18
Dear Yoonbin, aku rindu. UPDATE SESUATU DONG ANJIR 😭
Btw biar ga sama-sama sedih, spam komen dong :"" akutu mau ngeunpub ini tadinya, tapi ga jadi karena yah ternyata masih ada yang nunggu ff ini dan aku kangen Yoonbin 😭
🌸🌸🌸
"Yoonbin anak mipa 3 bukan sih?"
"Ih dia dulumya sekelas sama gua tapi jarang ngomong, gua kira di cipirit anjir. TAPI KEMARIN PAS BASKET KEREN BANGET!"
"IYA GILAA, KEREN BANGET OMAYGAT! JIDATNYA KELIATAN PAS NGEDRIBBLE!"
"MAMANK MATI GUA LIAT DIA SENYUM TIPIS KEMARIN!"
Hari ini banyak yang membicarakan Yoonbin di sekolah. Bahkan sejak Hana melangkahkan kaki ke sekolah ini, gadis itu sudah mendengar obrolan tentang betapa kerennya Yoonbin mengalahkan Taeyong kemarin.
Bahkan beberapa anak juga ada yang bertanya kapan anak basket latihan lagi sama Hana. Sampe Hana pusing sendiri.
Sebel juga sih, padahal awalnya orang-orang seolah tidak melihat Yoonbin, bahkan beberapa menghindarinya. Tapi sekarang Yoonbin dibicarakan dimana-mana.
Mungkin efek jepretan iseng Jeno yang dikirim di grup angkatan juga. Jadinya orang yang ga tau siapa Yoonbin malah penasaran tentang cowok dingin itu.
Awalnya sih Hana seneng Yoonbin diliat, tapi lama kelamaan ada rasa kesel juga. Hana bukan cemburu, cuman kesel.
Kenapa orang-orang cuman ngenotis Yoonbin karena Yoonbin keren pas main basket? Padahal Hana rasa Yoonbin lebih dari itu. Meskipun yah Hana akui permainan ganas Yoonbin melawan Taeyong kemarin sangat keren.
"Kantin?" kelamaan ngelamun Yoonbin malah menepukan tangannya didepan wajah Hana.
"Anjing kaget," Hana megang dadanya, dia tuh kagetan, dan Yoonbin nempukin tangannya dengan keras didepan wajah Hana. GIMANA GA KAGET?!
"Kantin ga?" tanya Yoonbin lagi.
"Mau lah. Lapar," Hana mengambil buku dan sketchbook dan tempat pensilnya lalu berdiri. "langsung aja ya, takut pingsan guanya kalo ga makan."
Yoonbin pun ikutan berdiri dari kursi khas lab fisika itu. Mereka baru selesai belajar di lab emang. "Kalo pingsan tinggal gua gendong."
Hana masang muka derpnya, Yoonbin ga tahan mau ketawa jadinya, tapi tetep dia tahan. Jangan sampe Yoonbin kelepasan ketawa atau senyum lagi. "Gila, emang kuat gendong gua?"
"Lo kecil gitu."
Cengo bentar si Hana, otaknya rada buffering. Badan Hana tuh tingginya hampir sama kaya Somi, beratnya 50, jadi DARIMANA KECILNYA?!
Ngerasa Hana kelamaan bengong, Yoonbin langsung ngedorong tubuh Hana biar cepet jalan. Hana jelas protes lah, "Woi anjir, ngapain di dorong-dorong?! Emang gua gerobak apa?!"
"Biar lo jalan," balas Yoonbin datar. "abis lama."
"Ya tapi rada manusiawi dikit kek, jangan di dorong gini."
Yoonbin memutar matanya, dia berhenti ngeodorong Hana. "Ayo," ucapnya setelah menggenggam tangan Hana.
Iya sih, manusiawi, TAPI BISA GA JALAN BIASA AJA GA USAH DI GENGGAM GINI?! JANTUNG HANA OTW COPOT!
Belum lagi di koridor banyak banget yang natap Hana tajam, terutama anak kelas 10.
