[15] Ada Paket Datang
Tamara melirik jam. Pukul 11 malam. Hari ini, ia memutuskan untuk tidak mengajak Ely. Karena dia sedang masa pengawasan polisi.
Tamara tidak ingin menimbulkan masalah.
"Angel." Ia segera berganti penampilan lagi. Angel segera keluar dari pintu belakang rumahnya dan berjalan pergi ke pusat kota yang sepi.
Angel bergerak anggun menyisir trotoar jalan raya. Sesekali dengan gesit ia melekukan diri ke belakang pohon saat didapati petugas mendekat padanya.
Petugas itu tidak melihatnya, tentu sana karena Angel memilih rute dengan penerangan minim malam ini. Semenjak tiga pembunuh yang terjadi, petugas kepolisian memperketat patroli malam. Benar-benar menyebalkan.
Sayangnya bukan hanya kepolisian. Jalanan pun lenggang karena sepertinya sudah banyak yang ketakutan dan Angel tidak mungkin pergi ke klub malam lagi. Jejaknya bida terlacak.
Akhirnya ia melipat kedua kaki diatas trotoar jalan. Menatap langit dengan beberapa bintang kecil di sana.
"Aku kangen, Kakak."
Detik itu juga sebuah mobil yang melaju ugal-ugalan melintas dan menabrak trotoar disebrang tempat Angel duduk.
Sosok kakaknya seketika muncul dan menyelesaikan melodi di sana. Angel segera bangkit. Dengan cepat ia menubruk kakaknya penuh rindu.
"Kakaaak!"
Laura menerima pelukan itu dalam diam. Ia tidak memberikan reaksi.
Suara langkah kaki dua orang dengan sepasang senter mendekat. Laura dengan refleks menarik lengan adiknya dan melesat menjauhi lokasi.
"Kau itu memang bodoh ya?" Laura menatap adiknya dari atas ke bawah. "Cukup hentikan dan pergi sekolah."
Bibir Angel mengerucut. "Di sekolah nggak ada, Kakak."
"Memangnya kau tidak punya teman ya?" Laura berkata sarkas.
"Aku 'kan sayangnya sama Kakak! Lagian kenapa menghindar terus sih?!" Angel berjinjit, menyamakan tinggi dengan kakaknya dan mengecup pipinya pelan.
Dingin sekali, batin Angel.
"Aku tidak mau main-main dengan manusia." Laura mengatakan itu dengan dingin dan menghilang.
Angel meremas jari-jari tangannya. "Yah, aku lihat Kakak udah seneng kok."
Kemudian Angel memutuskan untuk pulang ke rumah daripada membunuh orang dengan sia-sia.
Tengah malam, ketika Angel melepas semua penyemarannya dan bersiap tidur di rumahnya, sebuah paket yang datang.
----
"Tam!" Aila melambaikan tangannya dihadapan wajah Tamara.
"Ya?" Tamara menurunkan cangkir kopinya.
Hari ini sekolah mereka diliburkan. Tentu saja Tamara dan Aila memanfaatkannya untuk bersenang-senang. Sekarang mereka berada di sebuah kafe kecil di kota.
Obrolan simpang siur juga sudah selesai beberap menit lalu. Mereka hanya sedang melamun bersama untuk membunuh waktu.
"Mikirin apa?" Kening Aila tampak berkerut samar.
Tamara menggeleng. "Bukan apa-apa kok."
"Bosen ya? Apa kita nonton sekarang aja? Reynand lama banget sumpah." Aila memainkan cangkit kopinya pelan.
Sungguh, padahal mereka bertiga berjanji berkumpul di kafe dan pergi ke mall untuk menonton film bersama. Namun, Reynand super terlambat.
"Ayo nonton sekarang." Reynand tiba-tiba muncul membawa segelas Frappucino dingin yang siap dibawa pergi.
"Heh, darimana aja?" Tamara angkat suara. Diliriknya Reynand dari atas kebawah. Takut-takut ia membawa ulat untuk mengisenginnya.
"Siapa sih yang usul ngajak dia? Oh dia yang mau ikut ya?" Tamara berkata dengan kekehan kecil diakhir.
