Grim Reaper being... Grim Reaper?

Dewa kematian.

Sebutan bagi makhluk yang memiliki tugas untuk mencabut nyawa seseorang. Ia memiliki banyak nama yang disandang di berbagai negara dan juga berbagai agama. Shinigami, Grim Reaper, Izrail, Azriel, apapun itu seseorang menyebutnya, mereka adalah makhluk-makhluk yang bertugas memisahkan roh manusia dari tubuhnya.

Orang-orang biasa sama sekali tidak menyadari bahwa para makhluk tersebut bukanlah makhluk kasat mata yang dianggap oleh kebanyakan orang. Mereka berbaur, berwujud seperti manusia dan mungkin... adalah orang-orang yang ada disekitar mereka.

Tidak banyak orang yang mengetahui fakta itu. Bahkan, mereka dapat dihitung oleh jemari. Karena bagi makhluk seperti itu, manusia yang mengetahui wujudnya disebut sebagai Deathless.

Orang-orang yang mendapatkan kekuatan setelah mencurangi kematian. Kekuatan mereka beragam, sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain dan bisa mencurangi kematian itu sendiri.

Sei; pemeran utama kita ini adalah salah satu dari Deathless itu sendiri.

TIIIIIIN----

Suara klakson panjang yang tidak berhenti benar-benar mengganggu. Sebuah polusi udara yang sukses membuat kesunyian didepan gedung Rumah Sakit di Okinawa menjadi terganggu.

Sumber suara? Sebuah mobil sport hitam dengan pemuda berambut hitam keunguan yang menyenderkan kepalanya di atas setir yang dilengkapi oleh klakson super berisik tersebut.

Ia sama sekali tidak memperdulikan sekeliling. Bahkan saat seseorang datang dan mengetuk kaca mobilnya dengan pelan.

"Sei-sama, para pasien mengeluh suara bising mobilmu..."

"Ah, suara ini," Sei menggerakkan kepalanya, menoleh pada pemuda berambut biru gelap yang berdiri disamping mobilnya saat itu. Pakaian pemuda itu saat ini sebuah jas panjang hingga melebihi lutut berwarna hitam dengan topi lebar berwarna hitam. Sesuatu yang terlihat familiar untuk dilihat.

...

"Cosplay apa lagi sekarang?"

"Hei, ini bukan cosplay!" Pemuda itu tampak kaget mendengar perkataan dari Sei. Dan Sei hanya menatapnya datar dan diam menunggu kelanjutannya, "uh, kau tahu drama Korea yang akhir-akhir ini terkenal?"

"Yang membuatmu menangis di tengah malam? Tentu," Sei menjawab dengan nada datarnya.

"Aku tidak menangis," pemuda itu tampak protes dengan wajah kesal, "yah, sedikit. Lagipula aku tidak menyangka kalau ia akan benar-benar menghilang saat pedangnya dicabut oleh perempuan itu..."

"Kembali ke masalah pokok secepatnya Nao. Aku ingin kembali membuat polusi suara jika memang hanya untuk mendengarmu yang memuja-muja drama Korea itu."

"Hei, sudah kubilang ini bukan sembarang film. Ceritanya juga sama ada hubungannya dengan dewa kematian, pakaiannya unik jadi aku mencarinya dan mendapatkannya di e-bay seharga 1000 Yen satu set dari atas hingga kebawah. Karena aku juga dewa kematian, tentu saja aku juga pantas memakai pakaian seperti ini kan?" Cengiran tidak bersalah dari pemuda itu tampak cukup membuat urat kesabaran Sei menegang dan hampir putus, "oh, kalau kulihat kau dan sifatmu mirip dengan dewa satu lagi. Bagaimana kalau kita mencoba untuk berjalan di terowongan gelap berdampingan, itu sangat--"

"Daripada membicarakan itu bagaimana kalau kau memperhatikan mereka yang akan lewat?"

"AH!" Pemuda berambut biru itu tampak menyingkir saat sesosok hantu berpakaian rumah sakit dengan wajah pucatnya tampak berdiri di sampingnya.

"Dewa kematian mana yang takut hantu sepertimu..."

"D-diamlah, walau aku bukan manusia aku punya trauma dengan para hantu ini dasar Deathless," wajahnya memucat dan entah sejak kapan bersembunyi di sisi lain dari mobil milik Sei, "suruh dia pergi Sei. Lagipula tugas kami bukan untuk membimbing hantu penasaran..."

