31
Gua update lebih cepet kan? Wkwk
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar. ✨
🍭🍭
Rapot udah dibagikan, hasilnya seperti yang Hana duga nilainya ya gitu-gitu aja, enggak mengecewakan sih--toh Hana juga anaknya ga rajin-rajin amat. Yang mengecewakan itu ketika ngeliat rankingnya.
Naik sih, cuman yah kalo dibanding sama Yoonbin jauh. Iya lah, gimana ga jauh, orang Yoonbin ranking 1 di kelas dan Hana cuman dapet rangking 20, dari 32 anak.
Dapet rangking 20, tapi masih bisa haha-hehe, kalo Yoonbin yang jadi Hana pasti udah murung alias boro-boro bisa senyum.
Yoonbin aja heran sama Hana, "Kenapa lo ngerasa enggak bermasalah dengan rangking segitu?" dia bahkan sempat bertanya begitu.
"Karena rangking bukan hal yang perlu gua kejar," jawab Hana, bersamaan dengan itu, angin merbangkan rambutnya membuat cantiknya bertambah. "meskipun mengecewakan tapi ini udah setara sama gua usaha gua satu semester ini, jadi enggak masalah sama sekali."
Ah iya, Hana emang punya banyak bakat lain, dia jadi enggak mempermasalahkan nilai ataupun rangkingnya yang jelek.
Tapi malah Yoonbin yang merasa bersalah.
Yoonbin mendapatkan banyak hal baru berkat Hana, tapi Yoonbin merasa Hana enggak mendapat apapun karena dirinya.
Lelaki itu menundukan kepalanya, "Maaf."
"Kenapa minta maaf?" Hana bingung lah jelas. "ini bukan lebaran btw."
"Gua pengen minta maaf karena elo enggak dapet apapun setelah temenan sama gua," ucap Yoonbin lirih. "padahal gua dapet temen baru dan pengalaman baru juga berkat elo, Han."
"Ya ga apa-apa kali, emang kalo temenan harus selalu ngasih feedback ya?" ucap Hana. "gua temenan sama elo karena awalnya gua penasaran, dan ketika deket elo tuh asik juga untuk diajak temenan. Lagian temenan tuh enggak harus selalu give and take something, yang penting pas kita temenan, kita nyaman ngelakuin apapun sama temen kita."
"Emang elo nyaman ngelakuin sesuatu sama gua?"
"Nyaman kok, kalo ga nyaman enggak mungkin kita temenan kan?"
Ah iya, Hana bener juga. Kalo enggak nyaman mungkin Hana enggak bakal berbicara seperti ini kepada Yoonbin.
Tapi Yoonbin enggak ingin cuman menjadi teman yang biasa untuk Hana, dia juga ingin membantu agar nilai Hana bisa lebih baik, seperti ketika Hana membuat hidup Yoonbin lebih berwarna.
"Semester depan, gua pengen nama kita deketan di urutan rangking teratas," ujar Yoonbin. "dan gua bakal bantu elo buat itu."
Padahal yah enggak usah, tapi yah daripada dia mematahkan semangat orang, akhirnya Hana cuman bisa tersenyum, "Oke gua tunggu."
🍭🍭
Liburan tlah tiba, jujur aja semua terasa membosankan. Tahun ini keluarga Lee enggak ada agenda kemana-mana karena Taeyong belum liburan. Orang kuliah liburannya beda sama anak SMA sad.
Hana pun jadi gabut, seharian kerjaanya rebahan doang sambil baca webtoon. Tapi yah, "BOSEEEEENN!"
"Kalo bosen ajak temenmu main lah," kata Mamanya Hana yang lagi sesapu. "jangan tiduran mulu."
Ide bagus sih, Hana auto membuka chatroom berisikan dirinya, Jeno, Somi, Soobin, dan Yoonbin yang baru dibuat semalam.
Roomchat itu dibuat karena Jeno ngajakin main werewolf, toh rasanya mereka udah deket juga, jadi wajar lah dibuat grup kaya gitu.
Cuman baru aja Hana mau ngespamin chat, ayahnya malah teriak, "ADEKKK, KELUAR SINI ADA TEMENYAA!"
