Kalian pasti tau kan cara menghargai penulis dengan baik? Kasih votementnya yaaa ❤❤

🍭

Hana dan Yoonbin nyelesain segala tetek bengek tugasnya pada pukul 7 malam. Tentu saja hal itu dilakukan secara kebut.

Hana ga mau terlalu lama di rumah ini, apalagi Yoonbin bilang ibunya biasa pulang jam 10, ntar Hana dicap yang enggak-enggak lagi. Toh lagian Hana udah janji sama Haruto mau latihan basket, jadi rencananya setelah nyelesain tugas Hana mau langsung ke sekolah.

Tadinya Hana mau dijemput Taeyong, tapi kakaknya yang maha kampret itu udah sampe duluan ke sekolah.

"Ya elu langsung ke sekolah aja elah, gua mager kalo ke distrik mawar dulu soalnya disana ada rumah mantan."

Si tai, Hana auto geram mendengarnya. "Bajingan. Bang lu mau di coret dari kartu keluarga ya?" ancam Hana. "jemput adek sekarangg!"

"Pake grab aja elah, ovo lu baru diisi juga kemarin."

"Si bangke."

"Iya abang sayang kamu."

"Modar sia nying!"

Hana yang kesal lantas mematikan teleponnya. Dia menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil. Taeyong emang selalu begini sama Hana, ini bukan pertama kalinya Hana dibuat kesal oleh oknum bernama Lee Taeyong itu. Jadi dimaklum aja kalo Hana senang sekali mengumpati Taeyong.

"Abang lo ga jadi jemput?" tanya sang pemilik rumah yang sedang menyilangkan tangannya didepan dada.

Hana mengangguk lemah menanggapi pertanyaan Yoonbin. "Iya. Kayanya gua pake grab aja deh ke sekolahnya."

Yoonbin segera menutup pintu rumahnya dan menguncinya. Dia berjalan ke belakang untuk mengambil sepedanya.

Sedangkan Hana sudah membuka aplikasi grab. "Anjir kok tujuh belas rebu, mahal amat," protes Hana.

"Yaudah makannya sama gua aja," kata Yoonbin sembari menenteng sepeda ontelnya.

Hana bengong. "Hah? Sama elo apanya?"

"Ke sekolahnya lah, ya kali pacarannya."

Eh? Pacarannya? Kok tiba-tiba pacaran? Hana kan jadi makin masang muka bego.

"Naon Bin?"

"Udah, buruan naek!" sentak Yoonbin galak. Hana jadi ciut kan. "Iya kapten."

Hana duduk dibelakang Yoonbin, meskipun mukanya masih kek orang bego. Yaudah lah, ga apa-apa dianter pake sepeda ontel juga. Toh gratis ini.

Eh, emangnya ini gratis?

"Eh bin," panggil Hana ketika Yoonbin sudah menjalankan sepedanya. "em lo ga minta bayaran ke gua?" tanyanya takut-takut.

Yoonbin hampir saja tertawa ngakak setelah mendengarnya, tapi dia tahan. "Ya enggak lah."

"Oh syukur."

Setelah itu hening, Yoonbin dan Hana tidak berbicara apa-apa. Soalnya bingung sih mau ngomongin apa, lagian Hana lagi nyusun strategi biar tim basket cewek bisa ikut tanding. Soalnya tim cewek agak bermasalah.

"Eh kok kesini?" tanya Hana bingung karena Yoonbin malah memarkirkan sepedanya ke tempat penjual nasgor.

"Emang lo ga lapar?" tanya Yoonbin. "lu cuman makan keripik doang di rumah gua."

"Lapar sih, cuman ya gua harus basket."

Yoonbin menghela napasnya. Dia udah ngeduga Hana bakal jawab gini. "Jangan nyakitin diri sendiri. Makan dulu."

"Tapi--"

"Yaudah," emang ga jelas itu si Yoonbin. Dia tiba-tiba nyuruh Hana turun. Terus Yoonbin sendiri malah pesen nasi goreng. "mas nasi gorengnya dua ya. Dibungkus semua."

Lah kok dia beli dua?

Sadar Hana ngeliatin Yoonbin bingung, Yoonbin lantas memberikan klasifikasi. "Gua ga ngebeliin elo, lo harus bayar sendiri. Toh nanti ada sesi istirahat kan?"

