16

Kangen Ben enggak?
Yang kangen enggak boleh siders yaa

🌸🌸

"PAGEEE HA YOONBINNNNN!" Hana menyapa disela-sela bel berbunyi, nyengir lebar sembari dadah-dadah sama Yoonbin yang baru mau keluar kelas karena harus literasi di lapang.

Hana mencari bangku yang ada tas hitam milik Yoonbin. Setelah ketemu, Hana lalu mengambil novel dan melempar asal tas navy miliknya.

Dia berlari kecil keluar kelas. Dan sebuah suara mengagetkannya. "Lama."

"Hah?" Hana cengo jadinya, emang tadi dia minta Yoonbin buat nungguin ga sih? Perasaan enggak.

Tapi Yoonbin masih ada didepan pintu kelas mipa 3, menatap Hana dengan songongnya. Astaga mentang-mentang tinggi.

"Ga usah mikir gua nungguin elu, gua cuman mager jalan aja tadi," celetuk Yoonbin ketika melihat wajah cengo Hana.

Lah, LAHHHH?! TERUS TADI KENAPA DIA BILANG 'LAMA'?!

Hana ga ngerti sumpah.

"Sampe kapan mau bengong disini?" jata Yoonbin lagi. "sampe dimarahin bu Hayi?"

Hana nepuk jidatnya, ah iya sekarang jam literasi.

"Yaudah ayo ke lapang." Hana tanpa sadar menarik tangan Yoonbin untuk turun dari lantai dua dan berlari ke lapangan.

Yoonbin mau nolak, tapi tubuhnya keburu ngikutin Hana lari sampai ke barisan kelasnya.

Keduanya lalu duduk di barisan paling belakang. Untung aja belum mulai dan masih bisa duduk, Hana dan Yoonbin jadi enggak dapet delikan menyeramkan dari bu Hayi.

"Hah selamat," ucap Hana pelan terdengar seperti berbisik malah. Tanpa sadar gadis itu menyenderkan tubuhnya dengan tubuh Yoonbin sebelum mulai membaca novel berjudul The Naked Traveler milik bapaknya. Hana enggak punya novel, makannya nyolong punya bapaknya.

Yoonbin hanya terdiam mendapati dirinya disenderin Hana, mungkin Hana juga cape karena harus lari dari gerbang sampe ke kelas dengan waktu mepet--meskipun Yoonbin yakin, itu bukan hal yang masalah untuk Hana--tapi yaudahlah biarin aja. Ini juga termasuk contoh berbuat baik kan?

Keduanya diem-dieman santai aja, sebelum akhirnya Somi noel tangan Hana. "Ciee, katanya temen doang."

"Maksud?"

"Lo senderan gitu sama Yoonbin."

Mendengar itu Hana langsung duduk tegak, dia langsung natap muka Yoonbin dengan agak memelas. Hana takut Yoonbin marah. "Eh Yoonbin maaf, maaf banget dikirain Junkyu."

Maklum sih Hana biasa senderan sama cowok lain, kalo sama Yoonbin baru kali ini banget. Itu pun ga sengaja, dan Hana ngerasa canggung.

Takutnya Yoonbin marah juga sih. Mana lagi ga ketebak Yoonbin mah, mukanya datar-datar aja mau seneng atau marah juga. Yang beda cuman kata-katanya.

Yoonbin ngangguk singkat, bikin Hana salah sangka dan ngemampusin dirinya sendiri. 'Mampus ini, Yoonbin marah.'

Padahal sih Yoonbin enggak masalah, cuman ya dia enggak mau bikin kesalah pahaman semakin berlanjut aja.

Toh Yoonbin sama Hana emang enggak pacaran.

Atau mungkin belum.

🌸

Ketika Hana dan Yoonbin maju kedepan untuk membacakan berita, satu kelas nampaknya kaget. Hana ngeliat anak kelas rata-rata melotot, beberapa bahkan berbisik.

Kok bisa seorang Hana yang pecicilan satu kelompok dengan Yoonbin yang selalu diam?

Apa kiamat sudah dekat?

Pak Eric juga nampak kaget, setau dia Hana dan Yoonbin bagai langit dan bumi meskipun keduanya pintar dalam pelajaran bahasa inggris.

Tapi yaudah lah, toh penampilan mereka bagus juga. Enggak ada typo atau gagal kaya pasangan Junkyu Soobin--yang belum aja dimulai udah ngakak duluan. Sekali coba lancar sampai akhir.