Karena Hana ngiranya temen yang Ayahnya maksud itu Somi, Hana langsung keluar dari kamar aja--bajunya masih pake celana basket pendek dan tanktop. Tapi pas sampe diruang tamu, bukan Somi yang datang. "YOONBIN?!"
Muka Hana auto merah dong, ngapain ini Yoonbin kesini?! Mana pake kemeja pula! Rapih amat.
Yoonbin juga nampak kaget melihat temen sebangkunya pake tangtop, seketika wajahnya memerah. Dia merasa panas. "Ah halo Han--"
"ASTAGA HANA, PAKE BAJU YANG BENER! MAU NGEJABLE LO?!" Ayahnya Hana ngejewer si bungsu. "ganti baju sanaa! Jangan malu-maluin keluargaa."
"Ntar duluu, nanya dulu ini manusia ngapain kesini! Lepasin dulu jewerannyaa!" balas Hana enggak kalah ngegas dari ayahnya.
Keributan bapak anak itu mengundang tawa kecil dari Yoonbin. "Gua cuman mau ngajak elo keluar kok Han," katanya. "mau kan?"
"Ya kali ga mau Bin, tabok sama Ayah kalo Hana ga mau," kata Ayahnya Hana yang bikin anaknya merinding disko. Ayahnya kok mihak Yoonbin sih?! Mentang-mentang Yoonbin ganteng banget hari ini.
"Iya mau kok," ucap Hana. "tapi tunggu bentar, gua mandi dulu."
"Iya," Yoonbin menganggukan kepalanya. "dandan yang cantik ya!"
Hana yang udah terlanjur pergi cuman ngerespon, "Apa sih? Emang mau kencan apa sampe dandan yang cantik?!"
Ngomongnya gitu, tapi pas mandi akhirnya dia luluran biar ga keliatan butek. Padahal Hana kulitnya udah putih.
Pas pake baju juga Hana agak bingung mau pake baju yang mana. Padahal biasanya kalo Jeno ngajak keluar, dia cuman pake hoodie item doang. Tapi karena Yoonbin rapih, enggak mungkin Hana pake hoodie dong?
"Apa gua pake dress?" tanya Hana pada dirinya sendiri. "eh jangan deh, ntarnya kalo Yoonbin malah ngajak ke tempat basket gimanaa?"
Dan akhirnya Hana memakai kemeja berwarna skyblue dan ripped jeans. Gadis itu sedikit memakai make up biar mukanya enggak keliatan pucat. Gini-gini Hana bisa dandan juga, soalnya dia dan Somi sering nyobain tutorial dari Youtube.
Khusus hari ini, Hana enggak mengikat rambutnya dengan mode seperti ketika datang ke sekolah. Rambutnya cuman memakai jedai biar keliatan rapih.
Dan untuk melengkapi acaranya kali ini, Hana membawa tas kecil berisi dompet, casan, ponsel dan earphone. Setelah siap, tentu saja Hana keluar dari kamarnya.
"Ayo."
Yoonbin cengo sebentar, dia enggak menyangka penampilan Hana akan begini ketika keluar, lebih dari ekspetasinya malah. Cantik banget.
"Halo tuan Ha?" Hana menggerakan tangannya di depan wajah Yoonbin. Lelaki itu auto tersadar. "lo kenapa bengong elah?"
"Sorry," balas Yoonbin lalu berdiri. "ayo berangkat, tapi gua izin dulu sama babeh elo."
Iya Yoonbin beneran izin dulu dong sama ayahnya, sampe salam juga. Hana enggak ngerti, ini orang kapan interaksinya? Kok tiba-tiba deket gitu sama babehnya? Tapi yaudah lah enggak apa-apa, untung diizinin.
Ah Hana juga ngiranya Yoonbin bakal ngajak Hana pergi pake angkutan umum. Tapi ternyata dia membawa motor, lengkap dengan dua helm.
Yoonbin mencopot jedai yang Hana pakai, lalu memakaikan helm ditangannya pada Hana. PADAHAL HANA BISA SENDIRI LOH! "Maaf ya jedainya gua lepas dulu, ntar palalu sakit kalo pake helm tapi masih pake jedai."
