20
Halo, masih ada kah yanv nunggu ff ini seperti nunggu oknum Ha debut? Semoga masih ya :")
Untuk kalian yang masih menunggu, Chiro ucapkan terimakasih 😭😭 aku sayang kalian tiga rebu pokoknya!
🍓🍓
Ada banyak hal yang tidak Hana mengerti di dunia ini, salah satunya soal Ha Yoonbin.
Berdasarkan cerita ibunya sendiri, Hana tidak mengerti kenapa takdir begitu kejam padanya.
Bundanya Yoonbin ketika masih muda melakukan kesalahan dengan menjadi surrogate mother demi uang setelah lulus kuliah. Namun disaat 5 bulan kehamilan, tiba-tiba saja pihak istri dari keluarga yang menyuruhnya menjadi ibu peganti membatalkannya karena Nyonya Lai tiba-tiba hamil.
Namun karena Bundanya Yoonbin bersikeras tidak ingin menggugurkan kandungannya. Karena Tuan Lai mengetahui hal itu, akhirnya secara diam-diam Bunda Yoonbin dan Tuan Lai berpindah ke Australia. Awalnya sih Tuan Lai hanya ingin bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia mulai, namun pada akhirnya cinta tumbuh diantara mereka.
Klise sekali, Hana hampir tertawa mendengarnya. Dia juga hampir mengucapkan kalimat sarkatis yang untungnya tidak jadi.
Awalnya juga Yoonbin punya keluarga lengkap--meskipun ayahnya jarang pulang karena memiliki keluarga lain. Tapi pernah denger kan kalo sepandai-pandainya tupai meloncat, akhirnya jatuh juga?
Tuan Lai juga begitu. Meskipun beliau bukan tupai.
Saat itu Yoonbin melihat sendiri di tv ayahnya menghadiri acara bersama keluarganya. Dari situ Yoonbin tau, selama ini dia adalah sosok yang tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri.
Makannya nama marga Yoonbin itu tetep Ha, bukannya Lai. Karena ternyata ayahnya tidak pernah menikahi Bundanya.
Jelas Yoonbin sangat marah saat itu pada ayahnya, makannya dia meminta Bundanya untuk meninggalkan ayahnya, dan pulang ke Indonesia.
Sayang aja di Indonesia Yoonbin mendapat perlakuan yang tidak mengenakan dari keluarga Ha, dia dicap anak haram oleh neneknya sendiri. Bukan kah itu menyakitkan? Belum lagi omongan tetangga yang terus mencuci otak Yoonbin sampai-sampai ia beranggapan bahwa dirinya anak haram.
Padahal menurut Hana, enggak ada anak yang terlahir haram. Semua bayi terlahir dengan keadaan suci, sekalipun itu dari hubungan haram.
Semua anak itu berawal dari orangtuanya, kalo saja ibunya Yoonbin tidak egois dan menjadi surrogate mother saat dulu, mungkin Yoonbin enggak akan sampai begini.
Tapi Hana juga enggak bisa sepenuhnya menyalahkan ibunya Yoonbin, toh ibunya Yoonbin masih waras dan enggak sampe mengaborsi Yoonbin meskipun pihak istri keluarga Lai tidak menginginkannya.
Helaan napas terdengar berkali-kali setelah mendengarkan cerita ibunya Yoonbin. Meskipun bukan Hana yang mengalami tapi Hana bisa membayangkan bagaimana mengerikannya dunia Yoonbin ketika mengetahui kenyataan yang ada.
Benar memang, kita enggak boleh menghakimi seseorang sebelum melihat dunia dari sudut pandangnya.
Ketika acara belajar pun Hana kurang fokus sebenarnya. Ada sedikit rasa bersalah didirinya karena dulu mengusik Yoonbin. Dirinya yang pernah begitu penasarannya pada Yoonbin yang enggak pernah tersenyum, ia sampai memaksa Yoonbin untuk tersenyum.
Hana merasa sangat menyesal dengan hal itu.
"Han," Yoonbin memanggil namanya dengan tiba-tiba. Membuat Hana tersadar akan lamunannya sendiri.
"Ya?" gadis itu menyahut, kemudian Yoonbin memarkirkan motornya didekat flyover. "turun dulu, gua mau ngomong."