"Iya sih tapi--"

"Ini bukan berati gua perhatian sama elo ya, gua juga laper!"

Disentak gitu, Hana jadi bingung mau mengelak apa lagi. Yoonbin itu berasa pacar yang khawatir kalo pacarnya ga makan, tapi dia ga mau ngaku.

Apa Yoonbin tsundere? Wkwk, salah ga sih kalo Hana mikir gitu?

"Apa senyum-senyum?!" tanya Yoonbin galak, plis deh padahal cuman senyum doang.

"Emang ga boleh?"

Yoonbin ga jawab, malah memalingkan wajah. Hana makin ga ngerti sama orang ini.

Ini Ha Yoonbin kenapa sih?

🍭

Hana dan Yoonbin sudah sampai di sekolah, tepatnya di dekat gimnasium milik sekolah. Berhubung Smansa itu tim basketnya memiliki historis yanh bagus, jadi sekolah ini memiliki gimnasium.

Setelah berpamitan pada Yoonbin, gadis itu segera berlari gimnasium. Sedangkan Yoonbin mengikutinya dari belakang.

Entah apa yang dipikirkan Yoonbin saat ini, hanya saja Yoonbin ingin memastikan Hana bertemu kakaknya dulu.

Pas Hana nyampe kesana, bener aja ga ada tim basket cewek, adanya cuman Somi yang lagi duduk sambil ngeliatin Taeyong yang lagi ngajarin basket.

Omong-omong soal Taeyong, kakak Hana yang umurnya beda dua tahun dari Hana itu memang dulunya merupakan kapten basket semasa sekolah disini. Jadi ketika Hana bilang tim basket enggak ada yang ngajarin, Taeyong yang memang cinta basket mau jadi pelatih dadakan meskipun ga dibayar.

Secinta itu Lee Taeyong pada klub basket, dan tentu saja Taeyong enggak mau tim basket smansa dicap jelek, sebisa mungkin dia membantu latihan agar tim basket smansa bisa menang di pertandingan ngelawan sekolah sebelah.

"Somm," panggil Hana pada sobat sekelasnya itu. Bule itu menoleh, lalu Hana berkata, "yang cewek kemana?"

"Ya lo tau sendiri gara-gara Heejin jadian ma Hyunjin, Ryunjin jadi ga mau basket," bales Somi, "belum lagi gengnya Heejin ikut-ikutan ga mau basket, gengnya Ryunjin juga."

Hana nepuk kepalanya, "Ya gusti. Masa cuman gara-gara mahluk kelebihan bibir mereka jadi ga mau basket?"

Somi nganggukin kepalanya. "Tau tuh anjir, si Hyunjin punya pelet apa coba coba ya sampe duo sahabat itu musuhan."

"Kan dia dukun Som," bales Hana. "tapi yah Childish banget mereka kalo ga mau ikut basket gara-gara Hyunjin."

"Ya maklum cewek, Han. Yang ceweknya jadi-jadian macam kita mah mana ngerti."

"Itu elo kali, gua mah enggak."

"Bajingan kau friend."

"Kalo yang kelas 10 pada kemana? Yang modelan Wonyoung dan kawan-kawannya itu?" tanya Hana lagi.

"Tau sendiri mereka mah basket cuman mau ngeliatin Haruto."

"Haruto kan ada, kok mereka ga ada?"

"Tadi sih mereka ada, tapi pas tau lo mau kesini mereka pamit," ucap Somi. "lo tau sendiri mereka ke elo gimana?"

Hana ngangguk, Wonyoung dan kawan-kawannya emang ga suka sama Hana. Soalnya Haruto nempel mulu sama Hana. Klasik sekali memang.

"Terus lo sendiri kenapa masih disini?"

"Kan ada kak Taeyong."

"Ew bucin."

"Ya siapa tau kak Taeyong bakal notis aku yang setia memperhatikannya disni."

"Najis," Hana memutar matanya, sobatnya ini bener-bener bucin sama Taeyong.

Tapi Hana ga mau Somi pacaran sama Taeyong, nanti kalo ada apa-apa ngadunya ke Hana. Kan ogah.

"Terus gimana ya, masa yang cewek ga mau ikut tanding?" tanya Hana bingung. "kita apain ya yang cewek biar pada mau ikut?"

"Daripada mikirin itu mendingan elo makan dulu."