"Gila, kemarin Haruto, sekarang Yoonbin. Semua aja dia embat."
Ck sial, ada yang ngomong gitu. Sebenernya bukan rahasia umum kalo Hana dan Somi itu dibenci sama anak kelas 10. Apalagi Hana, cewek itu dituduh sering ngeinvasi Haruto.
Resiko sih, dua anak itu yang paling aktif basket, dua anak itu yang kenal sama semua anak basket yang rata-rata cogan. Maklum kalo banyak yang sirik.
"Tutup telinga aja kalo ada yang ngomongin," ucapan Somi yang itu seolah menjadi mantra tersendiri buat tubuh Hana. "ntar kalo mereka ngeselin, lempar aja bola basket ke mukanya. Kan lumayan, mimisan mereka."
Ya Tapi Hana enggak mungkin gitu lah, orang dia ga megang bola basket.
"Mau makan apa?" tanya Yoonbin ketika mereka sudah sampai di kantin.
"Mau seblak deh gua, elo?"
Ditanya gitu Yoonbin malah bingung sendiri. "Katanya lapar, kok makan seblak. Emang lo udah makan nasi? Emang lo ga bakal sakit perut?"
Yang ditanya menggelengkan kepala, "Ya emang kenapa? Tadi pagi gua udah makan kok dan ga akan sakit perut."
"Mending makan yang lain kek, jangan yang ga sehat."
Ini Yoonbin lagi bertransformasi jadi bapaknya atau gimana si?
"Yaudah apa atuh? Bingung gua."
"Beli nasi kek, kupat kek, atau soto kek. Jangan yang bikin perut panas."
"Yaudah gua beli nasi aja," kata Hana lalu jalan ke warung tempat nasi. "btw lo ga beli?"
"Gua bawa bekel."
Hah? Kalo bawa bekel ngapain ngajak Hana ke kantin coba? Ini si Yoonbin kenapa sih?
"Ateu, pengen nasi tambah telor dadar sama oreg tempe dong," pinta Hana, untung aja warung tempat nasi ini belum penuh. "dibungkus ya."
"Siap neng."
Kali ini Yoonbin yang dibuat bingung sama Hana, "Kok dibungkus?"
"Lo katanya bawa bekel, ya kali gua makan sendiri disini terus elo ngeliatin sih Bin."
Boleh ga sih Yoonbin teriak seneng pas Hana ngomong gitu? Tapi enggak deh, ntar Hana mikir macem-macem.
🌸🌸
Kelas biasanya sepi kalo pas istirahat, tapi kali ini Hana ngajakin Yoonbin makan di atap soalnya Jeno bilang guru ppkn enggak akan masuk dan cuman ngasih tugas ngerjain lks.
Lagian Hana males menimbulkan fitnah berkepanjangan kalo di kelas, yang penting sebelum pelajaran pkn berakhir dia kudu balik ke kelas aja.
Hana udah biasa kabur dari kelas kalo jamkos, biasanya kabur ke kelas Jihoon buat ngegosip, atau enggak ke atap buat tidur. Meskipun jarang dikunjungi--karena mitosnya atap sekolah yang deket ruang musik itu berhantu--tapi Hana sering tidur disini.
Orang ini markas anak basket kelas 11, selain gymnasium tentunya.
Beda dengan Yoonbin, meskipun cowok dia lebih sering di kelas, enggak kaya Hana yang ngilang mulu pas jamkos.
Ini pertama kalinya Yoonbin ke atap bareng Hana, dan itu, "Adem."
"Iya makannya gua sering kesini," balas Hana lalu memakan kembali makanannya. "enak kan disini soalnya ketimbang di kelas."
Yoonbin ngangguk, meskipun udah ngerasa terbuka tapi dia tetep ga banyak omong seperti Hana. Bukannya apa-apa, itu bagian dari tata karma pas makan kan? Lagian daripada banyak omong berakhir cegukan? Kan ga lucu.
