11

TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR.

SIDERS?

🍭🍭

"HANA, HANAA, WOY HANTUU!"

Taeyong ngusap wajah yang kelebihan tampannya, lelaki yang kini berkuliah di jurusan Hukum itu menggaruk pipinya--padahal masih ada ilernya. Heran dia sama Hana, udah dibangunin tapi kaga bangun-bangun.

Astaga. Taeyong pusing. "Ni orang mati apa gimana sih ya?" lelaki itu kini ngegarukin kepala.

Hari ini minggu, sebenernya wajar kalo Hana ga bangun di jam 7 ini. Cuman masalahnya ... "TAEYONG, HANANYA UDAH BANGUN BELUM SIH?! INI KASIAN HARUTO NUNGGUIN."

Taeyong hampir saja terperanjat mendengar teriakan ibunya. Tapi si Hana masih aja meluk guling.

Padahal teriakan Nyonya Lee cetar membahenol termasuknya, ini telinga Hana disumpel apa sih?

Heu.

Lagian juga kenapa adeknya si Hanbin tiba-tiba nonggol pagi ini? udah tau Hana susah banget bangun di minggu pagi, katanya Hana sih haram kalo bangun sebelum jam 9.

"BELOM MAH!" Taeyong teriak, berharap Hana bangun tapi yah tetep aja, Taeyong mendengar dengkuran halus milik Hana.

"Haduh gimana sih anak perawan ini," Ibunya Hana akhirnya ke kamar, dan dia ngeliat sendiri kalo Hana masih bobo cantique di ranjang. Setelah melihat itu Ibunya Hana cuman bisa beristigfar ria. "astagfirullah Hana Hana."

Ibunya Hana lalu mencubiti pipi Hana tapi ya si Hana tetep aja molor.

Sampe-sampe kakak dan ibunya beristigfar 100 kali.

Dan pada akhirnya Taeyong mengambil es batu beserta air dingin di kulkas dan menyiramkan air itu pada Hana.

Taeyong baru inget Hana ga kuat dingin.

"HAFUAH BANGSATT!" ya Hana auto bangun lah abis disiram begitu. Gimana ga bangun, orang itu dingin banget.

"Akhirnya bangun juga," Taeyong bernapas lega. "dikira gua lo mati Han."

"Anyong," Hana mau mengumpat, tapi didepannya ada sang ibu, nanti kalo uang jajannya dipotong setelah mengumpat bagaimana nasib perutnya yang lapar setiap 2 jam sekali?

"Ngapain sih ngebangunin adek?" Hana cemberut. "ini kan minggu."

"Ada Haruto tau." kata Ibunya Hana yang ngebuat Hana semakin bertanya. "Si Hartono ngapain kesini pagi-pagi elah? Kalo ngepet kan harusnya malem."

"GA GITU WOI!" Ibu dan kakanya Hana ngegas.

"Buru mandi sana," kata Ibunya lagi. "kasian Haruto udah nungguin dari pagi."

🍭

"Lo ngapain elah nyamper gua pagi-pagi, basket pagi mah ga rame," omel Hana pada Haruto setelah selesai mandi. Gadis itu memanyunkan bibirnya yang membuat Haruto gemas bukan main.

Duh, andai saja Hana bukan kakak kelasnya udah Haruto cubiti pipi gembil itu.

"Jawab elah bukan cengar-cengir," Hana nyubit pinggang Haruto dengan emosi, abisnya si Haruto ini bukannya jawab malah cengar-cengir persis kek orang gila deket komplek rumahnya.

"Keluarin aja dulu sepedanya elah," balas Haruto lalu membantu Hana menarik sepeda hijau miliknya yang tersangkut sepeda lain. "ga usah gagayaan nyubit gua lah Kak."

Hana memutar matanya, berusaha buat ga meledak mengadapi Haruto yang menyebalkan ini. Ish sial.

Pengen ngebacok jadinya. Tapi karena Haruto berhasil ngeluarin sepedanya, Hana mengurungkan niat itu.

"Lu ngapain sih kesini hari minggu?" gadis yang rambutnya dicepol itu mengulangi pertanyaannya, dia lantas bersedekap. "lo ga bosen ketemu gua mulu apa?"

Haruto ngegelengin kepalanya sembari senyam-senyum, selalu aja gitu, gimana ya namanya juga lagi bucin. "Bosen si," bohong padahal, Haruto mana pernah bosen kalo sama Hana. "tapi kan ini hari minggu."

"Terus?"

"Di car free day ada promo es krim kak."

