25
Hai? 👋
Masih ada yang baca kan?
🍓🍓🍓
Jujur aja, selama hidupnya Yoonbin enggak pernah setakut ini menghadapi suatu pertandingan. Dulu saat SMP, Yoonbin bukan anak pendiam yang hobinya mojok dengan buku, dia aktif mengikuti lomba meskipun tetap irit bicara.
Tapi yah lombanya lomba akademik yang dilakukan sendiri, bukan lomba seperti sekarang; dilakukan secara berkelompok dan dia bersama kelompoknya harus sama-sama berupaya mendapatkan kemenangan.
Jujur aja Yoonbin memang pinter soal teknik, tapi kalo soal kerja sama dia masih harus diremedial.
Ini aja dia bisa tuh karena sering latihan. Ya untung aja Taeyong ngepadetin latihan sebelum lomba, jadi anggota timnya semakin deket.
Yoonbin udah lumayan deket sama Yeonjun, Hyunjin, Jihoon, Yoshinori, Sunwoo, dan Hangyul. Lumayan seengaknya mereka adalah orang yang aktif ngajak Yoonbin bicara duluan selain Hana, Jeno, dan Somi.
Emang enggak semua sih akrab sama Yoonbin. Dimaklum sih kalo ada yang enggak suka sama dia, toh dia cuman manusia biasa yang banyak salahnya, bukan indomie yang harus menjadi selera semua orang. Apalagi Haruto yang secara terang-terangan nunjukin rasa enggak sukanya sama Yoonbin.
Tapi mungkin anak juga basket yang lain ga sadar hal itu karena Haruto keliatannya ceria banget, apalagi kalo ada Hana--capernya kambuh. Emang cuman Yoonbin yang sadar itu.
Ya gimana ga sadar, orang tiap Hana deket sama Yoonbin, Haruto natap Yoonbin dengan tatapan tajam setajam silet. Yoonbin mah ga usah ngelakuin itu karena tatapan biasa ataupun tajemnya sama-sama aja, nyeremin.
"GO, FIGHT, WIN!" setelah mengucapkan yelyel ga kreatif buatan leluhur, lima anak basket bersiap maju kelapangan untuk memenangkan pertandingan pertama.
Untungnya Yoonbin enggak bareng sama Haruto ke lapangannya, kalo bareng pasti kacau. Taeyong juga--dibantu Hana dan Somi--udah memperhitungkan siapa aja yang cocok menjadi kesatuan tim dan penggantinya.
"Semangat yaa! Lo pasti bisa," rutinitas anak basket sebelum tanding adalah melakukan high five dengan Hana dan Somi selaku manager yang sebenarnya mah merupakan nama halus dari babunya Taeyong.
Senyuman kedua sahabat itu merekah lebar ketika tos-tosan, ngebuat anak basket semakin bersemangat.
Apalagi Hana pas tos-tosan sama Yoonbin. "Semangat ya! Pokoknya keluarin skill elo dan," Hana menepuk lengan Yoonbin, Haruto sampai mendengus sebal ketika melihatnya. "ga usah tegang, kek beha baru aja."
Somi yang tadinya mau teriak seneng malah menjulid gara-gara ucapan Hana barusan. "Sumpah Han, kenapa dari sekian banyaknya barang, kenapa elo harus nyamain Yoonbin sama beha baru sih?!"
Hana cuman ketawa, ya ga tau kenapa kepikiran itu aja pas liat muka tegangnya Yoonbin. Lagian biar suasana di sekitar ga tegang lagi. Syukur juga kalo guyonannya bikin Yoonbin senyum.
Eh beneran senyum dong. Hana sampe cengo ngeliat kurva tipis yang menghiasi bibir Yoonbin. "Iya." jawabannya masih singkat, tapi Yoonbin benar-benar tersenyum pada Hana.
"POKOKNYA SEMANGAT YA HA YOONBINN!"
"Iya," jawab Yoonbin berbisik. Lelaki itu berusaha menyembunyikan senyumnya, tapi jujur aja enggak bisa. Jantungnya berdetak cepat setelah disemangati Hana.
Iya Yoonbin harus semangat, ia harus membawa kemenangan di babak pertama ini. Pokoknya Hana enggak boleh sampai kecewa padanya, enggak boleh.
🍓🍓
Babak pertama menghasilkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun Jeno sempat cidera dan harus digantikan pemain lain tapi mereka bisa maju ke babak berikutnya.
Jujur aja Hana sama Somi awalnya agak-agak ngantuk karena sama-sama sarapan kangkung di warteg.
Tau-tau udah babak penyisihan aja. Ga kerasa banget, padahal Somi berasa baru aja mainin candy rush.
Tapi tetep aja, karena mereka manager, jadinya mereka harus nyemangatin anak basket.
"Semangat dong ah, jangan loyo," kata Hana memberi motivasi intrinsik kepada anak basket di ruang tunggu timnya. Ga tau kenapa semenjak Taeyong keluar mereka mendadak loyo, mungkin karena bapak anak basketnya yang enggak ada kali ya. Makannya kek gini.
