2
Pekerjaan yang Aku jalani ini, tentu tidak mudah, kenapa begitu?
Mungkin bagi sebagian orang pekerjaan ini mudah, kami tinggal duduk dikursi, menelpon orang yang bermasalah, gagal atau berhasil itu rezeki, dan selesai.
Iya, sih, memang seperti itu, tapi untuk aku sendiri, ini pekerjaan yang begitu menguras tenaga, batin, tentu pula rasa bosan.
Pertama, Aku harus bisa menekan emosi yang sebetulnya harus aku lampiaskan balik kepada mereka.
Kedua, Aku harus sabar dan menerima semua perkataan dari orang, yang bahkan aku sendiri bisa untuk melakukan hal yang sama terhadap mereka.
Ketiga, Tidak sampai target? Kena deh lo, sama TL atau SPV divisi.
Empat, bulan ini selesai dengan sesak napas, bakal dibuat kejang-kejang dibulan berikutnya.
Terakhir, Bosan! Kalian bayangin saja, selama dua tahun kerjaanku hanya seperti itu, menelpon pelanggan, menagih utang mereka, dan selesai. Tidak ada yang berubah, kecuali, saldo di rekeningku.
It's ok, tapi lebih dari itu, aku banyak sekali dapat pelajaran dari pekerjaan ini.
Salah satu dari sekian banyak yang aku syukuri, aku jadi pandai untuk menilai karakter orang, satu lagi deh, terima keadaan kalian apa adanya, tidak usah terpengaruh kehidupan orang luar, karena tanpa kita sadari kemewahan orang diluaran sana mampu membuat kita tersiksa dan salah dalam mengambil tindakan.
Aku sudah tidak heran kalau melihat orang yang hidupnya mewah di sosial media, justru merana di kehidupan nyata. Karena hidup mereka lebih banyak mengabulkan perkataan orang lain, bukan menikmati apa yang sudah mereka miliki.
Yah, namanya juga hidup. Hehehehe.
***
Nah, biasanya akhir bulan dan awal bulan itu orang-orang sedang jayanya memiliki uang, jadi mumpung ini masih tanggal dua, aku harus dapat orang yang mau membayar utang mereka.
Pagi ini, Bang Ramo tidak ada di kantor, alias jatahnya dia libur, jadi sudah dipastikan Bang Bintang sebagai tim leader yang akan menghandle divisiku hari ini.
Masih ada waktu lima belas menit untuk memulai briefing pagi, Aku ingin ke toilet, kebelet dari berangkat kerja tadi.
"Ra, Flira,"
Aku menghentikan langkah, ternyata Rama divisi IT, Aku tahu dari name card yang dia kalungkan dan kalau tidak salah dia temannya Bang Ramo.
"Kenapa?" Aku menatapnya datar, dua tahun disini, aku benar-benar menjaga jarak terhadap divisi lain, itu yang sudah aku terapkan selama ini, dan Rama salah satu dari sekian banyaknya.
"Gue boleh minta kontak lo? Buat temen gue, dia mau tau cara kerja deskcall," katanya di akhiri senyum yang cukup manis atau manis banget kalau Dori yang lihat.
"Tanya yang lain aja." setelah berkata begitu aku langsung meninggalkannya, melanjutkan jalan kearah toilet.
Oke, jujur. Selama dua tahun lebih aku bekerja di BI, aku sama sekali tidak tahu secara meluas tentang perusahaan ini.
Contoh kecil, seperti, ada berapa divisi di BI, kata Dori ada banyak, tapi yang aku tahu hanya Deskcall, field collector, IT. Itu pun aku tidak tahu dengan benar jobdesk mereka, tidak penting juga, sih, untukku. Hehe.
Lima belas menit kemudian aku sudah kembali di ruangan, yang lain sudah bersiap untuk memulai briefing, Aku langsung mengambil tempat. "Udah pada ngumpul semua, kan, ini, gue langsung mulai, ya." Bang Bintang kemudian mengabsen kami yang ada diruangan, setelah selesai, baru memulai briefing pagi kali ini.
"Assalamualaikum. Selamat pagi semuanya," kami semua kompak menjawab, "Seperti yang Bang Ramo udah kasih tau kemarin, target kita bulan ini tiga puluh lima juta, nah mumpung lagi awal bulan, pasti banyak yang baru pada gajian, gue harap kita semua bisa achieve target bulan ini. Gue kangen banget megang duit banyak. Lo semua juga kangen, kan?" bercandaan Bang Bintang langsung mendapat respon heboh dari kami semua.