Setelah selesai makan, Hana dan Yoonbin ngerjain soal di lks. Awalnya jujur aja Hana males dan milih ngegambar, tapi Yoonbin terus-terusan melototin dia dan nyuruh dia ngerjain soal.
Akhirnya terpaksa lah dia ngerjain soal, meskipun beberapa nomor tetep nyontek.
"Kerjain sendiri, kan bisa."
"Males nyari hehe."
Yoonbin mendengus, jujur dia enggak suka jawabannya dicontek tapi entah kenapa dia enggak bisa ngelarang Hana buat nyontek juga. Cengiran Hana yang ngebuat Yoonbin pasrah, kenapa Yoonbin harus selemah ini?
Karena emang selesai duluan dan Hana lagi nyalin jawaban, Yoonbin ngambil sketchbook punya Hana.
"Lo jago ngegambar juga ya," ucap Yoonbin ketika melihat isi sketchbook Hana. "mantan otaku?"
"Enggak juga," balas Hana. "cuman suka."
"Style gambar lo, kek anime."
"Kadang kek anime, kadang pake style sendiri, tergantung ini tangan maunya apa."
Yoonbin menganggukan kepalanya lalu membuka kembali sketchbook yang sering Hana bawa ketimbang buku tulis, "Kok gambaran lo cowok semua?"
"Gambar cewek susah," Hana membalas. "ribet, rambutnya belum lagi proporsi badannya."
Hana yang udah selesai nulis lantas duduk tegak. "Coba lo chek halaman terakhir yang gua gambar."
Yang disuruh menganggukan kepala, menuruti perintah Hana. Toh lagian dia juga penasaran meskipun yah tetep aja nanya, "Kenapa emang?"
"Gua gambar elo."
Untung aja Yoonbin jago ngontrol dia, dia ga akan auto jadi tukang keong pas Hana bilang gitu, nunjukin rasa kaget juga enggak. Tetep lempeng kaya biasa meskipun yah sebenernya dia seneng.
"Mana?"
Jari Hana menunjuk gambaran kepala kecil yang cukup kecil dari gamabaran Hana dihalaman sebelumnya. "Kecil sih, tadi baru digambar pas ke lab fisika. Dan ga begitu mirip, but itu elo."
"Kenapa matanya ditutupin?" tanya Yoonbin bingung. "perasaan gua ga sakit mata."
"Itu teh gagal tau matanya, daripada aneh mending ditutupin ehehe," balas Hana lalu tersenyum.
Duh Yoonbin, tahan ga boleh ikutan senyum.
"Kenapa lo gambar gua?" tanya Yoonbin lagi, emang ini anak satu nanya mulu kerjaannya kaya dora.
"Gua masih kebayang senyuman elo pas ngalahin Bang Taeyong kemarin. Karena yah gua ga tau kapan elo bakal senyum lagi, jadi gua gambar elo pas lagi senyum aja," balas Hana sembari tersenyum lebar.
Jujur, Yoonbin sedikit tersentuh mendengarnya. Anak ini beneran pengen dia senyum ya? "Kenapa sih elo pengen banget liat gua senyum?"
"Ga tau, pengen aja," Hana menjawab sembari haha hehe kaya biasanya. "lagian lo tuh manusia, wajar aja kan gua pengen liat elo senyum? Ngeliat orang lain senyum itu bikin bahagia."
"Sekalipun dari anak haram kaya gua?"
"Hah?" Hana diem sebentar, mencerna pertanyaan Yoonbin kali ini. "ya emang kenapa? Lo tetep manusia kok."
"Iya tetep tapi," Yoonbin menundukan kepalanya. "anak haram ga boleh senyum."
"Kata siapa anjir?" Hana menatap Yoonbin ga percaya, setaunya Yoonbin itu anak yang pinter--lebih pinter dari Hana yang rangkingnya bontot--tapi kenapa anak ini malah begini? "gua enggak ngerti dimana korelasinya antara anak haram sama enggak boleh senyum, tapi yang jelas semua mahluk Tuhan boleh menunjukkan senyumnya. Tuhan ga pernah ngelarang kita senyum."
