09. Be A Team?

Welcome, to the point of all the story

"Apa itu?" Jisung langsung menyelip di percakapan yang menjadi dingin dan beku. Pemuda Han ini tidak sadar kalau semua mata tertuju pada Hyunjin, otaknya sibuk memerintah untuk memakan hidangan di depan mata.

"Apa aku benar, Hwang Hyunjin?"

Mengabaikan pertanyaan Jisung yang tidak berguna, Changbin malah melemparkan pertanyaan penuh misterius pada pemuda yang ditatapnya lekat-lekat; ditambah dengan penekanan pada rangkaian nama tersebut membuat kondisi menjadi lebih mencekam. 

"Bukan begitu cara mainnya, Mr. Seo." kata Minho yang meruntuhkan kecanggungan antara mereka berenam, kurang Jisung yang masih sibuk dengan ramyeon. Minho terkekeh pelan sambil melihat Changbin yang masih mempertahankan gurat wajahnya.

"Hyunjin bukan pelakunya, anak muda. Dia bersamaku seharian, bagaimana mungkin dia bisa merencanakan ini? Lagipula, kita perlu mendengar suara dari penculik itu sendiri bukan?" lanjut Minho dengan tenang dan santai meletakkan peralatan makannya di atas meja kantin.

Hyunjin membuka mulutnya, dia belum berhasil memecahkan kejadian ini dan ada yang menuduhnya dalang dari ini semua. Dia bahkan tidak mengenal mereka semua kecuali Minho.

Changbin mengangkat alisnya sedikit membuat Minho tersenyum tipis.

Itu membuat Changbin merasa jengkel.

Dia merasa kalah dari pemuda tersebut.

Minho berbalik melihat Seungmin di belakangnya, lalu tersenyum tipis dia berkata, "Iya, kan, ... Kim Seungmin-ssi?"

Hyunjin menahan napas, maksudnya ini ulah Seungmin?

Tetapi, kenapa? Apa alasannya?

"Seungminnie hyung tidak mungkin melakukan itu! Jangan asal menuduh!" teriak Jeongin yang memukul meja makan dengan kuat sampai Jisung terjengit dari acara makannya, kuah dalam mangkok muncrat mengenai pipi gembil siluman tupai satu ini.

"Hey! Hati-hati! Aku tidak rela jika makanan selezat ini terbuang sia-sia!"

Pekikan Jisung tidak menjadi bahan pergunjingan oleh lainnya.

Minho tertawa keras seorang diri, membuat yang lainnya terkejut dengan perlakuan dadakannya.

"Siapa yang bilang dia pelakunya?" tanya Minho di sela-sela ketawanya.

"Lalu, apa?" tanya Jeongin yang menurunkan nadanya.

"Surat." jawab Minho dengan cepat; lagi-lagi dia membuat seisi kantin menjadi dungu karena jawabannya yang terkesan aneh tersebut. Tetapi, Minho tetaplah Minho, dia langsung bergabung dengan Jisung untuk menikmati makanan.

"Maksudnya?" Changbin yang pertama kali mengeluarkan suara.

"Surat apa?" tanya Felix yang akhirnya mengeluarkan suara.

Seungmin membuka mulutnya, dia langsung merogoh kantung di baju tidurnya dan mengeluarkan sepucuk amplop yang masih tertutup rapi.

"Bukannya kau bilang jangan dibuka?" tanya Seungmin kepada Minho.

"Aku tidak bilang jangan dibuka."

Seungmin berdecak dengan keras, matanya melihat benda segi empat di tangannya dengan bingung. Dia ragu untuk membukanya sekarang, padahal beberapa jam yang lalu dia bersikukuh untuk membukanya.

"Buka saja. Tidak apa-apa, Seungmin." kata Hyunjin yang seolah mengetahui niat hatinya.

Seungmin segera membuka amplop tersebut dan selembar kertas berwarna putih berada di tangannya.

"Baca, hyung. Kita perlu keluar dari sini."

Seungmin menjilat bibir bawah yang terasa kering, lalu mengambil ancang-ancang untuk membacanya.

Welcome! To the game of life .

The game called Death Hunters.

Keep going on or you'll die.

7 days are given to you to escape, find whatever you see, go wherever you stepping on, kill whoever hurt you.

Game maker,
Jay

Seungmin mengernyitkan dahinya setelah membaca isi surat dengan lantang. Raut bingung dilayangkan satu sama lain ketika mendengar isi suara tersebut.

"Yang penting itu bukan aku." kata Seungmin langsung untuk meluruskan pikiran mereka bertujuh.

"Surat? Maksudmu seperti ini?" tanya Felix sambil mengeluarkan sepucuk surat dari balik kantung celananya.

"Dimana kau mendapatkannya?" Hyunjin bersuara sebelum Minho yang melakukannya. Dia hanya merasa tidak yakin dengan apa yang akan diucapkan oleh Minho.

Sebelum ada yang kembali terluka seperti dua pemuda lainnya.