Iya. Aku juga kangen banget lihat rekeningku isinya membeludak, sudah rindu berbelanja bareng Dori. Huhu.
Sudah dua bulan ini divisiku belum juga sampai target. Jujur saja, dua bulan kemarin itu pelanggan susah banget disuruh bayar tagihan mereka. Apa lagi bagianku yang memegang pelanggan dengan tagihan yang sudah terlambat tiga bulan bahkan bisa lebih, kalau kasarnya, orang berengsek semua. Mati-matian Aku berusaha agar mereka mau membayar.
"Berisik banget lo pada, hahahaha. Yaudah intinya tetep semangat, pinter-pinter ngerayu orang, lo semua udah masuk ke sini, artinya udah paham gimana caranya itu orang biar mau pada bayar. Inget COC ya teman-teman."
Kami semua mengangguk kompak.
"Segitu aja lah ya, capek gue ngomong, hahaha. Gue tutup ya, semangat buat hari ini!" ujar Bang Bintang yang langsung meninggalkan kami semua, memang dia doang TL yang aneh, penutupnya tidak di akhiri salam, ngomong semaunya juga.
"WAALAIKUMSALAM." Kami semua serempak mengucap salam penutup, eh, Bang Bintang malah ketawa ngakak.
***
"Baik, terima kasih, Pak Janu. Kami tunggu pembayarannya segera ya, Pak. Selamat Siang." Aku memutus sambungan telpon dengan menghembuskan napas lega, lalu mulai mengetik hasil yang aku dapat dari panggilan ke tiga belas ini.
Sudah empat orang yang mengkonfirmasi akan membayar tagihannya, tapi belum cukup untuk membuatku lega, karena bisa saja mereka itu hanya berbohong.
Bukan hal yang aneh ini terjadi, aku sudah sering mendapat hal yang kurang mengenakan seperti ini, kalau dulu waktu baru bergabung disini, aku cukup kaget, mereka yang bilang akan membayar ternyata berbohong. Tapi, tidak semua seperti itu sih, ada juga yang bayar, ya intinya tergantung dari mereka nya juga, yang pasti utang harus mereka bayar dan tugasku, ya menagih utang mereka.
Aku melirik jam dipergelangan tanganku, sudah menunjukan pukul sebelas, waktunya jam istirahat. Aku langsung bersiap mengambil dompet dan ponsel, Lani sudah memanggilku tadi, ngajak makan siang bersama di luar, ternyata selain Lani ada Yuni, Kak Fira dan Sera juga.
Tidak jauh dari BI hanya jalan kaki sekitar sepuluh menit kami sudah tiba di resto cepat saji, setelah mendapat tempat duduk Aku dan yang lain pun langsung memesan makan, "Kak Ra, di tempat kos lo ada yang kosong gak?" yang bertanya itu Sera dia baru bergabung sekitar enam bulan yang lalu, Aku tidak cukup dekat dengannya, tapi kami pernah beberapa kali lunch bareng, seperti saat ini.
"Ada, kayaknya," ucapku sambil mengangguk.
"Aku mau ngekos aja deh, capek kalau harus pulang pergi." keluhnya.
"iya lah, mending lo ngekos, pulang pergi jakarta bogor, udah gitu naik kereta, hadeuh, sesek duluan gue." yang menimpali ini si Lani, sebelas dua belas sama Dori, bedanya dia masih kalem, tidak seheboh Dori.
"Iya, Ser. Ngekos aja, tuh di kosan Flira, enak kok, walaupun campur tapi tetep ke jaga gitu privasinya, ya walaupun agak mahal, tapi sesuai lah sama yang kita dapet." Kak Fira ikut menimpali, dia ini Kakak BI paling lurus yang pernah aku temui, kalem banget, jarang marah pula, Aku pernah ngerjain dia waktu ulang tahun, itu sudah keterlaluan menurutku, tapi dia tidak marah sama sekali, jauh beda dari Dori pokoknya.
Ampun! Dari tadi aku nyebut nama dia terus, sekangen itu apa ya kalau kami tidak satu shift bareng. Hahaha.