Yoonbin tau, dia sangat tau hal itu. Tapi tetap saja kenyataan bahwa dirinya enggak diinginkan untuk terlahir kedunia tetap membuatnya sakit. Tuhan emang enggak pernah ngelarang dia senyum, tapi keluarga Ha pernah. Bahkan keluarga Ha tidak menerimanya ada di dunia.
Hanya sang ibu yang menerima Yoonbin.
Andai ketika smp dia tidak melihat berita tentang ayahnya dan istri tuanya, andai ketika smp dia masih di Australia, andai ketika Smp Yoonbin percaya saja kalo ayahnya itu kerja.
Mungkin dia enggak akan tau kenyataan yang menyakitkan ini, kenyataan bahwa dia hanyalah anak hasil hubungan gelap.
Membahas ini jelas membuat Yoonbin sakit, dia kembali ingat saat dia dan ibunya diusir dari kediaman keluarga Ha, dikatai oleh nenek sendiri kalau dirinya haram dan enggak pantas kesana.
Ah sial, Yoonbin harusnya enggak selemah ini hanya dihadapan Hana, Yoonbin harusnya enggak menanyakan hal yang aneh-aneh, Yoonbin seharusnya enggak menangis dan membasahi Sketchbook Hana.
"Bin," Hana menarik Yoonbin kedalam pelukannya, itu refleks dia lakukan ketika melihat sketchbooknya basah--untung aja ga kena gambarnya. Tangannya mengusap punggung bidang milik Yoonbin.
Telinga Hana peka, dia bisa mendengar isakan tertahan Yoonbin. "Nangis aja, ga usah ditahan, gua ga akan ngetawain elo kok."
Yoonbin berusaha nahan diri sebenarnya, tapi dia enggak bisa hari ini topeng yang selalu dia pasang jatuh. Dengan kepala yang disembunyikan dibalik leher Hana, lelaki itu menangis tanpa suara, menumpahkan segala kesedihannya.
Sedangkan Hana memilih diam dan menenangkan Yoonbin dengan mengusap rambut hitam milik Yoonbin berulang, sampai akhirnya lelaki itu membalas pelukannya.
"Yoonbin, gua ga tau karena apa lo nangis tapi elo musti tau satu hal," Hana menghela napasnya. "enggak pernah ada anak yang minta dilahirkan oleh orangtuanya. Lahir ke dunia ini bukan salah elo, itu emang takdir elo, jadi stop bilang diri lo haram. Elo ga haram, elo bukan babi."
Eh sialan, masih sempet ngelawak aja ini orang.
Namun ajaibnya kini lawakan Hana enggak ngebuat Yoonbin emosi, malah mendengar itu perlahan Yoonbin berhenti menangis.
"Makasih." dia mengucapkan itu dengan sangat pelan, untung aja telinga Hana peka. "Sama-sama."
🌸🌸
"Semangat basketnya!"
Haruto tau, dari dulu juga Hana emang anaknya baik, apalagi sama anak basket.
Ngedapati Hana lagi nyemangatin, bilang sayang, atau ngasih minuman sama anak basket biasanya ga bikin Haruto iri dengki.
Tapi, pas ngeliat Hana ngelakuin semua itu ke Yoonbin rasanya beda.
Padahal Yoonbin itu mukanya kelewat biasa, masih gantengan Junkyu, tapi tetep aja Haruto takut tersaingi.
Lagian kenapa juga malah Yoonbin yang jadi pengganti Soobin sih? Haruto kesel bukan main sebenernya pas tau hal itu, tapi dia enggak bisa protes juga. Taeyong kalo marah kaya emaknya, serem bosqu.
"HARUTO JANGAN BENGONG!"
Baru diteriakin gitu sama Hana, bola oranye yang dilempar Hyunjin malah kena muka si Jepang itu. Berhubung kena muka dan ngebuat Haruto tersungkur, Hana segera menghentikan permainan basket yang dilakukan di lapang itu.