Hana yang memang merasa sebagai penumpang akhirnya mengikuti Yoonbin turun dari motor beat ini. Melepas helm yang sepertinya milik ibunya Yoonbin lalu berjalan mengikuti Yoonbin dari belakang.
"Kadang ya Han, gua pikir lebih baik kalo gua mati," ujar Yoonbin tiba-tiba. Netranya tertuju pada bawah jembatan flyover dimana banyak sekali mobil berlalu-lalang. "kadang gua pikir bakal lebih baik kalo gua ga ada. Toh nyatanya gua itu yang ngebuat Bunda sengsara. Coba kalo enggak ada gua, bunda pasti bahagia dengan gelar yang dia punya, bakal punya suami yang bisa ngebahagiain dirinya. Gua kadang menyesali kenapa Bunda enggak ngeaborsi gua aja pas dulu, toh dia tetep dapet uang."
"Tapi Yoonbin, nyawa nyatanya lebih berharga ketimbang uang. Bunda lo ga segila itu. Dia masih ngebiarin elo hidup karena dia manusia," ucap Hana pelan.
Sekarang Hana dapat menyimpulkan, Yoonbin mendengarkan percakapan Hana dengan Bundanya tadi.
Gadis itu lantas mendekatkan diri ke arah lelaki yang kini memakai baju putih dan celana hitam training itu. Merentangkan tangannya, "Percaya enggak kalo hugs make everything better?"
Yoonbin menoleh ke arahnya, lalu memeluk Hana tanpa aba-aba. Ah sial, kenapa lagi-lagi dia emo dihadapan Hana?
Lelaki itu menangis tanpa suara, menenggelamkan kepalanya diantara ceruk leher Hana. Sedangkan Hana hanya terdiam sembari mengelus punggung Yoonbin, dia ingin Yoonbin merasa lebih lega.
Setelah Yoonbin merasa sedikit lega, ia berkata, "Han salah enggak sih gua berpikiran kaya tadi?"
"Menurut gua sih salah Bin, lagian semua udah terjadi, Bunda cuman punya elo. Kalo elo pergi, emang elo rela Bunda sendirian?" respon Hana.
Yoonbin terdiam sebentar, jujur dia enggak rela tentunya meninggalkan Bundanya sendirian. Keluarga Ha sudah tidak menerima mereka berdua, artinya kalo Yoonbin enggak ada, Bundanya akan benar-benar sendiri.
"But i'm not good at all, gua produk gagal, Han."
"Enggak Bin, enggak ada yang namanya produk gagal. Elo tuh rajin, nilai elo bagus, lo punya banyak bakat yang masih bisa elo kembangin jadi elo enggak pantes nyebut diri lo produk gagal," ucap Hana. Tentunya Hana enggak boleh membiarkan Yoonbin merasa insecure. "lo masih bisa sukses, elo masih bisa ngeperbaiki semua yang ada didalam hidup lo. Dan semua itu balik lagi ke elo, tinggal elo usahanya gimana."
Yoonbin melepaskan pelukannya perlahan, manik kelamnya menatap Hana dengan intens. "Menurut elo, gua bisa?"
"Gua yakin bisa," Hana mengangguk mantap. "percaya deh, Tuhan pasti tau yang terbaik buat elo dan Tuhan juga pasti udah mempersiapkan yang terbaik buat elo."
🍭🍭
"NICE SHOT YOONBIN!"
Yoonbin tersenyum mendengar pujian Taeyong malam ini. Pujian dari kakaknya Hana membuat Yoonbin merasa lebih baik, seriusan.
Hana dapat melihat senyuman Yoonbin terlihat, meskipun sangat tipis. Ah iya, malam ini lelaki yang memakai kaos putih beserta celana Training hitam itu terlihat sangat tampan di bawah rembulan.
Kali ini tim basket enggak latihan di tempat biasa, Taeyong menyarankan mereka latihan di lapang basket outdoor yang ada diluar sekolah. Mereka latihan di kodim, tempatnya enggak jauh dari sekolah kok. Katanya sih nyari suasana baru.
Padahal Hana tau, Taeyong nyari tukang cuanki kesukaannya yang biasa mangkal disini.
"Istirahat 20 menit guys!"
Setelah berlatih cukup lama sampai Hyunjin merasa akan mati, akhirnya si kejam Lee Taeyong memberi tim basket istirahat juga.
