08

Siders?

Votement atuu, hargain yang nulis

🍭

"Selama Kak Yoonbin baik-baik aja dan ga mempermasalahkan hal itu, berati sumber masalahnya bukan di dia, tapi dari kakak sendiri yang mempernasalahkan hal itu."

Beberapa hari kebelakang Hana sempat mendadak menjadi pendiam setelah mendengar ceramahan Haruto.

Sampai-sampai Jeno harus memanggil ustad Maulana, ya takutnya Hana kesurupan.

Abisnya Hana kan pecicilan, susah diem anaknya, apalagi kalo udah gabung sama golongan Junkyu atau Somi, pasti receh terus. Nah sekarang ngedadak diem, diajakin ketawa sama Somi malah masang muka datar, kan serem.

Sebenernya sih Hana ga bener-bener jadi diem, dia cuman banyak merenung aja.

"Jadi selama ini niat baik gua salah?"

Itu yang selalu Hana tanyakan ditengah diamnya. Untuk hal ini dia ga mau menceritakan dulu semuanya kepada orang lain, ntar takutnya komentar orang ngebuat pikirannya berubah lagi.

Bagaimana pun, Hana cuman anak kelas 11 yang masih labil. Omongan orang lain kadang bisa aja ngubah opininya. Lebih terbuka sih, cuman ya lebih pusing juga--atau yang bahasa Jerman Kalernya mah 'Lieur'--ujungnya kan Hana jadi ga tau, apa yang musti dia lakukan selanjutnya.

Tapi kalo dipikir-dipikir ucapan Haruto juga ada benarnya. Yoonbin tidak pernah mempermasalahkan kesendiriannya, Yoonbin tidak pernah juga merasa bermasalah karena wajah datarnya yang nampak galak dan tidak pernah tersenyum.

Hana yang malah mempermasalahkan hal itu.
Hana yang terlalu kepo dengan pribadi Yoonbin sehingga selalu mengusik lelaki itu dengan 1001 cara yang menyebalkan. Menyuruhnya melakukan sesuatu yang tidak disukai Yoonbin.

Terlalu ikut campur.

Gadis yang rambutnya dicepol satu secara tinggi itu akhirnya menghela napas, setelahnya dia membuka matanya dan menshoot bola oranye ditangannya ke ring.

Masuk!

Hana membalikan badannya dan menghampiri Haruto yang lagi berdiri sembari melipat tangannya. Nampak menunggu Hana. "Jadi gimana?" tanya Haruto.

Hana menghela napasnya. Sebelum melakukan shooting tadi Hana emang udah berjanji sama Haruto, dia bakal ngambil keputusan, ga akan plin-plan lagi. Antara melanjutkan misinya, atau tidak. Sore ini Hana emang sengaja basket sama Haruto hanya untuk membuat keputusan saja.

Kurang kerjaan tapi itu lah mereka. Kedua anak yang terlalu ngebucinin basket sampe-sampe kalo ngambil keputusan tergantung masuk atau tidaknya bola oranye itu kedalam ring.

"Gua nyerah aja, To."

Haruto tersenyum mendengarnya, dia lalu menyodorkan sekaleng minuman isotonik pada Hana. "Minum dulu gih Kak, biar otaknya jernih. Baru ngambil keputusan."

"Dikira otak gua kotor apa," kata Hana dengan kekehan kecil lalu menerima botol minuman itu. "gua udah yakin kok, gua bakal nyerah aja. Yoonbin pasti ngerasa terganggu sama sikap gua selama ini."

"Wah akhirnya kak Han sadar juga ya," kata Haruto sembari ngusap rambut Hana. Lelaki bermata sayu itu tersenyum senang mendengarnya.

Hana mengulum bibirnya sendiri, lalu membentuk senyum tipis. "Iya. Selama ini gua salah."

"Enggak kok, Kak Han ga salah-salah amat," ucap Haruto lembut. "tapi emang ga semua ingin dapat di penuhi. Karena hidup ga sedangkal itu kalo cuman tentang manusia dan keinginannya saja."

Hana nganggukin kepalanya lalu nyenggol lengan Haruto. "Acia tumben bijak lo. Mau jadi penerus Mario Teguh yaa?"

Haruto ketawa kecil, seneng dia liat Hana bisa bercanda lagi. "Iya begitu lah."
Padahal mah bohong, Haruto bukan mau jadi penerus Mario Teguh sih. Dia cuman ngempengaruhin Hana biar ga usah ngedeketin Yoonbin lagi.

Lagian cowok mana coba yang suka gebetannya malah ngejar cowok lain?

🍭

Ada yang beda dari Hana hari ini, terutama dimata Yoonbin.

Biasanya kalau pagi Hana akan menyapa dirinya dengan sapaan paling keras, mengalahkan suara bel sekolah. "PAGEEEEEE HA YOONBENNNNNNN!"

Tapi hari ini enggak.

Enggak ada sapaan pagi dari Hana. Jangankan sapaan pagi, spam chat dari Hana aja ga ada.

Biasanya kan Hana selalu ngespam chat, isinya sih ga penting semua. Terus ujungnya cewek itu nanya tugas biar Yoonbin ngebales pesannya.

"Aneh," gumam Yoonbin pelan. Enggak biasanya Hana begini, jadi wajar kan kalo Yoonbin menganggap itu suatu keanehan?

Hana seolah menjauh secara tiba-tiba. Mengacuhkan keberadaannya sama seperti yang lain.

Tapi bukannya ini yang Yoonbin inginkan?

Kenapa Yoonbin justru merasa semua ini salah?

Sayangnya bel literasi keburu berbunyi, sehingga Yoonbin harus menyudahi acara merenungnya. Dia lantas mengambil kertas absensi buat literasi yang sebentar lagi akan diadakan dilapangan, dan juga novel klasik berjudul Demian.