Masuk ke pertandingan basket kaya gini udah kebiasaan Hana, berhubung hari ini Somi ada kerja kelompok dulu, Hana kerja sendiri jadinya. "Haru, astaga idung elo berdarah. Uks yu."
Sebenernta kecelakaan kaya gini biasa terjadi di basket, apalagi kalo bengong kaya Haruto. Ya mampus aja.
"Makannya jangan bengong pas bola di lempar ke elo tuh gimana sih ah," Hana akhirnya memampah tubuh Haruto yang lebih tinggi darinya. Dengan bantuan Jeno, keduanya membawa Haruto ke uks.
Jujur, Haruto ga apa-apa, meskipun mimisan tapi Haruto yakin dirinya 100% baik-baik aja. Harusnya Hana enggak sepanik ini kalo Haruto ga pura-pura lemah.
Ya emang dasarnya Haruto mau modus aja.
"Udah kok, cuman mimisan doang Han, kaga kenapa-kenapa Harutonya," kata Sohye yang kebetulan jaga pmr sore ini. "mimisan Haruto juga udah berhenti."
"Syukur deh, gua kira otaknya geser," kata Hana yang langsung ditanggapi gaplokan dari Jeno.
"Ga boleh ngomong gitu, nanti beneran."
Emang anjir dua sodara ini. Setelah ngobatin Haruto, jelas mereka bertiga balik lagi ke lapangan.
"Kak Han, jangan kemana-mana," Haruto meluk tangan Hana pas gadis itu mau pergi. Bikin anak kelas 11 jadi gedeg sendiri liatnya. Haduh, untung masih bocah.
Somi yang udah selesai japok dan udah ke lapang lantas teriak, "PARANAS PANAS, CIA PANAS!"
Emang udah panas gara-gara abis basket, ditambah liat Haruto manja-manjaan sama Hana, ya makin panas lah. Bukannya cemburu sih, cuman yah kesel aja gitu Haruto ngedadak manja kalo diperhatiin Hana, padahal yakin da Haruto ga selemah itu.
Yoonbin sama seperti yang lain, kepanasan juga ngeliat Haruto sama Hana.
Masa sih dia harus nangis lagi biar Hana noleh ke arahnya?
Yoonbin emang mau diliat Hana, tapi enggak gitu caranya, lagian tadi pas istirahat enggak sengaja. Yoonbin aja malu sendiri pas sadar.
Tapi gimana ya, sisi lainnya juga enggak suka pas liat Haruto terlalu deket sama Hana.
"Ini Bin," Somi tiba-tiba aja nyodorin air putih kedepan muka Yoonbin. "minum dulu."
Yoonbin nerima air itu dengan cepat lalu meminumnya, sedangkan Somi jongkok disampingnya. "Kalo ga suka, jangan diem aja."
"Uhuk!" anjir goblog, Yoonbin kaget pas Somi ngomong gitu, sampe keselek kan dia? "apa?"
"Ga usah pura-pura bego anjir lah," bule gadungan itu memutar matanya. "gua tau lo cemburu ngeliat Haruto sama Hana."
Yoonbin masih diem, ga bisa bilang apa-apa sih dia. Mau ngelak juga ga bisa, ntarnya menimbulkan perdebatan tak berujung. Tapi emangnya dia cemburu?
"Samperin gih Bin."
"Ogah, ngapain?"
Ya ampun Somi jadi gemes sendiri sama Yoonbin. Padahal dia udah ada dipihak Yoonbin, tapi tetep aja anak itu nyebelin. "Ya pisahin Hana sama Haru lah Bin. Gimana sih?"
"Ga usah, biarin aja."
Bilangnya ga usah, bilangnya biarin aja, tapi sorot matanya kek mau ngebunuh Haruto. 'Dasar Tsundere.'
🌸🌸
Tbc, maaf chapter ini terlalu ngedrama dan maaf kepanjangan :"
Tolong tunggu chapter selanjutnya dan tetep tunggu t13!
Bin ditunggu foto sama Yohan dan Guanlin ya, ashiap.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top