makin tinggi saja. Tapi serius, aku tidak merasa asing dengan wajahnya. Bukan karena dia Elena Kim, tapi sepertinya dia mirip seseorang dari masa lalu."

"Lee Taeyong, kau sedang mengarang cerita khayalanmu, ya?" ejek Taehyung.

"Iya, benar! Kau ingat Kim Sohyun?" ujar Taeyong setelah kepalanya berhasil mengingat wajah seseorang.

"Kim Sohyun? Mantanmu yang mana lagi itu?" Yoon Jeonghan memicing ke arah Taehyung, menuntut jawaban.

"Hei, siapa dia? Kalau dia bukan wanita cantik, aku tidak kenal."

"Ck, gadis itu. Gadis yang dulu menembakmu di lapangan basket. Apa kau lupa?"

"Siapa?"

"Cowok ini! Memang dasar, memori otakmu full sama cewek cantik dan seksi semua, ya!" Taeyong memiting kepala Taehyung, membuat Taehyung tertawa geli akan tingkah temannya itu. "Apa karena keseringan nonton porno, kau jadi pelupa?"

"Haha, beneran. Aku nggak tahu siapa itu Kim Sohyun. Gadis yang menembakku? Yang mana? Di antara ratusan ribu, tidak ada satu pun yang aku ingat bernama Sohyun."

"Dasar playboy."

"Kau juga, bodoh!"

"Aku sudah pensiun," bela Taeyong. "Baiklah, akan aku ingatkan. Kalau aku bilang fashion terrorist, kau pasti akan langsung mengingatnya."

Fashion terrorist? Iya, bagaimana bisa Taehyung lupa pada julukan yang ia ciptakan. Seketika setelah Taeyong menyebut mantra itu, ingatannya memutar pada kejadian 10 tahun lalu. Saat seorang gadis seangkatannya dengan tidak tahu malu menembaknya di depan umum.

"Oh, ya. Maksudmu, gadis gembel yang suka memakai jersey buluknya setiap jam olahraga? Gadis yang selalu memakai pakaian yang mismatched dan sangat merusak pemandangan? Gadis yang rambut dan badannya bau serta kelihatan tidak terawat itu?"

"Bukankah ucapanmu cukup keterlaluan? Bagaimana kalau dia ada di sini dan mendengarnya?"

"Mana mungkin. Dia kan kabur setelah aku menolaknya. Mana berani dia menampakkan batang hidungnya di sini? Cari mati? Apa nggak punya muka?"

Seumur hidup Taehyung, Taehyung membenci seorang wanita. Wanita yang tidak lain adalah Kim Sohyun, mantan teman seangkatannya yang dulu tergila-gila padanya. Selama Taehyung menolak wanita, mereka pasti meraung-raung setelahnya. Tak berani menampakkan diri lagi di hadapan Taehyung. Tetapi berbeda dengan gadis bernama Kim Sohyun itu. Setelah ditolak mentah-mentah, bukannya menangis, ia malah tersenyum. Menantang Taehyung dengan tatapan penuh percaya diri dan melemparkan kutukan yang terdengar menjijikkan. Akan membuatku jatuh cinta padanya, dia bilang? Hah, tidak mungkin. Wanita seburuk itu, sama sekali bukan seleraku.

***

Di tengah-tengah keramaian, Taehyung berjalan mendekati sosok wanita yang tampak tak asing dari belakang. Ya, mungkin benar bahwa dia telah menemui ribuan gadis cantik selama ini. Namun, satu pun di antara mereka tak ada yang berhasil ia ingat wajahnya. Apalagi posturnya. Dan entah mengapa, perhatiannya sejak awal tiba di lokasi pesta sudah tertuju pada seorang wanita dengan one-shoulder dress berwarna navy. Rambut cokelatnya dibentuk crown braid dengan gaya messy, mempertontonkan lekuk lehernya yang mulus dan indah. Sekali lagi Taehyung mengumpat dalam hati. Ia mengagumi kemolekan partner bisnisnya itu.

Dia benar-benar wanita idamanku!

Kim Taehyung adalah tipe pemilih. Seleranya cukup unik karena ia tidak akan segan menolak rekannya yang bukan orang Asia. Memang orang-orang Barat memiliki body yang seksi dan berisi. Kulit eksotis dengan tubuh seperti gitar spanyol yang menarik untuk dinikmati. Tetapi baginya, wanita Asia tetaplah yang terbaik, terutama gadis yang berdiri membelakanginya ini. Kulitnya yang cerah, mata yang bulat besar seperti anak anjing, serta hidung yang mungil dan mancung.

Taehyung hendak menggoda wanita itu dengan merengkuh pinggangnya—sama seperti yang ia lakukan sebelumnya. Belum sempat rencana "kotor" itu ia lakukan, seseorang meneriakkan sebuah nama dan itu sukses mencuri perhatian Taehyung.

"Kim Sohyun?! Itu kau? Wah...."

Sorak seorang wanita seumurannya yang tak lain dan tak bukan merupakan mantan ketua cheerleader di sekolahnya dulu. Gadis cantik dan populer dengan wajah Jepangnya yang oriental, Minatozaki Sana.

"You're so pretty! You changed a lot!"

Kedua wanita itu saling berpelukan. Cipika-cipiki melepas kerinduan. Hingga akhirnya, wanita bernama Sohyun itu berbalik dan menyapa Taehyung yang tepat berada di belakangnya.

"Oh, Taehyung! Lama tidak bertemu."

Kim Sohyun melambaikan tangan sambil memperlihatkan senyumnya. Tidak, bagi Taehyung itu bukanlah senyuman biasa, melainkan seringaian.

Jangan bilang, Miss Elena adalah Kim Sohyun si Fashion Terrorist?! Tidak mungkin!

