04. Where Am I?

I am WHO

I am WHAT

What's the reason for my real existence

There's so many question

WHO? ft Question
- Stray Kids

Hyunjin membuka matanya, gelap adalah warna yang dia tangkap oleh retina matanya pertama kali. Sepasang netra gelap itu berkali-kali mengerjapkan matanya untuk menangkap secuil sinar. 

Nihil.

Matanya membulat kaget saat merasakan tangannya terikat di belakang. Jantungnya memacu dengan cepat ketika menyadari bahwa ini bukanlah kamar pribadinya.

"Minho hyung! Hyung! Hyung! Hyung!!!" Hyunjin hanya bisa berteriak. Karena, hal terakhir yang dia ingat, dia sekamar dengan kakak kelasnya itu. Otaknya merapalkan banyak doa agar Minho membalas teriakannya.

Ctak!

Suara saklar terdengar di indera pendengarannya, dengan bergantian cahaya dari lampu berlari masuk ke retina pemuda bermarga Hwang itu dengan gencar sampai dia harus menyipit.

Dengan cepat, dia segara mengeksplor ruangan tersebut.

Meja dan kursi yang disusun dengan rapi, dengan beberapa miskroskop diletakkan di beberapa meja, lemari yang penuh dengan tabung percobaan ilmiah di tepi ruangan tersebut. Hyunjin diikat di kursi paling belakang dekat jendela yang tertutup.

Hyunjin tahu persis letak ruangan ini. Dia disekap di laboratorium biologi sekolahnya.

"Minho hyung! Hyung, irreona!" Hyunjin  berteriak kesetanan ke arah Minho yang terletak di ujung satunya, tertidur dengan kepala menunduk.

"Ck. Ribut sekali. Diam tidak?"

Hyunjin langsung membungkam, ada suara asing menggema di ruangan tersebut. Tidak menunggu lama, seorang pemuda dengan baju rumahan bangun dari tidurnya. Hyunjin menerka dia tertidur beralaskan bangku panjang tersebut.

"Saklarnya dimana? Tolong matikan lampunya." kata orang asing tersebut dengan mata yang memejam erat, rambut coklatnya bergerak tidak rapi karena, efek posisi tidur. Hyunjin meneliti setiap pergerakan pemuda tersebut.

Tidak ada yang mencurigakan. Tetapi, bisa jadi dia penculiknya, bukan?

"Kau ... kau siapa?" tanya Hyunjin dengan posisinya yang masih terikat. Dia bahkan masih memakai pakaian tidurnya. Minho juga begitu.

Pemuda asing itu terjengit. Lalu melihat sekitar dengan pandangan bingung sambil beberapa kali menyipit karena cahaya lampu yang masuk.

"Aku dimana?" tanya pemuda itu sambil berdiri dan mendekati lemari berisi hasil uji percobaan.

Hyunjin membulatkan matanya, kenapa dia tidak terikat tali seperti Hyunjin dan Minho? Lalu, siapa pula orang ini?

Karena, Hyunjin tidak pernah melihat laki-laki ini berkeliaran di area sekolah.

"Eum ... excuse me. Apa kau bersedia menolongku? Aku diikat di sini." kata Hyunjin dengan kikuk.

Pemuda itu beralih menatap Hyunjin dengan pandangan was-was.

Hyunjin tersenyum, "Aku bukan orang jahat. Aku sendiri juga disekap di sini tanpa alasan."

"Oh, kau yang daritadi berteriak itu. Kau sungguh ribut." kata pemuda itu dengan santai, matanya menelisik ke arah Hyunjin.

"Maaf kalau sudah membuatmu bangun, ... eum." katanya dengan kikuk. Merasa tidak enak karena suaranya.

"Seungmin. Kim Seungmin." jawab pemuda asing itu dan berjalan ke arah Hyunjin sambil membawa cutter yang diletakkan di meja guru depan papan tulis.

"Aku Hwang Hyunjin." balas Hyunjin dengan cepat.

Seungmin mengangguk dan berusaha untuk membebaskan pemuda yang baru ditemui beberapa menit silam. Hyunjin tersenyum lega ketika tangannya terbebaskan.

"Boleh minta cutter-nya? Aku harus menolong Minho hyung." kata Hyunjin yang langsung dikabulkan oleh Seungmin. Hyunjin berlari ke ujung kelas dan memotong tali tersebut.

Beep! Beep!

Suara ala teknologi itu menggema ditengah kediaman. Hyunjin terdiam seketika. Begitu juga dengan Seungmin. Beruntung tali itu telah terputus, hanya tinggal membangunkan pemuda yang lebih tua ini.

"Oh, tidak. Itu ... robot?" tanya Seungmin ketika melihat dua cahaya merah menyala di sebuah ciptaan manusia yang terletak di depan pintu kelas. Dua robot mulai bergerak ke arah mereka dengan tangan yang mengenggam pisau bedah.