"Entah kenapa itu terdengar sedikit keluar dari tanggung jawab," Sei menghela napas dan menutup matanya tampak terkantuk-kantuk.

"Kau memaksakan diri untuk menyembuhkan gadis itu 1 bulan ini. Walau aku tahu namamu belum ada pada list kematian, tetapi kurasa kau tidak akan aman membawa mobil," jawabnya sambil menaruh tangannya di mobil Sei dan menatapnya.

"Aku masih bisa kok," Sei menghela napas dan menyalakan mobilnya lagi, "kau tidak punya keperluan apapun kan?"

"Tentu saja ada! Kau merebut klienku lagi dengan menyelamatkannya," masih dengan senyuman yang tidak berubah, namun tampak pemuda berambut biru gelap itu memiliki empat persimpangan diatas kepalanya, "seharusnya 1 minggu lagi anak itu akan mati kau tahu?"

"Aku tahu, hampir saja aku terlambat menyelamatkannya jika saja aku tidak melihatmu berada di kamar itu. Ayolah, kau juga berhasil mengambil nyawa anak laki-laki itu kan? Anggap saja impas karena aku tidak menyelamatkannya."

"Ah, aku tidak bisa mengatakan apapun lagi padamu," ia menghela napas dan tampak mengetuk mobil itu, "mau kuantarkan?"

"Tidak perlu, toh rumahku ada didekat sini. Bagaimana kalau kau bersiap saja dengan list nama selanjutnya di bukumu itu. Gadis muda berusia 18 tahun dengan nama depan A," Naoe tampak menatap dengan mulut membuka lebar. Ia menyentuh bagian saku kanan jasnya dengan tangan kirinya, dimana sebuah buku memang ia letakkan disana untuk mencatat jiwa yang harus ia ambil.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Makanya jangan menaruh buku sembarangan kalau sedang tidur," ia memasukkan gigi dan akan menjalankan mobilnya, "baiklah, terima kasih sudah membangunkanku. Aku akan kembali..."

"Yakin kau tidak mau kuantar Sei-sama?" Ia hanya mengibaskan tangannya diluar lewat jendela mobilnya saat ia sudah mengemudikannya, meninggalkan pemuda itu yang hanya membalas lambaian tangannya sambil menatap mobil yang berjalan oleng...

BRAK

"Benarkan kubilang!"

Sebelum mobil itu menabrak pohon yang ada di dekat sana.

.
.

"Menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada tersangka atas pembunuhan berencana."

Beberapa orang tampak berbisik dan memperhatikan seorang pria yang duduk dan tidak mengatakan apapun saat hakim mengetuk palunya untuk membuat keputusan.

"Kejam sekali..."

"Bagaimana ia bisa melakukan itu? Kudengar empat orang tewas di rumah itu."

Sementara semua orang berbisik, tampak anak kecil yang hanya duduk menatap kearah pria yang hanya menunduk sambil tersenyum tipis didekatnya.

"Ia adalah satu-satunya korban selamat kan?"

"Kasihan sekali, apakah ada keluarganya yang mengurusnya nanti?

"Kudengar ia ada di TKP saat kejadian itu terjadi..."

Ditengah bisikan orang-orang yang tertuju pada anak itu, ia hanya berdiri dari posisinya, berjalan melewati pembatas antara tempat duduk penonton dengan meja dimana pria itu duduk tanpa menghiraukan suara panik orang-orang yang tampak mencoba menjauhkannya dari pria itu.

Dan ia hanya menatap dengan tatapannya yang biasa, berhadapan dengan pria yang juga membalas tatapannya.

"Kau akan mengutukku seperti yang lainnya nak?"

"Kenapa?" Bukannya air mata, kekesalan, ataupun rasa marah yang diberikan oleh anak itu, namun hanya tatapan datar dan juga wajah bingung yang diberikan, "kenapa kau mengakui sesuatu yang tidak kau lakukan?"

...

"Kau bahkan bukan manusia bukan, tuan?"

.
.