Wanita secantik angsa itu pun bertransformasi menjadi rubah licik yang menyebalkan. Pantas saja Taeyong seperti pernah mengenali wanita itu. Rupanya, dia memang Kim Sohyun. Tapi, sulit rasanya bagi Taehyung mempercayai kalau wanita yang membuatnya tergila-gila sampai detik ini adalah Kim Sohyun.

Kim Sohyun yang itu? Yang benar saja!

"Miss Elena? Kau mengenal mereka?" Taehyung merujuk pada wanita yang Sohyun ajak bicara sebelumnya, termasuk Sana—yang baru tiba di lokasi.

"Aku ... aku berencana ingin mengenalkanmu dengan orang-orang yang ada di sini, haha. Kau ramah juga, ya," cerocos pria itu, masih tidak percaya jika wanita di hadapannya adalah gadis yang ia tolak dulu sekaligus gadis yang ia benci.

"Apa maksudmu, Taehyung? Kenapa aku tidak mengenali teman-teman seangkatanku sendiri?"

Dada Taehyung seperti dibelah dua. Ia sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Miss Elena membuktikan dengan mulutnya sendiri dan mengklarifikasi secara tidak langsung bahwa ia adalah Kim Sohyun. Tanpa sadar, Taehyung memegangi kepalanya. Jika benar dia Sohyun, maka tingkah lakunya selama ini sudah sangat gila!

"Baiklah, aku akan memperkenalkan diri dengan benar." Sohyun menatap sekilas ke arah Sana. Setelah mendapat anggukan dari wanita itu, Sohyun menuju podium yang ada di depan aula.

Sohyun mengangkat microphone itu tepat di depan wajahnya. "Semuanya, perkenalkan, aku si Fashion Terrorist, Kim Sohyun. Kuharap, kalian tidak melupakan wajahku, ya." Sohyun tersenyum sinis kepada semua orang yang menatapnya. Fashion terrorist, julukannya yang dulu membuatnya begitu terkenal seantero sekolah. Mereka yang hadir adalah mereka yang pernah mengolok Sohyun. Sekarang Sohyun puas, menyaksikan wajah penuh keterkejutan dan keseganan itu. Coba saja olok aku lagi kalau kalian berani, batin Sohyun.

"Apa benar dia Kim Sohyun? Cewek yang pernah ditolak Taehyung?"

"Wajahnya kalau dilihat-lihat memang mirip. Tapi, dia beneran jadi sangat cantik."

"Aku tidak percaya ini. Kalian lihat kan, tadi Kim Taehyung berdansa dengannya. Taehyung terlihat menyukainya."

"Pertanda apa ini? Apa sekarang Kim Taehyung bertekuk lutut pada gadis yang pernah ditolaknya?"

"Hei, aku jadi ingat. Waktu itu, Sohyun pernah bersumpah akan membuat Taehyung jatuh cinta padanya, kan? Wah, dia benar-benar membuktikan omongannya. Bahkan sekarang dia jadi orang sukses dan terkenal."

Satu per satu keributan masuk dan keluar melalui telinga Sohyun. Wajar jika teman-temannya itu tak mengenali Kim Sohyun yang sekarang. Perbedaannya 180°, Kim Sohyun seakan menjelma menjadi sosok baru.

Menyesali kelakuannya selama ini, Taehyung agak memundurkan langkahnya menjauhi Sohyun. Ia menahan malu dan bersiap-siap bahwa harga dirinya akan segera dijatuhkan. Bersamaan dengan pergerakan Taehyung, Sohyun turun dari podium. Masih diperhatikan oleh banyak orang, ia mendekati Taehyung.

Mengerikan. Sohyun terang-terangan mengikis jarak. Paras rupawannya berubah menjadi horor. Membuat Taehyung merasa seolah diintimidasi oleh psikopat gila seperti yang ada di film-film.

Taehyung diam seribu bahasa. Tubuhnya membeku ketika punggungnya menemui jalan buntu. Gelas wine di genggamannya nyaris jatuh jika Sohyun tidak menahannya. Wanita itu semakin mendekat. Bibirnya merapat ke telinga kanan Taehyung seraya berbisik sensual, "Sebaiknya, mulai sekarang jangan panggil aku fashion terrorist lagi, Tuan Kim Taehyung."

"Alias .... rekan kerja kesayanganku," tambahnya dengan sengaja sambil membelai agresif dada bidang berbalut kemeja mahal milik pria 27 tahun itu.

Sekujur bulu tubuh Taehyung berdiri. Mendengar Sohyun menyebutkan namanya secara formal, Taehyung seolah dapat memprediksikan kehidupan kariernya di masa depan akan kacau dan hancur.

Dan setelahnya, Sohyun meninggalkan Taehyung yang berdiri kaku dengan ekspresinya yang linglung. Ketampanan pantatku! Kenapa dari sekian juta wanita, harus dia yang kupuja-puja? Damn it!

Ia pun melirik tak percaya. Wanita itu bahkan dari belakang pun sangat menggoda. Jatuh sudah harga diri Taehyung karena sejak awal pertemuan mereka, ia malah terjebak pesona Kim Sohyun, gadis yang cintanya ia tolak sepuluh tahun lalu. Rasionalitas Taehyung semakin nyeri ketika Sohyun membalikkan sedikit badannya dan mengedipkan sebelah mata. Wanita itu seakan-akan mengucapkan mantra untuk membunuhnya, sampai jumpa lagi.

Apa sekarang Sohyun berniat membalaskan dendam? Ah, lagi-lagi pikiran Taehyung kacau. Pekerjaannya sebagai seorang model tidak akan tenang setelah ini.

***
Tbc

Jeonghan dan Taeyong be like:


Kim Taehyung be like:
*passed away*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top