Lelaki berbibir dower yang menjadi penyebab terpecah belahnya tim basket cewek lantas rebahan di lapang bersama pemain lain. Cape banget bor ga kuat.
Kayanya cuman Yoonbin yang energinya masih ada, ketika pemain lain rebahan di lapang, dia masih kuat buat jalan dan ngambil minumannya.
"Nih," Hana menyodorkan minuman isotonik pada Yoonbin dengan senyuman lebarnya. "btw tadi lo keren banget sumpah, udah kaya Midorima."
Yoonbi membalas pujian Hana dengan senyum manisnya, tangannya mengacak-acak rambut Hana lalu duduk di sebelah gadis itu. Membuat Haechan langsung beraksi. "CIE, CIE, EKHEMM, PRIKITIWW. ADA YANG LAGI PACARAN TUH."
Bangke emang si malika, gara-gara dia yang lain ikut-ikutan ngecie-ciein Hana.
"DUH DUAAN AJA TUH YANG DISANA," teriak Sunwoo, malika kedua.
Hyunjin langsung ikut-ikutan. "IYA NOH AMPE LUPA KITA-KITA DISINI LAGI TERKAPAR LEMAH TAK BERDAYA--AW!"
"Bacot," untungnya Hana lagi mode peka, dia langsung nabok tangan Hyunjin yang barusan ngeledekin dia.
Risih dia tuh di cie-ciein, padahal kan Hana enggak pacaran sama Yoonbin. Kalo sering bareng mah wajar ga sih? Hana kan sebangku sama Yoonbin.
Dan tadi juga Yoonbin cuman kebetulan ngambil minumannya kan?
"Nih," Hana sebagai manager yang baik lantas membagikan minuman isotonik pada pemain basket yang terkapar. Ini pake kas basket kok, bukan pake duit Hana apalagi Taeyong.
Tapi tadi yang beli Hana dibantu Taeyong.
Karena dari dulu Hana emang akrab sama anak basket, acara ngebagiin minuman doang jadi lama banget sumpah. Abis Lucas ngajak dia gibah, ngomongin Heejin yang rumornya dihamilin Hyunjin.
Ya jelas selanjutnya terjadi debat. Hm seharusnya mba Najwa ikutan memeriahkan debat ini.
Meskipun anak basket pada ngobrol santai gitu, Yoonbin diem aja di ujung lapangan sambil mainin hp. Padahal cuman scroll doang, ada chat pun diabaikan.
Taeyong yang menyadari itu lantas duduk menghampiri Yoonbin. "Kenapa ga ikut gabung kesana?"
Yoonbin menyahut. "Males."
Ya gimana, dia emang males berinteraksi sama orang lain. Sebelum berinteraksi aja dia udah berpikiran kalo orang-orang pasti ga mau berinteraksi sama anak haram kaya dia. Sejak pindah dia berpikir seperti itu.
Taeyong nepuk pundak Yoonbin. "Bin, lo tuh keren pas main basket. Jujur aja, gua ngerasa no one can't beat you. But, kadang gua ngerasa lo tuh masih kaya minyak didalam air pas sama anak basket lain. Bukan berati mereka mainnya jelek, tapi gua rasa lo tuh ga nyatu sama tim elo sendiri."
Yoonbin terdiam, iya selama ini dia memang selalu berusaha sendiri, enggak pernah mendengarkan kata teman satu timnya ketika percobaan pertandingan dimulai. Karena Yoonbin yakin dengan kemampuannya sendiri.
"tapi basket bukan nyanyi solo Yoonbin," ucap Taeyong lagi. "lo ga bisa bersinar sendiri, lo harus ngebagi sinar elo sama yang lain. Caranya ya kerja sama. Biar kerja samanya enak, elo harus berteman sama yang lain."
Yoonbin menggelengkan kepalanya. "Ga bisa gua kak."
"Bisa Yoon, gua yakin elo bisa."
Bukan gitu, Yoonbin mengigiti bibirnya. Jujur aja dia takut enggak diterima, Yoonbin cape tertolak terus.
Tapi Taeyong enggak ngerti, nyatanya untuk orang seperti Yoonbin berinteraksi enggak semudah yang orang lain lakukan. Terlalu banyak ketakutan dikepalanya.
Sampai-sampai Yoonbin baru sadar Hana udah berdiri dihadapannya. "Ayo gabung sama yang lain," ajaknya.