Sepuluh menit kemudian pesanan tersedia dimeja, kami langsung menyantapnya, di selingi obrolan ringan yang didominasi oleh mereka, aku sih, tetap setia menjadi pendengar, hanya beberapa kali saja ikut menimpali.
Ponselku bergetar pelan, tanda satu pesan masuk. Aku membacanya, panjang umur ini orang. Hahaha.
Dori Cantiqq
Lo dmn? Gue udh druangn. Ko sepi:((
Flira G
Jam brp ini cantik? Gue lg lunch brg yg lain.
Dori Cantiqq
Oya, lp. Gw bw roti demenan lo nih, buruan balik, keburu dingin g enk.
Flira G
Tengkyu! Can't wait.
Aku menaruh kembali ponsel lalu melanjutkan makanku, empat puluh lima menit kemudian kami sudah sampai kembali di BI, langsung ke arah lift dan sampai di ruangan divisi.
Aku berjalan ke arah kubikelku. Dan TARAAA my favorite bread! Langsung ku hampiri kubikel Dori, ternyata dia tidak ada, kemana dia?
Flira G
Lo dmn? Maaciw rotinya, Dordor!
Dori Cantiqq
Kantin, bosen gw sendirian.
Flira G
Siapa suruh lo udh nangkring di kntr jm segini? Cinta bgt lo sm BI, hahaha.
Dori Cantiqq
Sini ke kantin. Berisik deh lo.
Aku tak membalas pesan Dori, biarin saja deh, jam segini rawan banget untuk aku ke kantin, nanti juga dia yang akan menghampiriku.
Mulai kembali memasang headphone, menunggu sistem bekerja, dan ...
Saatnya bekerja!
***
Pukul 18.45
Terbangun dari tidur sehabis pulang kerja memang paling nikmat, Aku merenggangkan otot sebentar, sambil menunggu kesadaranku kembali sepenuhnya, aku memainkan ponsel, aku mau delivery makan dulu deh, sambil menunggu, aku mau mandi saja.
Satu jam kemudian, datang makan malamku, dan juga beberapa cemilan yang aku minta ke abang ojol, malas sekali kalau harus keluar malam-malam begini.
Lagi asik menonton youtube Raditya Dika, tahu-tahu profil Line Dori muncul, dia mengajak video call rupanya. Aku menggeser tanda hijau ke atas, "Ngapa lo?" sembur ku langsung, dia ini tahu banget, jam-jam aku yang tidak bisa diganggu, jadi ya seperti ini, iseng.
"Besok jadi belanja? Gue mau ikut, lho, jangan lupa."
"Nggak, gue udah nitip sama ojol." Dori mengganti tampilan kamera menghadap kearah penjuru ruangan, jam delapan lewat, pantas saja dia bisa nelpon bebas gini.
"Yaudah besok ikut gue yuk, ke mal, mau nonton," wajah Dori terlihat cemberut.
"sama doi lo aja sana. Gue mau ke galeri, bosen main ke mal terus."
Iya, Aku sudah lama ingin ke galeri, selalu saja gagal rencanaku, "Sama siapa, sendiri? Bawa motor gitu?" sembur Dori langsung.
Aku tertawa pelan, dia kalau sudah begini, pasti possesifnya muncul, duh, bikin geli saja. "Halah, segala nanya gitu, mau ikut lo? Enggak lah, ogah banget gue panas-panasan naik motor, mau naik transjakarta aja." iya, aku ke galeri ingin merefresh otakku, jadi naik motor dibawah terik matahari tidak akan mungkin aku lakukan.
"IHHHH, MAU IKUTTTTT,"
Aku mengangguk, tentu saja Aku setuju, sebetulnya sendiri pun tak masalah, tapi mengajak Dori juga tidak apa. "Jam 9 gue ke rumah lo, inget! Harus udah rapi semuanya. Lewat semenit aja, lo, gue tinggal." putusku, nah kalau urusan ngaret Dori jagonya, jadi aku sudah memperingatkan diawal, malas nunggu dia, lama banget.
"Siap obos!"
"gue matiin ya, lo gangu acara makan gue sambil nontonin yutup Raditya Dika, nih." Aku langsung memutus panggilan, ogah say goodbye sama itu anak. Hahahaha.
Dori Cantiqq
Ih! Ngeselin bgt si lngsng matiin:((
Flira G
Bawel bgt dordor.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top