Muka seriusnya dapet, meskipun Jeno enggak tahan buat enggak ngerekam Hana yang sedang membacakan berita dengan serius ini. Lucu abisnya, sumpah demi sempak berbinya Jihoon mukanya Hana ngakak abis.

Ya orang dari kecil Hana enggak pernah serius, kan jadi aneh pas sekarang ngebawain berita tanpa guyonan sama sekali, malah temanya pembunuhan.

"Wow cool," itu komentar pertama setelah Hana dan Yoonbin selesai praktek baca berita. "Hana sekarang kamu bisa senyum. Mukanya ga usah sok serius gitu, mules saya liatnya."

Hana menghela napas lega lalu tersenyum lebar. Beban tugasnya berkurang satu. "Thankyou sir." akhirnya Hana bisa menjadi dirinya kembali.

"Kamu juga bisa ngasih midle finger buat yang udah ngetawain kamu," ucap Pak Eric sembari ketawa. Guru bahasa inggrisnya ini emang enggak pernah serius, dia juga orangnya emang agak nyablak, tapi termasuk tipikal manusia ribet kalo ngasih tugas.

"Heheh nanti aja pak diluar kelas, mau pencitraan dulu Hananya," balas Hana dengan jujur. Ah iya, selain murah senyum Hana juga sangat jujur.

Pencitraan aja bilang-bilang, BUAT APA COBA?!

"Padahal enggak apa-apa, toh mereka itu nyiksa kamu yang lagi berjuang buat ngedapetin nilai. Dikira keluar dari zona nyaman itu gampang?"

Hana cengengesan ngedengernya, untung aja masih ada cowok yang ngertiin dia. "Iya pak."

"Karena kalian tampil bagus tanpa ulangan meskipun dikasih tiga kali percobaan, saya enggak akan ngasih kalian komentar," ucap Pak Eric. "nah Yoonbin, sekarang sebut satu nomer."

"17," ucap Yoonbin dengan suara deepnya.

Memang seperti ini tes praktek berita bahasa inggris, ngacak, jadi siap enggak siap, yang nomer absennya disebut harus maju dengan pasanganya.

Kebetulan banget yang nomer absen yang disebut itu Jeno. Hana jadi bisa langsung bales dendam sama sodaranya itu ketika sudah disuruh kembali ke tempat.

Sedangkan Jeno cuman mengacungkan jari tengah secara diam-diam. Sialan, padahal Jeno belum siap tampil.

Ngeliat Hana cekikikan ngeliat ekspresi Jeno yang panik, Yoonbin lantas berkata. "Seneng lo?"

"Oh ya jelas seneng banget gua bisa bales dendam sama Jeno," Hana nyengir lebar.

"Bagus lah."

Hana auto kicep. "Eh apa?"

"Lupain aja," balas Yoonbin lalu mengambil jaketnya. Dia lalu melipat kedua tangannya diatas jaket hitam itu. Menjadikan jaket itu bantal. "gua ngantuk."

Hana mengangguk dengan canggung. 'Aneh.'

Padahal disisi lain Yoonbin cuman enggak mau ekspresi malunya terlihat oleh Hana. Sial aja tadi mulutnya terlalu licin. 'Semoga Hana enggak mikir macem-macem.'

🌸

"Yoonbin kantin yuuuu."

"Ayo."

Padahal jujur aja Hana cuman bercanda, ah enggak formalitas doang sebenernya dia ngajak Yoonbin ke kantin. Toh dia tau Yoonbin pasti menolaknya dan Hana harus mengajak orang lain.

Tapi apa ini, Yoonbin kesambet apa sampe ngeiyain ajakan Hana?

Mana Yoonbin yang sering menolak ajakannya? Mana Yoonbin yang dulu seolah tak ingin berteman dengannya?

Hana bukannya enggak senang Yoonbin berubah, namun ini terlalu tiba-tiba.

Aneh.

Tapi yaudah lah, mungkin Yoonbin mau memulai sesuatu yang baru. Dia kan biasanya dikelas mulu.

Meskipun pas dijalan Yoonbin bilang, "Jangan geer, gua ke kantin karena emang enggak bawa bekel."

Hana kan seketika pengen teriak, "GUA GA NANYA ANYING!" tapi sayang aja Yoonbin bukan Haruto yang abis dikatain malah ketawa ngakak.