Hana auto mengheningkan cipta mendengar alasan konyol itu. Jadi Haruto datang ke rumahnya cuman buat nawarin promo es krim?

"Anjing," satu umpatan berhasil lolos dari mulut Hana, ditambah gadis itu menjitak Haruto. "dasar Haruto edannn!"

"Aw, sakit elah, kenapa dijitak sih?" Haruto memegangi kepalanya.

Hana menjawab dengan ketus. "Soalnya lo ganggu harimo gua."

"Harimo apa?"

"Hari internasional molor."

"Bodo amat kak Han," Haruto sweatdrop jadinya. "lagian molor mah bisa dilanjut entar pas siang."

"Ih gua tuh ga bisa tidur siang tau, soalnya ga ada yang meluk!" kata Hana kesel.

Haruto tau, Hana tuh baru bisa tidur kalo dipeluk ibunya, kalo ga gitu Hana ga bisa tidur. Kata Taeyong sih si Hana ini punya trauma yang bikin dia ga mau tidur sendirian.

"Yaudah nanti Haru peluk napa sih?"

Hana diam untuk beberapa saat, mencerna ucapan Haruto. "Nanti Hana dipeluk Haru?" Hana nunjuk mukanya sendiri dan Haruto ngangguk.

"GA BOLEH LAH BOCAH!" bukan Hana yang ngomong tapi Taeyong yang kebetulan emang dari tadi nguping pembicaraan Hana dan Haruto sambil main PUBG. "GA ADA PELUK-PELUKAN YA, EMANG TELETABIS! UDAH-UDAH KALIAN OLAHRAGA SANA!"

Kok jadi Taeyong yang sensi?
"Kak Taeyong pms ya?" goda Haruto.

Bukannya ngejawab, Taeyong malah ngangkat sendalnya. "Ngomong apa lo bocah?"

"Ampunn!" Haruto lantas menarik tangan Hana untuk berlari menghindari amukan Taeyong.

Sampai Hana sadar, "Eh sepeda gua masih di garasi."

"Yaudah dibonceng sama gua aja," Haruto ngambil sepedanya yang terparkir didepan rumah keluarga Lee. Sepeda Haruto emang sepeda gunung, tapi di roda belakangnya terdapat pijakan untuk membonceng orang. "udah biasa juga."

"Yaudah." Hana ngangguk walaupun dia ngebatin, 'terus tadi ngapain ngeluarin sepeda kalau ujungnya di bonceng?'

🍭

Car freeday emang selalu ramai, ada banyak orang yang berolahraga tapi tetap banyak juga orang yang berjualan karena posisi car freedaynya deket sama lapangan lari.

Hana sebenarnya ga suka berolahraga di pagi hari, apalagi lari.

"AYO DONG KAK HAN! LARINYA JANGAN BOYOT! MAU JEPITANYA BALIK GA?!"

Hana memegangi lututnya yang sakit karena tiba-tiba lari tanpa pemanasan. Abisnya Haruto tiba-tiba ngambil jepit yang Hana pakai setelah  naro sepeda, jadinya Hana dengan kepaksa ngejar Haruto.

Ini mereka udah hampir dua kali balikan ngelilingin area lari, tapi Haruto kayanya belum cape juga.

"To udah lah, cape gua," Hana memasang wajah melas. "balikin sini jepitnya."

Haruto menghela napasnya lalu menghampiri Hana. Kasian sih dia, Hana udah keliatan capek banget padahal mah basket sering lebih cape dari ini.

"Ih padahal bentar lagi turnamen, itung-itung latihan," sekarang Haruto udah ada didepan Hana, tapi jepitnya masih disembunyikan dibelakang tubuhnya. "lemes amat elah. Sini."

Haruto dengan kurang ajarnya memutar tubuh Hana. Tangannya menyisir rambut panjang Hana sebelum akhirnya dia menjepit rambut Hana dengan jepit biru langit milik Hana.

"Har--"

"Rapih kok rapih," potong Haruto, kini dia mengacak-acak poni Hana. Tapi Hana masih cemberut. "kenapa sih?"

Kemudian perut Hana berbunyi nyaring.

Haruto sampe ngakak ngedengernya. Dasar human receh. "Lapar bu haji?"

"Pake nanya!" jawab Hana ketus. "ayo cari makan."

"Ayo," Haruto menggandeng tangan Hana, "biar ga ilang, kak Han kan suka plenga-plengo."

Padahal Haruto emang mau modus. Keduanya lantas berjalan menuju tukang bubur langganan Haruto yang lokasinya ga jauh dari situ.

Untung saja temlat bubur langanan Haruto belum terlalu ramai, jadi Hana dan Haruto bisa duduk sampingan tanpa kepisah.