Iris ungu itu membuka perlahan saat ia menemukan langit-langit putih yang ada di atasnya. Ia mengedarkan pandangannya, menemukan ruangan yang terkesan mewah dan minimalis yang hampir keseluruhan bagiannya berwarna putih ada disana. Pandangannya berhenti saat ia melihat seorang gadis berambut perak sebahu yang tampak membelakanginya.

"Maria?"

"Oh anda sudah bangun tuan muda?" Gadis itu berbalik dan membawa sebuah nampan berisi minuman dan juga sebuah tempat pil berwarna putih disana. Ia memberikannya pada Sei yang berterima kasih padanya dengan segera.

"Sejak kapan aku dirumah?"

"Beberapa jam yang lalu. Naoe-sama membawa anda dengan panik dan meninggalkan anda di kamar anda ini setelah mengatakan akan mengurusi mobil anda yang rusak karena tertabrak pohon. Sudah saya bilang untuk memberikan klien itu pada saya saja Sei-sama..."

"Tentu saja tidak, walaupun kau juga seorang Deathless, tetapi kekuatanmu lebih berbahaya untuk digunakan ketimbang kekuatan yang kumiliki," ia meminum obat yang ada di dalam tempat putih itu dan menghabiskan minumnya, "tenang saja, lagipula aku hanya mentransfer darahku terlalu banyak pada Nana-chan hingga membuatku sedikit mengalami anemia."

"Berhati-hatilah Sei-sama, karena kekuatan anda memang membuat darah anda berbeda daripada manusia lainnya. Jika anda sampai kehabisan darah, maka anda akan benar-benar dijemput langsung oleh Naoe-sama."

Sei hanya tersenyum tipis dan menghela napas, berdiri dari posisinya dan berjalan kearah jendela yang ada di dekat ranjangnya.

Pemandangan perbukitan dengan jurang saat itu terlihat, dengan beberapa orang di bawah sana mengenakan pakaian seperti pakaian rumah sakit. Beberapa dari mereka tampak sedang bermain dan bercanda ria, sementara yang lainnya lagi tampak hanya menikmati pemandangan sendirian.

"Tidak masalah bukan? Toh kemampuanku sudah lama tidak digunakan. Pasien kanker adalah spesialisasiku. Dan tidak banyak pasien yang sempat untuk kita temukan dan disembuhkan sebelum mereka tewas atau tidak mampu untuk kita bawa kemari," Sei menghela napas dan menyilangkan tangannya, "aku bukan sepertimu ataupun yang lain. Hanya ini yang bisa kulakukan..."

...

"Tetapi sebaiknya anda tidak memaksakan diri dan memotong waktu pengobatan 3 bulan menjadi 1 bulan."

"Aku tidak ingin dibilang penculik pedophil yang berkeliaran," Sei hanya tertawa datar dan menghela napas untuk kesekian kalinya. Dan gadis bernama Maria itu hanya diam dan menatap punggung Sei yang membelakanginya.

"Ngomong-ngomong," Maria, dengan nada tenang dan datarnya tampak kembali berbicara, "kostum apa lagi yang digunakan oleh Naoe-sama tadi?"

"Kurasa, dewa kematian dari Korea?"

Ia sendiri juga tidak mengerti...

To be Continue

New Character!!
Naoe
"Grim Reaper"

.
.

A/N : entah kenapa kepikiran bikin chara cowo yang demen drakor xD dan btw ada temenku yang demen drakor banget loh. Cowo. Yang sifatnya 11/12 sama Naoe.

Awalnya mau setipe sama Aaron (bukan di RP) di Magical Music Academy, tapi entah kenapa jadi chara death reaper penakut sama hantu xD

Yah, tapi akhir-akhirnya akan jadi karakter komikal kaya si Aaron, jadi lihat saja nanti~

Ini mungkin akan sedikit melenceng dari medicalnya, karena akan lebih banyak ke fantasy. But tenang aja, masih ada unsur kesehatannya kok ;)

P.S : yang kaga ngeh si Naoe "Cosplay" jadi apa dan dia nonton drama apa, itu film Goblin. Secara dia sendiri juga statusnya Death Reaper jadi dia nge-cosplay-in Grim Reapernya Lee Dong Wook. Tahu lah kan, kostum khas Grim Reaper Goblin yang topi lebarnya itu.

Itu yang dipake sama Naoe xD

Next mungkin bakal bikin chapter pengenalan tokoh dulu :"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top