16. Third Day (1/3)
Enjoy ....
"Kalian sudah paham dengan clue yang diberikan?" tanya Minho yang duduk di ujung kanan berhadapan dengan Changbin, sedangkan di sisi kirinya ada Hyunjin, Jisung, dan Jeno. Sebelah kanannya ada Seungmin, Jeongin, dan Felix yang paling jauh dengannya.
"Maksudnya, kita kembali ke tempat asal kita berada?"
"Sepertinya seperti itu."
"Tapi, kemarin aku dengan Seungmin hyung pergi ke laboratorium Biologi, tidak terjadi apa-apa. Tidak ada yang aneh juga." kata Jeongin yang membuat lainnya terdiam memikirkan petunjuk yang diberikan. Tidak tersisa waktu yang banyak.
Seungmin tersenyum misterius, "Bagaimana kalau ternyata semuanya harus kembali sesuai posisinya. Seperti aku, Jeongin, Minho hyung, dan Hyunjin berada di Laboratorium Biologi, Jisung di sebelah ruangan kami. Changbin dan Felix kembali ke halaman depan. Sedangkan, ... Jeno ... juga seperti itu." katanya dengan cepat. Dia tidak ingat dimana pertama kali Jeno berada di sini.
"Kau yakin, Seungmin?" tanya Hyunjin dengan memicing. Dia sedikit tidak percaya dengan perkataan Minho tentang sosok yang dia temui di koridor. Tapi dia juga tidak punya bukti akurat untuk menunjukkan kesaksiannya.
Tidak ada ponsel atau barang elektronik di sekitar mereka atau ... mereka belum menjelajah seluruh area ini.
"Kalau begitu, kita coba saja. Secepatnya selesaikan apapun yang kalian temui dan kembali ke sini, kurasa kita tidak akan bisa kembali siang nanti, malamnya bisa, kan?" Minho berucap, Changbin langsung berjalan meninggalkan meja menjadi pertama orang yang keluar dari kantin. Disusul Felix, Jisung yang menarik Jeno untuk mengantarnya ke tempat, Jeongin dan Seungmin beriringan, Hyunjin dan diakhiri oleh Minho.
Minho berjalan beriringan dengan Hyunjin, Seungmin dan Jeongin berjalan di depan mereka sampai melihat sekeliling. Barangkali ada yang terselip seperti surat tempo lalu, batin Seungmin dan Jeongin bersamaan. Yang paling tua hanya membiarkan mereka melakukan selama tidak menimbulkan musibah.
"Hyung, kira-kira apa tujuan mereka menyuruh kita kembali ke laboratorium?"
"Entahlah. Mungkin ada yang tertinggal. Ada yang kita lewatkan dan emnyuruh kita untuk mencari tahu." jawab Minho seadanya. Dia juga tidak ada ide.
"Selama bukan robot yang kita lawan, aku tidak masalah dengan apapun." ucap Seungmin menengahi mereka.
Hyunjin melihat Jisung yang masuk ke dalam ruangan, Jeno hanya berjalan melewati mereka berempat tanpa suara apapun, lalu menghilang di balik tangga. Jeongin, orang yang pertama kali sampai ke pintu laboratorium.
"Tidak bisa terbuka!" pekik Jeongin setelah menarik knop pintu beberapa kali. Seungmin menghembuskan napas perlahan dan mulai melihat sekitar untuk mencari kunci. Minho dan Hyunjin tanpa suara langsung berpencar.
Sial bagi mereka karena sepanjang koridor tidak ada bunga sebagai hiasan, bunga hanya terletak di lantai dasar setiap gedung. Atau tidak, mereka akan mencari kunci diantara pot bunga.
"Why is it look like they are just fool us?" pekik Hyunjin dan menendang pintu tak berdosa tersebut. Terdengar suara benda besi terjatuh dari ujung atas pintu tersebut.
"Kuncinya!" Hyunjin memekik kesenangan dan segera mengambil kunci tersebut. Sepertinya apa yang dikatakan Hyunjin adalah kebenaran, itu adalah kumpulan kunci. "Aku malas melakukannya. Kau saja Jeongin." kata Hyunjin yang langsung menyerahkan semua kunci ke tangan sang termuda.
"Aku akan membantumu." kata Seungmin.
Butuh lima menit untuk mengetes satu persatu kunci yang ada, Minho langsung menyelonong masuk ke dalam dan terbelalak dengan apa yang dihadapan mereka, disusul Hyunjin yang ikut terdiam sebentar, dua orang lainnya hanya melongo di luar ruangan.
"WHAT IS THIS?!"
Changbin & Felix side
"Kau kira apa yang bakalan kita temui?"
"Zombie, maybe?" tebak Changbin dengan santai memainkan pedangnya.
Felix berdiri di tengah lapangan sambil melihat sekitar, sedangkan Changbin hanya duduk di sampingnya, terlihat tidak takut dengan misi yang diberika Jay. Tidak ada yang patut dicurigai. Sebenarnya ada, tapi dia mulai terbiasa dengan itu. Tidak ada burung yang lewat walaupun ada taman hutan mini di sekitar.
Mungkin burung juga segan untuk masuk ke dalam kawasan elit ini.
"Rawrrrr!"
Felix dan Changbin spontan melihat ke arah taman hutan tersebut, lalu saling menatap satu sama lain dengan penuh pertanyaan. Lalu terdengar lagi suara auman yang lebih keras dari sebelumnya.
"Kita harus masuk?" tanya Felix dengan ragu.
Changbin mengangguk. Lalu merangkul bahu Felix untuk masuk ke dalam hutan mini tersebut. Berbeda dengan Felix yang terlihat waspada, Changbin terlihat santai, bahkan tanpa segan memotong rumput liar atau cabang pohon yang menjalar menghalangi jalannya.
"Seo Changbin!!!"
"AAAAAAAAA!!!"
To Be Continue
Good niteeeee 🥰
Maaf terlambat update, aku ada urusan yang perlu diurus tadinya. Sudah jam segini jadi mending update sebelum kelupaan.
See ya ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top