"Aish ... Minho hyung! Irreona!" pekik Hyunjin sambil mengguncang tubuh berotot Minho dengan brutal. Kalau masih sayang nyawa, pemuda ini harus bangun bagaimanapun caranya.

Seungmin menghembuskan napasnya perlahan, tidak ada cara lain.

"Kau bangunkan si tungkik satu itu. Aku akan menghadang mereka." kata Seungmin sambil mengambil langkah lebar menuju dua makhluk buatan tanpa rasa takut.

"Tunggu! Seungmin, Seung ... aku akan membantumu setelah hyung bangun. MINHO HYUNG! BANGUN! ATAU KUBONGKAR AIBMU!" Hyunjin segara teriak dengan konstan mengguncang bahu Minho.

Minho terjengit, "Hah?"

"Bagus. Sekarang sadarkan dirimu. Kita dalam bahaya." kata Hyunjin dengan tergesa-gesa mengikuti Seungmin yang menendang meja ke arah robot tersebut, berupaya menumbangkan mereka. Walaupun, tidak berhasil sepenuhnya, kedua robot itu mundur.

Minho mengerjapkan matanya berulang kali, berusaha mengembalikan kesadarannya. Dia melihat Hyunjin memukul kepala robot tersebut dengan melayangkan pestle yang disimpan di dalam rak. Sedangkan, Seungmin menendang bagian depan robot tersebut dengan kaki kanannya. Netra milik Minho segera mencari cara supaya mengalahkan mereka.

"Tidak masalah jika aku menghancurkan mereka, bukan?" tanya Hyunjin yang berdiri membelakangi Seungmin yang berada di sampingnya. Robot yang menjadi musuhnya itu masih bisa berjalan walaupun telah sedikit error.

Seungmin berdecih pelan, kedua tangannya mengepal kuat, "Mereka bukan punyaku. Habisi saja daripada kita yang mati."

Hyunjin mengangguk, "Benar juga. Pisau bedah mereka terlihat mengerikan. Padahal, aku sudah biasa memakainya."

"Mereka semakin mengganas."

"Tentu saja, mereka telah rusak. Program mereka error. Kita tidak punya waktu banyak." ucap Minho dari belakang. Hyunjin dan Seungmin tercekat, mereka membalikkan badan saat mendengar suara tersebut.

"Hyung, apa yang kau lakukan?" tanya Hyunjin lalu melayangkan satu pestle dari tangannya ke robot yang melawan Seungmin.

"Menurutmu, aku akan melakukan apa?" tanya Minho balik, tangannya membuka tutup tabung besar yang dikeluarkan dari lemari percobaan. Penuh dengan cairan bening dengan hasil uji coba di dalamnya.

Seungmin menutup hidungnya dengan cepat, bau khas menyeruak ke seluruh isi ruangan, "Menyengat sekali."

"Menunduk!" pekik Minho ketika satu robot mendekati Seungmin dengan cepat.

Suara guyuran air terdengar kuat setelah Seungmin menunduk sesuai arahan Minho. Seungmin berbalik dan melihat robot tersebut total error karena, air yang diguyur Minho. Seungmin berjalan mundur ketika melihat robot tersebut menggelepar dan kemudian diam.

Hyunjin membuka tabung satunya dan mengguyur robot satunya. Ciptaan manusia itu bereaksi sama. Merasa berhasil mengalahkan mereka, Hyunjin menendang mereka kuat ke tempat dimana dia diikat.

"Mereka tidak akan bergerak, bukan?" tanya Seungmin dengan tatapan waspada.

"Tidak. Sekarang, ayo keluar." Minho berjalan ke arah pintu dan mendorongnya. "Eo? Tidak bisa?" tanyanya lalu menarik knop pintu tersebut.

"Kenapa, hyung?" tanya Hyunjin setelah mengikat kedua robot tersebut dengan kuat, dia peka dengan Seungmin yang masih tidak percaya dengan ucapan pemuda seratus tujuh puluh lima sentimeter tersebut.

"Pintunya tidak bisa dibuka."

Hyunjin melongo, "Jadi, kita disekap semalam-"

"Akh!"

Hyunjin dan Minho melihat ke belakang, Seungmin berlari dengan ke arah mereka dengan tergesa-gesa.

"Airnya muncul dari lantai!"

Hyunjin dan Minho membulatkan matanya kaget. Cobaan apa lagi ini?

Death Hunters
04. Where Am I? | Done

Hei!!! Bagaimana hari ini?

Kalau di tempatku, tadinya cerah sekali, cuma, anginnya kencang. Awannya bagus.

Kenalin, Kim Seungmin, pemuda yang masih belum jelas asal usulnya.

Kedepannya masih banyak orang yang mau aku kenalin kepada kalian.

Silakan menerka ^^

See ya ^^

To Be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top