Hana cuman bisa ngangguk pasrah. "Iya makasih. Meskipun yah gua masih punya tangan dan masih bisa pake helm sendiri, kalo lo ga lupa."
Yoonbin sedikit tertawa, "Maaf, gua pikir elo tipikal orang yang suka dipakein helm."
Apa Yoonbin baru saja menggodanya?! IYA HANA SUKA DIPAKEIN HELM, SUKA BANGET HUHU BERASA TUAN PUTRI! TAPI GA SUKANYA JANTUNG HANA JADI RAME SEHABIS DIPAKEIN HELM SAMA YOONBIN!
"Suka kok, cuman yah gua takut elo keberatan aja makeinnya," kata Hana beralasan.
Yoonbin menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, gua juga enggak keberatan kalo elo mau pakein gua helm."
Apa ini kode? Atau emang perintah?
"Lo mau dipakein helm sama gua?"
"Boleh."
Padahal itu pertanyaan, bukan penawaran! Sksksk, sialan Ha Yoonbin.
Hana mengumpat dalam hati tapi tetap saja dia memakaikan helm pada Yoonbin, tentu saja sebelum itu Hana menyuruh Yoonbin nunduk, Yoonbin terlalu tinggi. "Done."
"Gua anggap impas ya. Ayo naek."
Hana menaiki motor beat yang entah milik siapa itu. Untung Yoonbin ngejalanin motornya santai, ga kesurupan. "Sebenernya kita mau kemana?"
"Nanti juga elo tau kok," kata Yoonbin sok misterius. "maaf ya tiba-tiba ngajak elo pergi. Elo lagi sibuk pasti."
"Enggak kok, gua gabut," balas Hana. "gua bersyukur malah diajak pergi."
"Gua juga bersyukur."
"Bersyukur karena?"
"Ngedenger elo bilang gitu, artinya gua ga ganggu," ucap Yoonbin. Di spion Hana bisa ngeliat Yoonbin tersenyum manis.
Ah nyebelin, kenapa orang ini makin ganteng aja! Ngerepotin perasaan orang aja!
Tak lama motor yang dikendarai Yoonbin berhenti di sebuah gedung, gedungnya cukup ramai, banyak tukang dagang juga. Tapi Hana bisa menyimpulkan dengan cepet. "Lo ngajak gua ngehadirin nikahan?"
Yoonbin yang udah turun duluan menganggukan kepalanya. Lelaki itu melepaskan helmnya Hana. "Iya, Bunda nikah hari ini, katanya gua harus bawa temen yaa gua jemput elo."
Hana jelas kaget, double malah kagetnya! Anjir ternyata yang nikah Ibunya Yoonbin. Seketika Hana nyesel pake pakean kaya gini. "Bin ini ga apa-apa gua datang pake jeans bolong-bolong sama sendal eiger gini?" tanya Hana.
Harusnya Hana pake dress tadi, seenggaknya kalo pake dress Hana enggak bakal semalu ini kan?
"Enggak apa-apa, baju lo warnanya mirip sama baju juga, kita berasa kek couplean," ucap Yoonbin sembari tersenyum menenangkan.
Pipi Hana memanas mendengar itu, bisa-bisanya! "Ya tapi gua pake jeans bolong-bolong Binnn, elo kan enggak."
"Gua pake jeans juga kok," balas Yoonbin. "apa elo mau jeansnya gua bolongin juga? Tapi gua ga punya cutter."
"Ya ga usah!" astaga, Ha Yoonbin ini kenapa sih?!
"Yaudah ayo masuk," ajak Yoonbin sembari menggengam tangan Hana, membawa Hana masuk ke dalam gedung yang cukup mewah ini.
Tentunya tujuan pertama Hana dan Yoonbin kesini adalah memberikan selamat pada ibunya Yoonbin. "Bundaa, selamat atas pernikahannya!"
Tentu saja hal itu disambut ceria oleh Bundanya Yoonbin. Perempuan itu senang akhirnya Yoonbin membawa teman. "Terimakasih Hanaa."
