22

Masih ada yang baca kan?? Jangan lupa votementnya yaa

Yoonbin cepet debut dong, aku kangen :(








🌸🌸

Yoonbin melihat pantulan dirinya sendiri di cermin kamar. Wajah datar, rambut menutupi poni. Dia lalu bertanya kepala dirinya sendiri. 'Apa gua ganteng?'

Entah kenapa sejak pulang sekolah, dia memikirkan gimana caranya menjadi ganteng.

"Tumben kamu ngaca," kata sang ibu yang kebetulan udah pulang. "ada gerangan apa nih kamu ngaca Bin?"

Yoonbin membalikan badannya, bukannya menjawab, dia menghampiri bundanya. "Bun, Ben ganteng enggak?"

Bundanya jelas menatap Yoonbin bingung. Agak syok ditanyain begituan sama anak semata wayangnya.

Sumpah ya, selama Yoonbin hidup, dia enggak pernah menanyakan hal seaneh ini. Yoonbin bukan anak yang peduli akan penampilan, dia hanya peduli akan tujuan, dan tujuannya jelas bukan untuk tampil tampan. Yoonbin tuh anak berprestasi banget.

Tapi kenapa sekarang dia nanya begitu? Apa ini karena cewek yang bernama Hana itu?

"Anak bunda kapan engga ganteng?" tanya sang ibu sembari mengelus rambut Yoonbin, mengangkatnya ke atas sampai jidatnya terlihat. "kamu ganteng kok, cuman kamu perlu sedikit berbenah diri, biar aura kegantengan kamu terpancar."

Yoonbin menatap ibunya penasaran. "Caranya?"

"Dandan lah."

"Ben bukan cewek Bun."

"Iya tau, tapi maksud dandan disini tuh kamu coba memperbaiki penampilan, kaya rambut ini. Coba jidatnya jangan ditutupin poni," ucap sang ibu lalu mengangkat poni Yoonbin. "nah kan, makin ganteng, pasti Hana suka deh."

Yoonbin membulatkan matanya begitu nama Hana disebut. "Ih kok Hana?!" agak nyolot nadanya, tapi yah tetep aja telinganya merah.

Ibunya ketawa. "Ya Hana, kamu tampil ganteng buat diliat Hana kan?" tanyanya yang membuat Yoonbin auto tertohok. "ngaku dehh."

"Apaan sih bun," Yoonbin auto menampilkan ekspresi tak sukanya. "Yoonbin kan cuman nanya doang."

"Kalo iya pun ga apa-apa, bunda suka Hana kok, anaknya baik, meskipun tau cerita kamu dia tetep jadi temen kamu kan?" tanyanya.

Yoonbin menganggukkan kepala, kalo hal itu emang iya. Tapi serius deh, Yoonbin mau terlihat ganteng bukan karena Hana. Dia cuman ingin, yah itu aja.

"Besok bangun lebih pagi, bunda dandanin kamu dulu sebelum pergi ke sekolah," kata sang ibu pada akhirnya. Dia lantas tersenyum jahil. "nanti ceritain reaksi Hana pas liat kamu yaa."

"BUNDAA IHHH, BEN MAU GANTENG BUKAN BUAT DILIAT HANA TAUU!"







🌸🌸

Sebenernya, enggak banyak yang berubah dari penampilan Yoonbin hari ini. Tadi pagi Ibunya hanya memotong sedikit rambutnya yang sudah memanjang, terus rambutnya sedikit diberi pomade agar jidatnya bisa terlihat.

Tapi kayanya orang-orang ngeliat Yoonbin dengan tatapan yang agak beda dari biasanya. Bahkan Somi sekalipun, "Wih tumben elo jidatan," komentar bule yang jadi sahabatnya Hana ini.

"Bunda gua ngedandanin," balas Yoonbin dengan singkat padat jelas. Untungnya Somi mengerti kepribadian Yoonbin, jadi dia enggak sakit hati dibales begitu. "omong-omong Hana mana?"

"Keknya ga masuk deh," balas Somi yang sedang berjalan ke lapang untuk kegiatan literasi. "kemarin dia bilang badannya meriang, membutuhkan kasih sayan--eh kok gua malah ngedangdut? Ya pokoknya kemarin si Hana ngechat badannya meriang, jadi kemungkinan dia enggak masuk."

Yoonbin menghela napasnya, sedikit kecewa kalo misalnya temen sebangkunya enggak masuk. Udah dandan begini.

Tapi untungnya, ga lama sebelum literasi dimulai Hana muncul. "Halo gaiss," sapanya dengan senyuman ceria seperti biasa, senyuman yang menular kepada orang lain untuk ikut tersenyum juga. Hana lantas duduk disamping Somi.

"Katanya lo meriang," ujar Somi. "kok masuk?"

"Sekarang ulangan matematika, dan gua ga mau susulan," balas Hana. "lagian gua ga apa-apa kok."

