05. Welcome

Waktu semakin berlalu,

Lorong kelasku menjadi memudar, ini tidak seperti biasanya,

Aku sangat tidak beruntung, aku tidak punya peta untuk memberitahu apakah jalan yang kulewati benar?

Ini seperti drama tanpa skenario,

Tidak ada akhir yang kupikirkan.

Hellevator ft. Maze of Memories
Stray Kids -

Minho merasa dunianya berputar seratus delapan puluh derajat ketika mendengar teriakan seorang pemuda yang belum dia kenal, kalau ada air yang menggenang dari lantai berkeramik. Minho tidak bisa berpikir jernih, tanpa berpikir panjang dia menggunakan badannya untuk mendobrak pintu yang terkunci.

"Hyung, itu tidak akan berhasil. Ini ada kuncinya." Kata Hyunjin yang berusaha mencegah tindakan kakak kelasnya yang berambut coklat itu di tengah kalap.

"ARGH! Kemana kuncinya?!"

Minho menendang pintu; menimbulkan suara debuman keras yang mendiamkan semua penghuni di laboratorium tersebut.

Dada Minho yang kembang kempis menunjukkan kalau pemuda itu sedang diambang kemarahan, kedua telapak tangan yang mengepal erat sampai buku-buku jari memutih menimbulkan getaran ketakutan bagi kedua pemuda yang lebih muda memilih saling tatap-tatapan.

Kepalan tangannya melayangkan tinjuan brutal; Hyunjin memilih menjauh dari Minho, sikap yang lebih tua membuatnya ketakutan. Sepasang manik gelap Hyunjin menatap kakak kelasnya yang terlihat putus asa.

"Penculik si*lan, dia tidak akan hidup dengan tenang jika aku mendapatkannya." Minho berdesis dengan nada rendah dan mencekam leher siapapun yang mendengarnya.

Hyunjin menatap Seungmin meminta solusi dari pemuda tersebut.

Yang ditatap mengangkat bahunya, tidak ada solusi. Air yang mengucur deras yang telah sampai pada mata kaki mereka membuat Hyunjin tahu, sang penculik ingin membunuh mereka bertiga dengan dua robot, jika berhasil melumpuhkan mereka, mereka harus keluar dari ruangan ini sebelum air menelan nyawa mereka bertiga perlahan-lahan.

Hyunjin meliarkan pandangannya, ruangan petak ini tampak seperti laboratorium biologi sekolah pada biasanya. Tidak ada yang mencurigakan, Hyunjin telah memeriksa kedua robot itu, tetapi, mereka tidak menyimpan kunci. Meja yang ada juga tidak memiliki laci. Seungmin juga telah memeriksa lemari tetapi, hasilnya juga sama. Nihil.

Suara lenguhan memecah keheningan yang ada; menimbulkan gurat kebingungan diantara mereka bertiga. Minho menunduk di depan pintu, berusaha berpikir jernih ditengah suasana yang tidak bagus.

"Aku dimana?"

Hyunjin memandang seorang pemuda yang berdiri di sudut ruangan dekat dengan lemari yang menampung alat-alat praktikum. Pemuda asing masih memakai seragam sekolah yang berbeda dengannya.

"Jeongin!" Seungmin tersenyum lebar ketika melihat pemuda berambut hitam tersebut memunculkan diri, Seungmin memeluknya dengan erat.

"Seungmin hyung? Kenapa bisa ada di sini?" Tanya pemuda yang ternyata berbehel bernama Jeongin dengan kesadaran yang belum sepenuhnya.

Seungmin melepaskan pelukannya, "Ceritanya panjang. Kita harus membuka pintu itu dulu, atau kita akan mati tenggelam di sini."

Jeongin melihat ke bawah, air yang menaik sekarang melewati 3 sentimeter mata kaki.

"Cari kuncinya di semua sisi. Cepat!" teriak Minho yang berbalik melihat ketiga pemuda tersebut.

"Kunci? Kunci apa?"

"Kau pikir kita bisa melewati pintu yang terkunci ini dengan mudah? Aku tidak perlu bersusah payah mengorbankan tubuhku jika bisa membukanya." Balas Minho dengan ketus.

Jeongin meraba kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu, "Maksud kalian kunci seperti ini?"

Hyunjin membulatkan matanya.

"Darimana kau mendapatkannya?" Seungmin mengambil kunci tersebut dan memberikannya pada Minho.

Jeongin menggelengkan kepala dengan bahu yang terangkat, "Tidak tahu. Aku merasa ada sesuatu di balik kantung belakang sejak aku tidur tadi. Aku memindahkannya ke samping untuk memudahkanku untuk tidur."