"ANJING!" Baik Hana maupun Somi sama-sama kaget mendengar Yoonbin tiba-tiba mengucapkan itu sembari memberikan bungkusan nasi goreng pada Hana yang tadi ga sempet Hana bawa.

Tadi Yoonbin ngebiarin Hana ngobrol dulu sama Somi. Cuman karena merasa Hana terlalu lama ngobrol jadi Yoonbin berinisatif menghampiri Hana.

Jujur Yoonbin agak gengsi sih ngelakuin ini, apalagi Somi yang merupakan lambe turah sekolah bareng Daehwi san Junkyu. Tapi gimana ya, Yoonbin ga mau Hana sakit, apalagi Yoonbin pernah denger Hana punya mag kronis yang bisa kapan aja kambuh.

"Kok ada elu?" tanya Somi bingung. Setaunya Yoonbin itu ansos banget di kelas, jarang ngomong, jarang berinteraksi.

Kalo soal Hana yang ngedeketin Yoonbin sih Somi tau, tapi kalo soal Yoonbin yang menghampiri Hana duluan, INI BAKAL JADI GOSIP TERBARU NAN TERHANGAT MEN!

"Tadi gua nganterin Hana," kata Yoonbin, Somi jelas membulatkan matanya kaget. "ga usah mikir macem-macem, Hana emang kerkom di rumah gua."

YA GIMANA SOMI GA MIKIR MACEM-MACEM COBA, NGANTERIN, TERUS KERKOM DI RUMAH YOONBIN?! AJE GILA!

"Ga usah nethink anjir," Hana nampol kepala Somi. Biar aliran darahnya lancar dan Somi enggak mikir yang macam-macam.

Yoonbin terus duduk disamping Hana. "Cepet makan."

"Iye."

'Katanya tadi ga ada apa-apa, tapi kelakuannya kek cewek takut ma pacarnya. Piye toh Han?' batin Somi.
Sadar dia hanya akan menjadi kambing conge kalo ada diantara Hana dan Yoonbin, jadi Somi memutuskan untuk pulang.

Ngelesnya disuruh balik Nyokap, tapi Hana tau Somi kan ga akan dicariin mau balik jam berapapun, apalagi kalo tau Somi sama Hana. Somi jelas bohong.

Toh setelah dia pergi tak lama kemudian Somi ngechat.

Somibabi:
|Pokoknya lo utang penjelasan sama gua.
| Besok chattime dengan klarifikasi
| Biar kaya Raky Indy.

Bacot sia|

Kesel, emangnya apa yang perlu Hana jelasin. Toh Yoonbin sama dia ga ada hubungan apa-apa.

Meskipun ya kelakuan Yoonbin emang bikin nethink, Hana aja hampir geer.

Contohnya aja sekarang, pas Hana lagi makan tiba-tiba Yoonbin ngusap sudut bibirnya Hana. "Lo berantakan makannya kek bocah. Ga usah geer, gua cuman ngasih tau."

Anjir.

Sebel ga sih?

"Iyaaa, tapi kalo mau perhatian mah ga apa-apa sih. Gua ga bakal marah."

"Jangan harap."

Ew sial.

Yoonbin merasakan pipinya panas. Lelaki itu sebenernya ga ngerti sama dirinya sendiri kenapa bisa-bisanya perhatian sama Hana. Padahal dulu dia yang risih digangguin Hana, apa ini karma?

Kalo iya karma, karma ini beneran ga baik buat kesehatan jantungnya Yoonbin.

"KAK HANAAAAA!"

Yoonbin auto mengumpat aja pas liat Haruto nyamperin Hana. Cowok itu langsung nempel sama Hana, padahal masih keringetan.

"Ew jauh-jauh, Hartono bau azab," kata Hana.

Boleh ga Yoonbin seneng Hana bilang gitu?

"Ih jahat Kak Han mah," Haruto cemberut, bikin Hana gemes dan mencubit pipi adik kelasnya itu. "jangan dicubit mulu napa pipinyaa! Nanti kalo melar gimana?!!"

"Biarinn, kan makin gemesh kalo melar."

Yoonbin refleks mengipaskan tangannya ke wajah, entah kenapa udara disekitar mendadak panas.

'Kenapa sih harus ada si Hartono?'

🍭

--Tbc--

CIE MAS BEN SIFAT ASLINYA MULAI KELUAR, UWUWUWUUUW

Tolong tunggu kelanjutannya yaa