Reynand tampak sebal dan langsung menarik tangan dua sahabat itu dengan kasar. "Sudahlah maafkan aku, ayo kita jalan."
"Memangnya kenapa kau telat?" Aila melempar pertanyaan dengan kalem.
"Soalnya aku kesiangan." Reynand memberikan jawaban jujur yang dihadiahi jitakan Tamara.
"Padahal aku udah bangun pagi-pagi biar nggak telat dan kau malah asik tidur?!"
Reynand tertawa kecil. "Ya maaf pokoknya." Semalam ia tidur nyenyak sekali, saking nyenyaknya bahkan Vandy tidak membangunkannya untuk menyelidiki kecelakaan mobil semalam.
"Aku bisa mengatasi sendiri kok. Hanya kecelakaan bisa karena mengantuk," alasan Vandy saat Reynand bertanya.
"Belakangan ini aku lelah sekali." Reynand melepaskan tangan mereka dan mulai berjalan normal.
"Oh ya? Padahal PR aja nggak dikerjain," sahut Tamara.
Aila tertawa mendengarnya. "Iya juga ya. Kenapa kau bisa lelah sekali coba?"
Reynand menghentikan langkah, mereka telah tiba di depan satu-satunya mall kota ini.
"Eh dah sampai ya?" Aila ikut menghentikan langkahnya sesaat.
"Kita mau nonton apa ya?" Reynand bergumam.
Tamara dengan semangat melangkah dahulu. "Apa saja yang penting pop cornnya!!!"
-----
Dilain sisi, Elysia sedang menghadap dengan polisi untuk memberikan banyak keterangan. Tentu saja dengan suara tangisan yang mendalam.
Dua jam ia menuturkan patah-patah sekali lagi kejadiannnya hingga polisi percaya dan membiarkannya pulang. Kejutan ia dapatkan saat seorang yang mengenakan pakaian serba putih dengan masker berdiri di depan rumahnya dan meletakan sebuah paket.
Elysia bersembunyi dibalik dinding rumah tetangganya karena insting. Pria itu berlalu bergi setelah meletakan paket itu. Elysia mendekati rumahnya dengan hati-hati. Ia dengan cepat memuka kotak itu dan melihat isinya. Kartu nama dan beberapa perlengkapan. Elysia memasuki rumahnya dan melihat isi paket itu dengan saksama.
Secret Agent
Keren ya? Biar seperti film-film aja sih. ^o^ ) /
Silakan hubungi nomor dibawah ini 08129736xxxx
"Hahaha apa ini? Seperti anak kecil saja." Elysia meraih barang lainnya.
Beberapa sarung tangan hitam yang cukup besar, dua botol 200ml alkohol, dan ternyata sebuah pistol tertutupi kain hitam pelapis.
Elysia terpana. Pistol! Gila keren banget 'kan?!
Elysia meletakan pistol itu dengan hati-hati dan meraih benda lainnya.
"Apa ini? Seperti artis saja." Elysia mengenakan sebuah earphone kecil di telinga.
Hallo Elysia Carmelia ah atau harus kupanggil Artur?
Elysia mematung. Darahnya seperti mengering mendengarnya.
Jangan takut dan jangan tanya aku dapat identitasmu darimana, aku ada di mana-mana dan satu lagi, pistol itu agak berisik jadi gunakan saat terdesak. Oh ya, itu hadiah dariku.
Aku tidak akan membongkar identitasmu, tapi aku tidak akan membongkar identitasku sebelum waktunya. Percaya saja padaku dan kau akan mendapat barang-barang keren macam itu!
Oh. Kau pasti bertanya kenapa aku menghubungimu 'kan? Itu karena aku melihat aksimu kemarin lusa dan itu keren sekali.
Makanya, aku ingin merekrutmu menjadi agen rahasia. Aku beriman uang sesuai tingkat kesulitan dan satu lagi, pekerjaanmu hanya satu, yaitu membunuh mereka yang pantas mati.
Oh ya sementara panggil aku, X.
Kau bisa menghubungiku lewat sms dan aku akan menjawabmu dengan alat ini.
Kata sandinya "Hai X, main yuk!" dan aku akan memberikanmu tugas-tugas yang menghasilkan uang.
12/05/2018
NEXT SATURDAY>>
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top