Takutnya Hana malah ditabok Yoonbin. Kan serem.

Jarak kantin dan kelas mipa 3 cukup jauh, dan jujur itu membuat Hana risih ketika harus diliatin banyak manusia termasuk anak kelas 12.

Diliatinnya aneh pula, apa ini karena Hana jalan sama Yoonbin?

Tapi emang apa yang aneh dari Yoonbin? Dia kan sama aja kaya Haruto, sama-sama manusia.

Kenapa sih orang-orang?

"Bin mau pesen apa?" tanya Hana ketika sampai kantin.

Yoonbin enggak langsung menjawab, dia melihat-lihat isi kantin seperti orang yang baru pertama kali kesini. Ah enggak deh, waktu itu Yoonbin pernah makan soto disini.

Tapi masa soto lagi?

"Lo mau apa?" kampretnya ini orang malah balik nanya.

"Mie ayam keknya enak tuh," jawab Hana. "eh tapi siomay juga enak. ciktus juga, gorengan juga. Anjir makanan di kantin enak semua sih.

Lelaki itu lantas memutar matanya, "Ck tukang makan, pantes gendut."

"APA?!" Hana langsung melototin Yoonbin. "gua ga gendut! Ini ideal. Lagian gua sering olahraga."

"Iya lah terserah," Yoonbin lupa kalo Hana masih cewek dan enggak suka dikatain gendut. "ga gendut cuman bantet."

"ENGGAK IH!" Satu pukulan Yoonbin dapatkan hari ini, tentu saja Hana pelakunya. Abisnya kesel Hana tuh, tadi pagi Taeyong udah nyuruh dia diet dan ngambil jatah makannya, sekarang diktain gendut pula.

Padahal Hana udah sering olahraga, tapi masa sih harus diet juga? Enggak bisa, Hana tuh ga bisa diet!!

"Udah," Yoonbin nahan tangan Hana yang hendak mukukin dia lagi. "ayo makan."

"Makan apa?"

"Mie ayam."

"Oke."

"Suit dulu," tahan Hana sebelum Yoonbin beranjak pergi. "yang kalah ngantri. Yang menang cari tempat duduk dan beli minum."

Yoonbin mengangguk, mengiyakan tanpa berpikir panjang. Dia pikir Hana akan kalah, namun nyatanya sebaliknya.

"Sial," umpat Yoonbin sementara Hana bersorak riang. "Selamat mengantri Ha Yoonbinn. Ntar gua cari tempat deket situ kok."

Yoonbin memutar matanya sebelum memasrahkan diri untuk mengantri. Toh itu konsekuensinya yang kalah, lagian Yoonbin enggak mau dibilang banci.

"Mang mie ayamnya dua," kata Yoonbin dengan suara deepnya. Para anak kelas 10 yang ngeliat Yoonbin otomatis minggir karena muka Yoonbin yang galak dan nyeremin kek preman pasar rebo. Tukang mie ayamnya pun langsung ngebuatin mie ayam pesenan Yoonbin, soalnya ya faktor muka dan aura kelam milik Yoonbin.

"Berapa?"

"16 ribu den."

Setelah mendapatkan dua mangkok mie ayam itu, Yoonbin langsung menghampiri Hana.

"Ini."

"KAK HANAAAAAAA!"

Padahal baru aja Yoonbin duduk, tapi keburu ada Haruto. Sial, udara sekitarnya jadi panas pas Haruto duduk disamping Hana.

"Ini tehnya," Hana menyodorkan gelas plastik pada Yoonbin. Dan pas banget itu Yoonbin lagi ngusap poninya sampe jidatnya keliatan. Hana auto cengo dong.

Yoonbin menyadari hal itu, "Apa liat-liat?" tanyanya galak.

Hana buru-buru memalingkan muka. "Enggak, tadi ada sapi terbang." asbun sih, tapi yah bodo amat lah Hana udah terlanjur malu karena ketauan ngeliatin Yoonbin.

Ya abisnya Yoonbin kalo jidatnya keliatan itu beda, jadi lebih ganteng dam bikin jantung menggila. 'Haduh mikir apa sih?' Hana menggelengkan kepalanya dan memilih untuk mengobrol dengan Haruto biar jantungnya lebih tenang.

... Tbc...

Belum 100 vote tapi aku pengen ngelanjut gpp lah ya?

Tolong tetep tunggu treasure 13 yaa

Tolong tunggu lanjutannya ❤❤


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top