Modus Haruto hari ini lancar semua, dari mulai berhasil ngajak Hana kesini, main kejar-kejaran sampe makan bareng. Mana Hana ambekan bikin Haruto gemas. Berasa orang pacaran dia tuh jadinya.

Iya awalnya begitu, sebelum Yoonbin duduk disamping kanan Hana dan memesan bubur juga.

"Lah Yoonbin."

Sekarang Haruto yang cemberut sembari menatap Yoonbin sebal. Ah sial, kenapa sih dari sekian banyak tukang bubur di sini, manusia dengan muka datar itu harus kesini?

Sebel!

Titik fokus Hana pasti langsung ke cowok itu, "Tumbenan lo kesini."

"Emang ga boleh?" jawab Yoonbin ketus, keringat masih bercucuran di dahinya, sepertinya Yoonbin habis lari juga.

"Boleh sih, cuman tumben aja. Gua kira orang kaya lo mager olahraga," kata Hana.

"Gua suka olahraga kok."

"Terus kenapa lo ga ikutan eskul--"

"Iya ngobrol berdua aja terus, kacangin aja guanya, ga apa-apa kok,"  celetuk Haruto yang membuat Hana mau ga mau noleh ke dia.

"Ututu apa atuh zhayeng," Hana nyubitin pipi Haruto. Untung Hana cepet peka juga.

Yoonbin ga suka liat pemandangan didepannya, diam-diam dia merinding. "Jijik."

Ya tapi Hana bodo amat sih, soalnya dia udah biasa dikatain Yoonbin.

"Kalian berdua kesini?" tanya Yoonbin tiba-tiba.

Haruto nyaut dengan tengilnya. "Kepo amat."

Hana nyentil jidat Haruto. "Heh ga boleh gitu sama yang lebih tua, bising dilaknat."

"Haru kebal sama namanya dilaknat kok."

"Serah lo dah Hartono," Hana cuman ngegelengin kepalanya. "iya kita kesini berdua doang, lo kesini sama siapa?"

"Sendiri."

Jawaban Yoonbin bikin Hana cengo. "Kenapa ga sama ortu?"

"Mama Kerja."

"Kenapa ga sama Ayah?"

"Ga punya."

"Hah?" Hana masih masang muka begonya, Yoonbin lalu menjekaskan. "Gua emang ga punya ayah. Sejak lahir pun ga punya."

"Meninggal?"

"Bukan, ayah gua emang ga pernah ada."

Hana diam sembari memperhatikan wajah Yoonbin, mencari kebohongan dari matanya tapi Hana tidak bisa menemukannya. Apa Yoonbin memang tidak punya ayah?

"Ayo makan," Haruto nyenggol Hana, ngebuat pikiran Hana langsung buyar. Yang ada cuman bubur lezat dihadapannya.

"Sini bentar," Yoonbin narik mangkok bubur Hana dan memindahkan kacang-kacang di bubur Hana ke mangkoknya. "lo ga suka kacang kan?"

Kaget, emang Hana ga suka kacang, tapi darimana Yoonbin tau Hana ga suka kacang sedangkan Hana tidak pernah mengatakannya pada Yoonbin.

Tapi yaudah lah ya. "Makasih," Hana akhirnya tersenyum manis pada Yoonbin, setelah mangkuknya kembali."

Yoonbin mengangguk pelan, diam-diam dia melirik Hana sebentar lalu memakan buburnya dengan hikmat.

Mungkin disini cuman Haruto yang merasa sial.

... Tbc ...

HAI READERSNYA DEAR YOONBIN YANG SETIA MENUNGGU FF INI DAN TANGGAL DEBUTNYA OKNUM HA YOONBIN, BERHUBUNG BESOK PUASA JADI HANCHIRO MAU MINTA MAAF SAMA KALIAN. TOLONG MAAFIN CHIRO KALO DI FF INI ADA KALIMAT YANG MENYINGGUNG KAYA PERPOTONGAN GARIS :"( SEMOGA CHIRO GA MENGULANGI KESALAHAN SEPERTI TELAT UPDATE, TYPO, DAN KAWAN-KAWAN DI FF INI. MAKASIH UDAH MAU BACA FF INI KAWAN 😭😭😭😭😭

Minal aidzin wal faizin ya 🤗

Selamat menjalankan ibadah puasa untuk yang muslim, untuk yang nonis selamat menjalankan liburan~

Tolong tunggu lanjutan fanfic ini

CHIRO, HARU DAN BEN SAYANG KALIAN 💚💚💚💚💚💚💚

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top