Namun mereka enggak bisa berbincang-bincang terlalu lama, karena Neneknya Yoonbin menyuruh mereka pergi, alasannya, "Dibelakang kalian banyak yang ngantri."
Hana agak kaget sih, tapi kalo inget cerita Yoonbin yang dulu neneknya bahkan ngelarang Yoonbin buat senyum hal itu rasanya enggak aneh.
Wajar mereka di usir sekarang. Padahal pihak cowoknya keliatan enggak masalah.
Tapi yaudah lah, "Hana mau makan?"
"Boleh."
Kebetulan, Hana emang belum makan dan makanan disini terlihat menggairahkan. Jadi Yah kenapa enggak? Toh gratis!
"Duduknya disana yu," Yoonbin menunjuk bangku di pojok, sepi disana ada meja pula.
Hana mengangguk setuju. "Boleh."
Ini emang bukan pertama kalinya Hana makan berdua sama Yoonbin, tapi ini pertama kalinya Hana makan di undangan sama Yoonbin. Rasanya agak canggung sih, apalagi kalo liat undangan lain pada pake batik dan kebaya.
"Elo kenapa ga pake baju seragaman?" tanya Hana di sela makannya. "biasanya kan yang nikah pake baju seragam gitu Bin."
"Masa gua pake kebaya," Yoonbin sedikit terkekeh. "yang cowok enggak dapet seragam, jadi gua pake baju seadanya."
"Padahal kayanya elo pake kebaya juga bagus," Hana menahan tawanya, kenapa otak laknatnya malah membayangkan Yoonbin pake kebaya?!
"Sialan," bilangnya gitu tapi Yoonbin tetep senyum, kayanya Yoonbin udah lupa cara buat masang muka datar dihadapan Hana.
"Btw selamat ya, elo punya keluarga baru sekarang," ujar Hana. "semoga keluarga baru elo bisa bikin hidup elo lebih baik."
Yoonbin menganggukan kepalanya, "Aamiin," ucapnya. "tapi emang ayah gua baik, meskipun dia duda dan punya anak satu."
"Punya adek dong elo?"
"Enggak, kakak. Anaknya lebih tua dari gua, tapi yah dia baik kok. Cuman beda sekolah aja," kata Yoonbin menjelaskan.
"Kenalin dong sama gue."
"Enggak mau ah, nantinya elo suka lagi."
Hana kicep berulang kali, "Lah gua kira kakak elo cewek," ucap Hana lalu tertawa kecil.
Yoonbin menggelengkan kepalanya. "Cowok, Han."
"Ada disini?"
"Kenapa sih elo penasaran banget?" tanya Yoonbin, kesel sendiri dia tuh.
Hana memasang wajah sok polosnya. "Ya kepo aja, soalnya ayah baru elo ganteng. Anaknya juga bisa aja ganteng kan--aw! Jangan dicubitt!"
Yoonbin udah terlanjur nyubit pipi Hana, "Udah jangan jelalatan napa sih lu?" tanyanya sembari menggembungkan pipinya.
Seriusan, Yoonbin lucu banget kalo lagi ngambek gini.
"Dih kan cuman nanya, lagian jelalatan kenapa coba?" Hana masih aja memancing emosi Yoonbin, sampe-sampe lelaki itu rolling eyes karena kesel.
Yoonbin ga mau Hana ngeliat Yohan soalnya, abis Yohan emang ganteng banget! Yoonbin aja mengakui kalo kakak tirinya itu ganteng. Dan jujur aja Yoonbin takut Hana suka sama Yohan. "Kakak gua udah punya pacar."
"Ya kan gua cuman pengen kenalan sama dia, bukan pengen pacaran," balas Hana yang ngebuat Yoonbin malu sendiri. "gua ga akan jadi pelakor juga. Apa jangan-jangan elo kemakan gosip di sekolah kalo gua jadi pelakornya Hyunjin?"
"Hah emang elo pernah?"
"YA ENGGAK LAH!" gantian sekarang pipi Yoonbin yang Hana cubit. "gua ama Hyunjin mah temenan doang. Lagian gua belum mau pacaran lagi."