Hana emang easy going, friendly pula. Sama kaya Somi. Dia enggak pernah kesusahan mendapatkan teman debgan sikap ramahnya itu. Jadi kini Hana menjadi penghubung antara Yoonbin dengan anggota basket lainnya--membiarkan Taeyong membeli cuanki yang sedari tadi dia tunggui.
"Yoonbin ayo duduk sini," ajak Jeno ketika Yoonbin datang bergabung ke lingkaran anak basket--meskipun masih ditarik Hana.
Yoonbin ini tipe anak SBP, Sudah Basket Pulang. Dia emang latihan, tapi ga banyak ngobrol sama anak basket lainnya. Seringnya diem atau ga main hp. Ini mau jalan ke tiga minggu, ya kali Yoonbin gini mulu.
Lelaki itu mengusap tengkuknya ragu, meskipun begitu dia tetap duduk disamping Hana. "Eum," ah sial Yoonbin ga bisa berkata-kata. Rasanya terlalu awkward. Nyatanya berinteraksi dengan orang lain enggak segampang mengatur strategi.
"Gitu dong bin, gabung," kata Jihoon ceria, doi nyengir lebar sampe behelnya keliatan.
Emang dasarnya Yoshi manusia tukang julid, pas Jihoon nyengir dia ngomen dong, "Hoon, di behel elo ada biji cabe masa."
"ANJIR MANA DONG LIAT!" teriak Hangyul heboh, sementara Jihoon menutupi bibirnya. MALU BANGSAT.
Hana lantas tertawa dan mengabadikan moment mereka di snapwa. Yang lain tertawa melihat Hangyul dan Jihoon yang hampir baku hantam, cuman Yoonbin yang mukanya lempeng-lempeng aja, Chitato aja ngalahin dia.
Sampai akhirnya Yeonjun, sang kapten basket yang alhamdulillah masih waras dan belum lengser itu mendekati Yoonbin. Dia mengulurkan tangannya, "Yeonjun," katanya.
Yoonbin menatapnya heran. "Kok kenalan lagi, gua udah tau nama kakak kok."
Yeonjun lantas tertawa jenaka, "Oh iya kah? Maaf ya, gua kira elo ga tau nama gua soalnya kalo papasan ga pernah nyapa."
"Pengen banget disapa lo," sindir Haruto yang langsung digebuki secara bruntal oleh Yeonjun. Sintingnya Haruto malah ngakak, sereceh itu ini manusia tiang.
"Bang Njun jangan gitu, kasian Haruto," kata Hyunjin. "mana masih muda, jomblo, idupnya ga berfaedah. Digebukin pula."
Yang lain ketawa lagi dong, cuman Yoonbin doang yang enggak dan mencari dimana letak lucunya.
Yoonbin ga sereceh anak basket lainnya, dia mah senyum aja jarang.
Hana yang sadar akan hal itu lantas menyenggol lengan Yoonbin, "Ga ketawa?"
"Ga lucu."
"Humornya dolar amat pak."
"Ya biarin."
Hana menggelengkan kepala, berusaha untuk sabar, untung dia udah biasa dengan sikap dinginnya Yoonbin.
Puas meledeki Haruto, Taeyong lantas menghentikan waktu istirahat mereka. "Ayo latihan lagi."
Beberapa mendengus kesal, beberapa juga memaki Taeyong secara terang-terangan. Untung aja Taeyong enggak sampe melemparkan mangkuk cuanki.
"Ayo-ayo buruan, mau pada pulang ga sih kalian teh?" mendengar kaya pulang baru lah mereka bersemangat. Bersemangat dengan terpaksa.
Tapi Yoonbin masih datar-datar aja. Jeno sampai menggelengkan kepala melihat respon teman sekelasnya itu. Yoonbin kaya robot yang enggak punya emosi.
Eh bentar, enggak deh Jeno sepertinya harus meralat itu karena tadi dia baru melihat Yoonbin mendengus kesal.
Mengikuti arah mata Yoonbin, pemuda Lee hampir terjungkal melihat fakta yang ada. 'Yoonbin mendengus karena liat Hana sama Haru? Oh jadi Yoonbin cemburu?'
Jeno memegang kepalanya, dia yakin nanti akan drama cinta segitiga diantara mereka.
🍭🍭
Aku double update btw
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top