"Cape anjir Han," keluh Hangyul.
Somi lantas nyaut, "Yang namanya basket dimana-mana capek. Kalo ga mau cape ya rebahan kek si Minhee."
Iya sih. Somi ga salah ngomong, tapi ga tau kenapa Hangyul kesel mau nampol.
"Pokoknya kalian harus semangat!" kata Hana dengan berapi-api. "meskipun SMA sebelah bilangnya anak SMA kita cuman menang muka doang, kita harus buktiin sama mereka kalo kita juga bisa unggul di bagian basket!"
"Jangan mau dibilang banci sama merka gais!" timbrung Somi, entah itu memberi semangat berbasis menghina atau apa. "pokoknya kita harus ngalahin mereka!"
"MERDEKAA!" teriak Haechan dengan absurdnya yang langsung ditakol sama Yeonjun.
Untungnya setelah disemangati gitu, tim yang main di babak berikutnya bermain dengan lebih ganas dari sebelumnya. Bahkan Haruto sempat dua kali melakukan three-point dengan ajaibnya.
Hana cengo lah liatnya, Somi lantas nyenggol Hana. "Adek lo tuh."
"Kece memang di Jepang," balas Hana lalu tersenyum lebar. "ga salah kak Taeyong masukin dia ke tim inti."
"Oh kece yah kece," ucap Somi. "jangan sampe elu ngasih harapan palsu Han."
"Hah?" Hana nolehin kepala dong. "harapan palsu gimana?"
"Lo emang ga tau, si Jepang kan suka sama elu," ujar Somi lalu menjelaskan. "kalo lo kaya antusias gini, si Jepang bisa ngira lo suka sama dia."
Hana kicep sebentar, "Hah si Haruto suka sama gua? Serius lo?"
Somi ikutan kicep, kaget juga sih ngedenger pertanyaan Hana. Jadi selama ini Hana enggak sadar Haruto suka sama dia? "Serius, jangan bilang lo baru sadar."
Hana menganggukan kepalanya, sumpah deh beneran ini mah, Hana baru sadar pas Somi bilang. "Dan emangnya beneran?"
"Iya Hanaa, lo suka juga sama Haruto?" Somi kini menatap Hana curiga.
Yang ditatap hanya memasang wajah datarnya, Hana lantas tertawa hambar. "Hahah apa sih. Ya kali gua suka Haruto."
"Ck, jangan bilang lu sukanya Yoonbin."
"HAH YOONBIN?!" Somi sontak menutup telinganya, kaget sendiri dengan teriaakan laknat Hana ketika ditanyai soal Yoonbin. Habisnya ekspresi Hana berbeda dengan sebelumnya.
Somi sekarang menunjuk wajah Hana. "Nah-nah, sekarang ketauan kan elu sukanya siapa. Ngaku aja dah kalo elu suka sama Yoonbin. Ntar keburu diambil orang Yoonbinnya."
"Dih apaan sih Ler, enggak ya, gua ga suka sama Yoonbin," balas Hana tanpa menyadari kalo telinganya kini memerah.
Somi mendengus, jujur dia enggak percaya ucapan sahabatnya. Apalagi kalo ngeliat respon Hana barusan. Lagian kalo Hana enggak suka sama Yoonbin, ngapain toh dulu dia berupaya bikin Yoonbin ketawa?
"Han jangan ngebohongin perasaan sendiri, kalo suka ya suka aja, ga perlu ditutup-tutupin."
"Tapi Som," Hana menggantungkan ucapannya. "gua beneran enggak tau gua suka atau enggak sama Yoonbin.
🍓🍓
Hana kadang bingung sendiri kenapa Somi bisa menyimpulkan dia menyukai Yoonbin? Meskipun yah kemungkinan Hana buat menyukai Yoonbin itu banyak banget, tapi kan sekarang buktinya Hana aja bingung sama perasaannya sendiri.
Bukan Hana enggak pernah pacaran--dulu pas SMP dia pernah pacaran, meskipun putus ditengah jalan dan yah sepertinya masa lalu itu enggak perlu dibahas karena Hana sendiri ogah ngebahasnya.
Cuman yah Hana sendiri bingung, maniknya lantas menatap Yoonbin yang sedang merasakan euforia karena kemenangan tim basket sekolahnya. Yoonbin tersenyum, dan itu memberikan kebahagiaan sendiri buat Hana.
Tapi bukan berati Hana suka kan?
Haha iya, cuman karena senyum Yoonbin menyenangkan buat diliat, bukan berati Hana menyukai lelaki bermarga Ha itu.
Hana akhirnya memilih untuk melupakan semua kegalauanya dan menghampiri anak basket yang dua hari kebelakang udah bertanding dengan baik dan mengharumkan nama sekolah.