Felix mengangguk, "Bukan aku, Changbin yang menemukannya. Saat mendapatkan pedang itu, surat diletakkan didekat ranting pohon yang pendek." penjelasan Felix membuat semuanya paham, "Dia memintaku untuk menyimpannya."

"Buka dan baca, Felix." kata Jisung sambil keluar dari arah dapur.

"Kau darimana?"

"Mencuci piring. Aku juga tahu tata krama. Untung tidak ada yang aneh di sana. Tapi, ada sepucuk surat terselip di lemari penyimpanan makanan fermentasi." kata Jisung menjawab pertanyaan Minho sambil menunjukkan sepucuk surat yang sama bentuknya dengan milik Seungmin dan Felix.

"Apa aku perlu membukanya?" tanya Jisung lagi dengan penasaran.

"Tidak, nanti saja. Si Felix juga punya satu." kata Minho yang menajamkan penglihatannya pada Felix; mendesaknya untuk membaca isi surat tersebut.

You've been chosen to the war of infinity

Grab your weapon, kill all the enemies

You're the leader of legendary war

Step be careful and don't make a team

Game Maker
Jay

Minho mengangguk mendengar penuturan Bahasa Inggris Felix yang fasih. Beberapa dari mereka hanya menatap langit-langit kantin yang dihias dengan lampu.

"Maksudnya, don't make a team?" Tanya Hyunjin yang akhirnya duluan memecahkan keheningan.

"Jadi, maksudnya kita di sebuah game?" Jeongin melanjutkan pertanyaan Hyunjin yang dijawab oleh angin lalu.

"Dari penangkapanku, ini lebih ke penghabisan nyawa berkedok permainan. Si Jay ini adalah Game Maker Death Hunters berarti dia adalah pembunuh yang ingin kita semua terbunuh di sini." Jawab Minho yang berusaha mengatakannya dengan mudah. Matanya memicing ke arah yang lainnya, merasa tidak akan ada yang menyela dia melanjutkan perkataannya.

"Selama tujuh hari. Kita harus bisa keluar dalam tujuh hari."

"Intinya, kita hanya perlu defeat our enemies untuk bisa keluar dari sini." kata Hyunjin yang menyederhanakan perkataan Minho, "tapi, apa arti dari don't make a team?" sambung Hyunjin yang menatap penuh tanya pada kakak kelasnya tersebut.

"Itu hanyalah jebakan." kata Minho dengan tenang. "Dia yang mengumpulkan kita di sini, otomatis dia tahu akan ada kesempatan kita saling bertemu seperti ini. Jadi, dia mewanti-wanti pemilik surat ini."

"Maksudmu, hyung?"

Minho menyeringai, matanya melihat Changbin yang berdiri tak jauh darinya, lalu mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Dia ingin pemilik surat ini membacanya di tempat dan menjadi destroyer. Sayangnya, surat ini dibuka saat kita berkumpul, bukan hanya Changbin seorang. Jadi, kita tidak perlu masuk ke dalam perangkap tersebut. Lagipula, semua dari kita ingin bebas darisini, apa salahnya untuk berjuang sama-sama?" tanya Minho sambil melihat berlima dari mereka; kecuali Hyunjin yang memang selalu ikut dengannya.

"Ya, kau benar. Tapi, kalau kau mengendalikan bibirmu itu, aku akan semakin senang lagi." kata Jisung dengan koperatif duduk di sebelah Minho.

Kau melukaiku sebanyak dua kali.

Jeongin dalam diam bersama Seungmin duduk dekat Hyunjin. Felix langsung duduk di sebelah Jisung sambil menatap Changbin penuh arti.

Dari awal, tidak ada kata setuju untuk membuat tim di sini, pergerakan tubuh mereka yang langsung merekat menjadi satu raga sejak awal membuat mereka tidak pusing untuk mengambil keputusan.

"Mr. Seo Changbin?" tanya Minho dengan senyum seringai di wajah.

"Keputusan ada di tanganmu. Tapi, apa kau yakin bisa melewati ini seorang diri?"

Changbin menyimpan pedang pada sisi tubuhnya dan duduk dekat pada Seungmin.

"Awas saja kalau kalian berkhianat. Tidak segan pedang ini menyapa kalian."

Minho tersenyum kemenangan, setidaknya pertahanan mereka akan kuat jika ada Changbin dengan pedang bersama mereka, "Buku suratmu, Jisung."

Jisung membukanya dengan antusias, tetapi, tidak bertahan lama dan kertas tersebut langsung jatuh terbuka di atas meja.

"Andwae ...." lirih Jisung yang menautkan kedua tangannya.

Hyunjin menahan napas ketika membaca isi surat tersebut. Dengan cekatan, dia menatap sendu Jisung.

Surat tersingkat dan penuh makna yang pernah mereka temukan.

D I E

Death Hunters
09. Be A Team? | Done

Haiii, welcome back

Anak-anak pada menang untuk ronde pertama, ayo berusaha lagi untuk mempertahankan ronde ini.

Stay healthy, ya, STAY!

See ya ^^

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top