Tiba-tiba saja tangan Yoonbin meraba kening Hana, lelaki itu bermaksud mengechek suhu tubuh Hana. "Bohong, elo panas."

Somi kaget Yoonbin tiba-tiba melakukan itu, serius. Sekarang dia berpikir apakah Hana dan Yoonbin memiliki hubungan khusus? Tapi kok ga bilangg.

Hana jelas lebih kaget lagi Yoonbin tiba-tiba melakukan skinship, "E-eh apa sih?" tangannya lantas menyingkirkan tangan Yoonbin, sumpah ini jantungnya auto maraton gara-gara kelakuan Yoonbin.

"Lo panas," Yoonbin mengulangi ucapannya. "kalo sakit ga usah dipaksain Han."

"Gua ga sakit, suhu tubuh gua emang panas."

"Tapi beda panasnya."

"Tolong dimulai literasi ya anak-anak, jangan pacaran mulu," sindiran tiba-tiba dari bu Hayi lantas membuat Hana dan Yoonbin mengambil buku masing-masing. Kaget mereka tuh bu Hayi yang galaknya selangit mendadak muncul. "baca bukunya, jangan pacaran."

"Iya buu."

Kedua orang itu hening, pura-pura membaca padahal pikiran kemana-mana. Hana dengan pikirannya yang bingung dengan tingkah Yoonbin, sedangkan Yoonbin memikirkan kesehatan Hana.




🌸🌸

Hana seharusnya mengikuti ucapan Taeyong, dia harusnya enggak masuk sekolah dan beristirahat di rumah.

Sekarang kepalanya pening lagi. Kemarin memang badannya meriang entah kerena apa, tapi Hana harap bukan karena setan. Hari ini Hana memaksakan masuk karena adanya ulangan matematika dipagi hari.

Tapi baru juga mulai, sakitnya kerasa lagi.

Hana meremat ujung seragamnya, mengumpat dalam hati karena keadaannya yang menyiksa ini. Parahnya sekarang dia enggak bisa ngerjain soal, kepalanya pening, liat soal matematika tambah pening aja. Nyontek ke Yoonbin juga ga bisa, soal Yoonbin berbeda jauh dengan Hana.

Beda kode, beda soal. Ya, Pak Seungwoo sepinter itu, dia membuat soal matematika yang pasti menyusahkan siswa. Tuh kan sekarang dia lagi senyum-senyum jahat. Kirik.

Yoonbin menyadari perubahan wajah Hana, gadis yang menaruh kepalanya di meja dengan tangan yang menjadi bantalannya itu enggak terlihat baik-baik aja.

Lelaki itu menoleh, lembar jawaban Hana masih kosong melompong, beda jauh sama lembar jawaban Yoonbin yang udah penuh.

Setelah menolehkan kepala kesana kemari dan memastikan keadaan aman, Yoonbin lantas menarik soal milik Hana, dia mengerjakan soal itu di lembar kotretan milik Hana.

Untungnya sih pak Seungwoo awal-awal ga keliling, Yoonbin juga keitunnya cepet dalam ngerjain soal. Makannya setelah selesai, dia lantas menoel tangan Hana.

"Hm?" Hana mengangkat kepalanya, menatap Yoonbin bingung. Ada apa gerangan sampai anak ini noel tangan Hana? Ga mungkin kan Yoonbin mau nyontek?

"Tuh," ucapnya pelan sembari mebyodorkan lembar kotretan. "salin cepet sebelum si kampret keliling."

Hana kaget, bener-bener kaget. Kok Yoonbin ngerjain soalnya dia? Tapi karena pusing dan susah berpikir lagi, Hana lantas cepat-cepat menyalin jawaban yang diberikan Yoonbin.

Benar saja di akhir-akhir pak Seungwoo malah keliling. Dia bahkan menghampiri Hana dan bertanya, "Kamu ga apa-apa? Wajah kamu pucat."

Untungnya Hana selesai nyalin, lembar kotretan yang berisi jawaban Yoonbin juga sudah dia sembunyikan dibalik tangan. Hana lantas membalas, "Saya baik-baik aja kok Pak."

Seungwoo lantas menyentuh kening Hana. Lancang sekali orang ini pikir Yoonbin, lelaki bermarga Ha itu mendengus kesal. Entah kenapa akhir-akhir ini dia sensitif dengan cowok yang mendekati Hana. Padahal Hana cuman temannya.

Halah, teman apa teman?

"Kamu panas, sehabis ulangan pulang aja ya Han?" ucap Pak Seungwoo dengan lembut. Meskipun ketika membuat soal dia auto berubah menjadi setan, tapi tetep aja dia masih ada rasa manusiawinya dan memperhatikan muridnya.

Hana mengangguk. Yaudah lah ya, daripada disini sampe jam 3, mending pulang aja. Toh dia emang berniat rebahan.

Pak Seungwoo lantas berkeliling lagi, menghalangi beberapa siswa untuk tidak melakukan kecurangan. Padahal Hana juga tadi melakukan kecurangan.