"Selamat ya!" mewakili Taeyong yang enggak bisa hadir karena ada kelas, Hana akhirnya memberikan minuman isotonik serta roti kepada masing-masing pemain basket, dibantu Somi tentunya.
"Makasih," namun tanpa Hana sadari, senyuman Hana terlihat lebih lebar ketika memberikan hadiah tanda kemenangan itu pada Yoonbin, apalagi ketika Yoonbin berterimakasih kepadanya. "Iya sama-sama."
Ah sial, kenapa jantung Hana berdebar kencang setiap melihat senyum manis Yoonbin? Cepat-cepat Hana memberikan makanan di kardus itu ke anggota lain.
Selesai membagikan makanan, kerjaan Hana enggak langsung selesai karena dia harus menjadi fotografer dadakan dan harus rela difoto sama anak basket yang jomblo atau yang lagi berantem sama pacarnya.
Tanpa diduga, setelah kelas Taeyong berakhir, anak basket dengan uang kas yang dipungut setiap minggunya mengajak Hana, Somi, dan Taeyong untuk makan di pizza hat.
Tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Taeyong, sampai-sampai lelaki itu menangis terharu.
"Bang jangan nangis kek, malu loh abang yang udah marahin kita dulunya," celetuk Jeno yang menghancurkan suasana haru. Emang sialan itu orang.
"Kampret lu mah Jen," Taeyong manyun yang membuat anak basket dan kedua babunya tertawa.
Ketika sedang asik membully Taeyong, ponsel Hana tiba-tiba saja bergetar. Menandakan ada pesan masuk. Hana lantas mengecheknya.
Setelah dikirim itu, Hana lantas menoleh ke arah Yoonbin yang memang sedang melihat ke arah ponselnya.
Rada dikerjain dikit enggak apa-apa kali ya?
Hana lantas berdiri dari duduknya, bilangnya sih ke Somi mau ke toilet, tapi pas dideket Yoonbin dia malah ngebisikin sesuatu. "Udah di save ya nomernya, Ha Yoonbin."
Setelah berbisik begitu, Hana cepat-cepat kabur sebelum Yoonbin memelototinya karena berbisik didepan telinga.
Padahal boro-boro melototin Hana, wajah Yoonbin malah merah gara-gara Hana, telinganya pun sama. Hana sukses membuat seorang Ha Yoonbin berdebar untuk situasi yang enggak bahaya-bahaya amat.
'Ck sialan emang Lee Hana.'
🍓🍓
Kaya biasa, Hana balik sama Taeyong karena Taeyong abangnya. Pas nyampe di rumah tentunya Hana langsung membersihkan diri karena badannya bau azab.
Abis mandi, Hana lantas mengechek ponselnya, kebetulan banget ada pesan dari Haruto.
Sesuai balasan, Hana memang mencari jaket dahulu sebelum keluar rumah, soalnya diluar dingin Hana enggak mau tepar lagi.
"Mau kemana?" tanya sang ayah ketika Hana membuka pintu rumahnya dan memakai jaket begitu.
Hana menyahut. "Ketemu Haruto."
"Jangan terlalu malem sayang," ibunya Hana memberikan si bungsu wejangan. "besok kamu masih sekolah."
Hana ngangguk. Ya lagian ngapain juga terlalu malem, nanti malah susah tidur. "Iya mah."
Sembari memeluk jaket kebesaran miliknya, Hana lantas menghampiri Haruto yang kebetulan udah ada di luar rumah, lagi pake baju putih sembari bawa bunga dan coklat.
Lah, Haruto habis ditebak siapa?
"Hartono," Hana menyapanya, membuat lelaki itu nampak terkejut dan lantas menyembunyikan benda yang dia bawa dibelakang tubuhnya. "kenapa lu nyuruh gua keluar?" Hana bukan orang yang suka basa-basi, dia selalu nanya to the point, seperti sekarang.
Satu tangan Haruto menggaruk pipinya sendiri, jantungnya berdebar kencang sekarang. "Kak Han, tadi kan Haru udah nyetak lebih dari tiga skor ..."
Sementara Haruto menggantukan ucapannya, Hana menatap adik kelasnya dengan bingung. Ini si Haruto kenapa sih? Iya emang pas pertandingan Haruto nyetak le ih dari 3 poin dan menjadi bintang lapangan. Tapi kenapa dibahas. "Terus kenapa?"
"K-kan waktu di kantin, kak Hana pernah bilang mau ngabulin permintaan Haru."
"Ah iya," Hana menganggukan kepalanya. Itu emang janjinya sih. "emang Haru mau minta apa?"
"Eung anu," Haruto lantas menyodorkan coklat dan bunga ditangannya, membuat Hana semakin bingung. Mana mukanya Haruto memerah. "Haru pingin kak Han jadi pacar Haruto. Kak Han bisa ngabulin hal itu kan?"
✨✨
Enaknya Hana ngejawab apa nih? Tolak/terima?
Btw selamat taun baru gaiss ✨✨✨
Tunggu chapter selanjutnya yaa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top