"Kenapa?"
"Ya takut tersakiti, takut ditinggal pas sayang-sayangnya."
"Kalo gua yang jadi pacar elo, gua ga akan gitu kok," ujar Yoonbin yang membuat Hana terdiam. "ga mungkin gua ninggalin elo pas lagi sayang-sayangnya. Ah gua ngomong apa sih?"
Hana cuman terdiam mendengar hal itu. Jantungnya berdegup kencang karena Yoonbin, bibirnya juga malah bingung harus merespon apa. "Ahaha gitu ya."
"Abis makan keluar yu," ajak Yoonbin tanpa menatap Hana. Wajahnya terlalu merah, dia terlalu malu untuk sekedar natap gebetannya sendiri.
"Tapi Bunda elo kan lagi nikahan, emang ga apa-apa?"
"Ya enggak apa-apa, emang kenapa?"
🍭🍭
Seabis dari gedung pernikahan, Yoonbin ngebawa Hana ke Mall yang ga jauh dari tempat gedung nikahan. Sebelumnya Yoonbin udah izin dan untungnya diizinkan pergi.
Ya daripada bete nunggu acara nikahannya selesai.
Lagian kalo di gedung tempat nikahan gitu, mau curhat juga ga enak. Malah ngobrol aja harus agak keras biar tetep kedengeran dan enggak terendam suara musik.
Kalo di mall kan nggak. Lagian kalo di mall, Yoonbin bisa ngobrol bebas sama Hana.
Dan semoga aja enggak ada yang nguping.
Baru masuk mall, Hana langsung nyari chatime dan dia juga ngebeliin satu buat Yoonbin dengan rasa yang beda, bayarnya pake duit masing-masing tapi disatuin gitu.
Setelah beli chatime, keduanya langsung jalan, tanpa tujuan sih jujur.
Yoonbin yang ngajak tapi dia juga bingung mau pergi kemana. Tapi selama jalan ngelilingin mall, Yoonbin enggak ngelepasin pegangan tangannya, kayanya Yoonbin enggak mau Hana ilang.
"Kita kaya lagi kencan ya," ujar Hana tiba-tiba, bikin Yoonbin yang lagi minum keselek.
Untung Yoonbin masih bisa stay cool. "Haha iya," balasnya. Tapi emang kaya lagi kencan sih, Hana enggak salah juga ngomong gitu meskipun yah kalo jujur ini pertama kalinya Yoonbin kencan.
Di Australia dulu Yoonbin emang enggak kaya sekarang, tapi yah dia kebanyakan main sama cowok, kalo enggak pernah kepikiran buat deket sama cewek pula.
Bisa dibilang Hana ini temen cewek pertama Yoonbin sekaligus orang pertama yang dia sukai karena kelakuannya.
"Lo pegel ga Han?"
"Dikit sih."
"Yaudah cari tempat duduk yu."
"Boleh."
Hana ngikutin langkah Yoonbin yang ngebawa dia ke food court dan duduk di salah satu kursi yang lumayan ada di pojokan sana.
"Mau beli makanan?" tanya Yoonbin.
"Enggak usah masih kenyang," tolak Hana. "kalo mau elo aja."
"Enggak deh," balas Yoonbin. "gua juga kenyang."
"Ngikutin aja elo anjir," Hana ketawa kecil. Enggak tau kenapa Hana ngerasa seneng meskipun cuman begini. Heran sendiri, kenapa dulu Yoonbin tertutup banget ya?
Tapi yaudah lah enggak apa-apa. Yang penting sekarang enggak toh kayanya tujuan Yoonbin ngajak dia kesini karena dia mau bercerita.
"Han, semua orang seneng hari ini, tapi gua malah takut," ujar Yoonbin, tuhkan bener aja ini orang mau curhat.
"Takut kenapa? Kata elo ayah tiri elo baik."
"Iya emang baik, dia baik sama bunda dan gua juga. Bahkan pas dia tau gua enggak punya motor, besoknya langsung dibeliin motor," Yoonbin menghela napasnya. "tapi bukan itu yang gua takutin. Toh gua yakin ayah gue yang sekarang baiknya enggak palsu.