Ah iya, Hana menolehkan kepalanya untuk menghadap ke arah Yoonbin. Agak kaget sih dia pas mendapati Yoonbin yang sedang menatap ke arahnya. "Makasih," ucapnya setengah berbisik sembari tersenyum lebar.

Dulu Yoonbin enggak pernah tertular senyumnya Hana, tapi kini tanpa sadar dua sudut bibirnya naik membentuk senyuman. "Sama-sama."




🌸🌸

Jeno dan Soobin sedikit berdebat tentang siapa yang mengantar Hana pulang, masalahnya bukan sama-sama mau tapi kedua manusia itu punya kesibukan masing-masing.

Jeno dengan rapatnya, dan Soobin dengan latihan rutinnya sebelum OSN. Tapi mereka ga membiarkan Hana pulang sendiri.

"Yaudah atuh panggil Haruto aja," saran Somi yang capek mendengar perdebatan dua sejoli itu. "soalnya gua ga bisa nganterin Hana, karena gua harus ngegantiin dia ngehadap guru olahraga buat ngejelasin lomba basket."

"Jangan," ucap Yoonbin yang baru saja selesai mengumpulkan soal matematika. "gua aja yang anterin Hana."

Jeno dan Soobin lantas menganga enggak percaya. Kok tumben gitu?
Sedangkan Somi senyum-senyum sendiri, yey usahanya membuat Yoonbin cemburu dengan menyebut nama Haruto berhasil juga.

"Hana kan temen gua juga, jadi ga apa-apa kan gua yang anterin dia?" tanya Yoonbin.

Jeno menjawab. "Iya ga apa-apa," dia merongoh saku celananya dan mengeluarkan kunci motor. "pake motor gua ya anterinnya. Jangan pake angkot, lama."

"Kenapa ga grabcar aja sih anjir?" tanya Somi heran. "jangan pake motor lah, ntar tambah sakit sobat guanya."

"Grabcar mahal anjir," kata Soobin.

"Lah emang si Yoonbin punya aplikasinya?" tanya Jeno heran.

Yoonbin menggelengkan kepala. "Enggak," ucapnya. "yaudah gua anterin Hana pake becak aja, ntar baliknya gua pake angkot."

"Kalo ada kak Taeyong, minta dinterin ke kak Taeyong aja Bin," ujar Jeno. "sekalian minta ganti duit naik becaknya."

Yoonbin ngangguk pelan. "Ayo Han," katanya mengajak Hana untuk pulang. "gua anterin elo pulang."







🌸🌸

Seumur-umur, Hana baru ngerasa dirinya sepayah ini. Sekarang dia lagi naik becak, beduaan dengan Yoonbin. Kepalanya bahkan bersender pada bahu Yoonbin.

Yoonbin diam saja, tidak mempermasalahkan hal itu toh ini lebih baik daripada Hana harus bersama Haruto. Sesekali tangannya mengelus rambut Hana. Memberikan gadis itu kenyamanan.

Rumah Hana enggak begitu jauh dari sekolahan, untungnya rumah itu enggak sepi, ada Taeyong kebetulan udah selesai kuliah pagi menyambut kedatangan Hana dan Yoonbin disana.

"Astaga Hana? Lo kerasukan apa?" respon bertama Taeyong ketika melihat adiknya sakit. Nyebelin emang, tapi dia langsung menggantikan Yoonbin, Taeyong memapah dan membawa Hana ke kamarnya.

Yoonbin mau balik lagi ke sekolah, tentu saja karena tugasnya cuman mengantar Hana pulang, dia enggak punya niatan membolos. Tapi Taeyong menahannya. "Sebentar ya, jagain Hana dulu, gua mau bikinin bubur buat tu bocah."

Ya akhirnya dengan terpaksa lah Yoonbin kamar Hana. Ah sebenernya enggak kepaksa juga, toh dia enggak keberatan buat ngejaga Hana.

Yoonbin duduk dipinggiran kasur, diliatnya Hana yang sedang tertidur. Mungkin karena kepalanya sakit dia jadi lebih cepat tertidur.

Yoonbin mengelus rambut Hana pelan, elusannya lantas turun ke pipi. Manik memperhatikan keseluruhan wajah Hana yang sedang tertidur.

Cantik.

Entah kenapa Yoonbin berpikir seperti itu. Tapi serius deh, Hana benar-benar cantik. Kemana saja kamu selama ini Ha Yoonbin?

Astaga.

"Cepet sembuh," ucap Yoonbin. "ini bukan karena gua perhatian sama elo, gua cuman ga mau elo sakit terua. Ntar elo ga bisa nonton gua basket."

Taeyong yang mengintip hal itu lantas menutupi mulutnya, berusaha untuk tidak tertawa. Dasae Yoonbin ini. 'Tsundere anjir!'




🌸🌸

Tunggu chapter selanjutnya yaw~ 👋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top