"Daritadi kau sadar?" Tanya Hyunjin yang akhirnya membuka suara.

"Setengah sadar lebih tepatnya."

Hyunjin berdecak kesal, "Kau tahu kita daritadi bertaruh nyawa di sini? Kenapa kau tidak bangun dan ikut membantu? Seungmin hampir tertusuk pisau yang dibawa dua makhluk buatan itu."

"Hyung, kau mengenalnya?" Tanya Jeongin pada Seungmin.

"Sejak kita sama-sama di sekap di sini, aku mengenalnya."

"Kalian masih mau disekap di sini atau ikut keluar denganku? Aku tidak masalah dengan kalian berdua, tetapi, kau, Hyunjin, kau tetap ikut bersamaku."

Suara Minho menyela pembicaraan. Hyunjin dengan nurut mendekati Minho dan menoleh ke belakang, "Join us?".

"Tentu saja, aku ikut. Aku pemegang kuncinya." Kata Jeongin dengan santai, dan menarik tangan Seungmin untuk bersamanya.

"Selain kunci tadi, kau tidak berguna daritadi." Ucap Minho dengan ketus sebelum keluar dari ruangan tersebut. Hyunjin hanya tersenyum menyesal saat melihat Jeongin yang menunjukkan raut terluka terang-terangan.

Hyunjin berjalan dan melihat sekitarnya. Remang-remang, Hyunjin tidak bisa melihat dengan baik, lampu yang dipasang di langit lorong kelas tidak semuanya dinyalakan. Beruntung koridor dicat warna putih.

Sedikitnya itu membantu.

"Hyung, kita mau kemana?" Tanya Hyunjin sambil melihat sekeliling, belajar dari pengalaman, siapa yang tahu tiba-tiba ada monster atau zombie yang keluar dari loteng.

"Kau pikir? Kau masuk sekolah darimana? Pintu dapur kantin?"

"Tapi, kan, pintu dapur kantin di arah sebaliknya, hyung. Ini jalan ke lantai bawah."

Minho berdecak, adik kelasnya ini kenapa jadi turun IQ secara mendadak? Apa karena kejadian tadi bisa menurunkan IQ seseorang?

"Kita akan ke gerbang utama, lebih tepatnya memanjat dinding untuk bisa keluar." Putus Minho sambil terus berjalan membelah koridor, "Aku tidak mau memakai lift, karena, bisa berbahaya memakai itu, kita tidak tahu penculiknya masih ada di sini atau tidak. Tapi, lift juga pasti dimatikan karena, sudah malam."

Hyunjin mengangguk menyetujui.

"Sekolah kalian punya lift?" Tanya Jeongin yang melebarkan matanya tidak percaya.

"Tunggu!"

Teriakan Seungmin membuat tiga orang lainnya berhenti untuk memandangnya dengan berbagai ekspresi bingung.

"Ada sesuatu di sana." Seungmin berjalan mendekati loker para siswa yang dirapatkan ke dinding lorong. Mengambil benda tipis berbentuk persegi panjang yang diselipkan di sela-sela pintu loker.

"Surat?" Tanya Jeongin yang berada di sebelahnya.

"Balikin, Seungmin. Aku tidak mau nanti ada bahaya yang datang." Kata Hyunjin yang masih terbayang-bayang kejadian barusan. Seungmin menggeleng, menolak permintaan Hyunjin, siapa yang tahu kalau ternyata di dalam surat ini adalah petunjuk keluar.

BYUR!

Suara air yang terdengar kuat dari kelas yang di depan mereka; menimbulkan tanda tanya besar. Apalagi, saat mereka mendapati ada anak lelaki yang meluncur ke luar dari kelas dan menabrak dinding koridor.

"Itu siapa lagi?" Tanya Hyunjin pasrah akan keadaan. Hyunjin tidak akan heran lagi kalau ada orang lain yang tidak Hyunjin ketahui berada di depan matanya.

Death Hunters
05. Welcome | Done

Hey, hey, hey ... yo!

Bagaimana kabarnya? Stay healthy, ya. Minum air banyak-banyak biar gak sakit.

Sudah pada ternak akun belum? Skz perlu untuk menang di wangdom ini loh.

Streaming juga full ver mirohnya, kita pecahkan keinginkan Changbin 11,1M views.

Ada yang mau kenalan dengan orang baru yang ikut kejebak?

Kenalin, Yang Jeongin. Katanya, dekat dengan Kim Seungmin.

Alurnya terlalu pelankah? Maaf. Memang alurnya lambat, belum sampai ke inti, ini masih nanjak untuk bisa ke pertempuran intinya.

Stay healthy, stay cuddly, stay fuzzy, stay STAY!!!!

See ya ^^

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top