"Terus apa dong?"
"Ayah gua pernah bilang dia tuh cuman ngurus perusahaan yang cabangnya disini, yang pusat ada di Yogyakarta," ucap Yoonbin. "dan gua takut sewaktu-waktu, ayah minta buat ngedadak pindah."
"Emang kenapa kalo pindah?"
Sebenernya enggak kenapa-kenapa sih kalo pindah, dulu pun Yoonbin orang pindahan. Tapi yah tetep aja, kalo pindah berati Yoonbin enggak akan bisa sama Hana dong?
Yoonbin jadinya cuman terdiam, alasan ketakutannya emang agak konyol sih. Enggak mungkin juga Yoonbin jujur sama Hana soal ini, emang Yoonbin siapanya?
Akhirnya Yoonbin menghela napasnya. "Enggak."
Sepertinya Yoonbin enggak mau jujur, Hana juga ga bisa maksa Yoonbin buat jujur. "Sebenernya gua enggak ngerti sih elo takutnya kenapa, tapi Bin dulu guru Fisika gua pas SMP pernah bilang; kalo elo punya rasa takut, jangan terus-terusan dipikirin, lupain aja. Kalo terus-terusan dipikirin, ntar apa yang elo takutin malah kejadian. Idup mah jalanin aja."
Yoonbin menganggukan kepalanya, iya juga sih kalo dipikirin yang ada Yoonbin malah pusing. "Yaudah deh."
Emang seharusnya enggak Yoonbin pikirin, lagian semoga aja ayahnya enggak balik ke Yogyakarta.
🍭🍭
Selesai ngobrolin hal random di mall, Yoonbin nganterin Hana pulang. Enggak lupa sebelumnya dia ngebeliin dulu molen kartika buat orangtuanya Hana.
Itu saran dari mamanya Yoonbin sih, toh seharian tadi anaknya udah nemenin Yoonbin. Makannya lebih baik pulang dengan buah tangan, meskipun Hana pikir enggak usah.
Hana enggak mau ngerepotin Yoonbin, cuman yah itu manusia kekeuh.
"Makasih ya udah nemenin gua seharian ini. Maaf juga karena gua mulangin elo kesorean," ucap Yoonbin sembari tersenyum tipis. Senyumnya terlihat makin manis, aoalagi Yoonbin tersenyum dibawah senja.
"Ga masalah, sebenarnya elo mau mulangin gua malem juga enggak masalah sih," balas Hana, gadis itu ikut tersenyum juga. "btw makasih juga buat molennya, salam buat Bunda ya Bin."
"Iyaa," Yoonbin berucap lagi, "oh iya Han, kalo elo enggak ada temen buat berangkat sekolah ... Bisa hubungin gua ya?"
"Eh elo mau jadi ojek gue?" tanya Hana dengan polosnya.
"Ya daripada elo pake grab mahal, mending sama gua. Asal perminggu isiin bensin aja," ucap Yoonbin lalu terkekeh, dalam hati dia berharap Hana menyetujui ajakannya. "isiin bensin motor gue lebih murah daripada bulak-balik pake grab."
"Bener sih," emang dasarnya Hana anaknya perhitungan, tadi dia sempet ngitung juga, bener aja sih lebih murah bayarin Yoonbin bensin ketimbang pake grab. "boleh deh, nanti gua chat kalo emang kak Taeyong ga bisa nganter."
"Oke," Yoonbin enggak bisa menahan senyum senangnya. "yaudah kalo gitu gua pulang dulu."
"Iya Bin, hati-hati!"
"Iyaa!"
Setelah Yoonbin pergi, Hana masuk kedalam rumahnya. Tanpa dia sadari didepan rumahnya Haruto melihat itu semua dan mendengus kesal.
Hanbin yang ngeliat adeknya gitu cuman bisa ketawa. "Udah, mending elo cari cewek lain. Ga usah marah, lagian salah sendiri nyuekin Hana."
"Diam kau jomblo!"
"YEU BOCAH!"
🍭🍭🍭
Sampai ketemu di chapter selanjutnya ❤
Chiyo sayang kalian ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top