"WOII BIN!" ketika Yoonbin sudah berjalan keluar kelas, Hana nampak menyerukan namanya--Yoonbin hafal itu suara Hana. "BINN! WOIII!"

Yoonbin menolehkan kepalanya, ternyata benar Hana ada dibelakangnya. Namun ketika ia hendak menyahut, Hana malah berlari melewati Yoonbin begitu saja.

"WOI SOOBIN! TAI YA LO GUA PANGGIL KAGA NYAUT-NYAUT! TAU AJA LO GUA MAU NAGIH UTANG!"

Fakh, ternyata Soobin yang dipanggil Hana sedari tadi, bukan Yoonbin.

Yoonbin diam-diam meremas buku miliknya, meluapkan emosinya pada remasan buku itu.

Tapi sedetik kemudian dia berhenti. Yoonbin kembali mengingat prinsip hidupnya. 'Jangan khawatir tentang yang lain, urusi urusanmu sendiri, karena gua ga butuh simpati dari siapapun. Termasuk dari Hana.'

🍭

Sore ini hujan menguyur kota dengan cukup deras, meskipun dirasa ini belum waktunya hujan membasahi kota ini. Tapi Semesta kan suka memberi kejutan, jadi ga ada yang tau.

Beberapa anak manusia terjebak hujan, salah satunya Ha Yoonbin yang kini sedang menunggu hujan reda didepan kelas yang sudah di kunci penjaga sekolah.

Emang udah terlalu sore sekarang, sayang sekali tadi Yoonbin terjebak di perpustakaan karena Bu Lisa menyuruhnya untuk membereskan buku. Andai tadi Yoonbin pura-pura budeg, pasti sekarang dia udah bisa tidur di rumah.

Bukannya nunggu hujan reda secara ga pasti macam ini.

Mana dingin pula. Badan Yoonbin ga kuat dingin, cuman sayangnya dia ga bawa jaket.

Pada akhirnya Yoonbin hanya bisa memeluk dirinya sendiri agar mengurangi rasa dingin pada tubuhnya. Berharap hujan segera reda.

"Eh Yoonbin."

Yoonbin menolehkan kepalanya, ternyata ada Hana disampingnya sekarang. Dengan baju basket dan jaket merah kebesaran. Rambutnya dicepol seperti biasa. Mukanya tampak kucel, sepertinya dia baru selesai bermain basket.

"Kenapa ga balik?" tanya Hana.

"Kejebak ujan," jawab Yoonbin dengan datar seperti biasa.

"Ohh, nunggu jemputan juga?"

Yoonbin kadang heran sama Hana, dia ini budeg apa gimana sih. Jawaban apa direspon apa.

Dasar.

"Kejebak ujan, bukan nunggu jemputan. Dasar budeg," kata Yoonbin dengan nada dan wajah yang tak kalah judesnya.

Tapi Hana malah salah fokus, abisnya Yoonbin bilang gitu tapi tangannya meluk tubuhnya sendiri. Keliatan banget kalo dia lagi kedinginan gara-gara ga pake jaket.

Akhirnya Hana mengeluarkan jaket biru dongker dari tasnya yang sudah dilapisi jas hujan biar dalemnya ga kebasahan. Lalu menyodorkan jaket itu pada Yoonbin. "Ini pake deh, keknya lo kedinginan."

Mata Yoonbin membelalak kaget. "Hah? Engga ko--"

"Mulut lo bisa bohong tapi tubuh lo enggak," kata Hana lalu membuka lipatan jaket sampai resletingnya juga, dan menaruhnya di punggung Yoonbin. "pake aja, kedinginan itu ga enak. Lagian jaketnya gede kok."

Yoonbin memalingkan wajahnya, sebenarnya sekarang dia malu karena kedapatan kedinginan dan dibantu oleh orang lain. Tapi yah untungnga jaket yang Hana berikan seperti jakrt cowok, bukan jaket cewek yang ngepas dibadan. Jadi akhirnya dengan sangat terpaksa Yoonbin memakai jaket itu dengan benar. "Ini karena lo maksa loh ya."

"Iya sama-sama," kata Hana sembari tersenyum lebar, menganggap ucapan Yoonbin barusan adalah ucapan terimakasih untuknya. "lo pulang naek apa?"

"Nunggu ujan reda," jawab Yoonbin datar.

"Ga dijemput?"

"Ga."

Hana menggarukan kepalanya, sebenernya dia pengen ngebantu Yoonbin, tapi Taeyong mana mau nganterin Yoonbin yang tinggal di distrik mawar. Soalnya rumah Hana sama rumahnya Yoonbin udah berlawanan arah. Ngejemput Hana aja udah ogah-ogahan, apalagi pake acara nganterin orang dulu?

Kata Taeyong mah, ga usah so jadi bundadari, jadi aja diri sendiri.

Tapi Hana kan masih ada sisi manusiawinya, bukan Taeyong yang full kek setan. Hana masih pengen ngebantu sesama.

Duh gimana ya? Mana Taeyong udah nelpon lagi.

"Yaudah Bin, gua duluan yaa? Dahhh."

"Ya."

Yoonbin terlanjur mengiyakan, dan Hana terlanjur pergi menuju parkiran, padahal Yoonbin belum ngucapin makasih soal jaket yang dia pake.

Yoonbin juga penasaran kenapa Hana punya jaket yang ukurannya gede begini, mana motifnya kaya jaket cowok. Apa ini jaket pacarnya?

Tapi emang Hana punya pacar?

Eh tapi Hana kan cantik, termasuk atlet aktif di sekolah pula. Ya kali ga punya pacar?

"Yaudah sih, kenapa gua mikirin hal yang ga penting?" kata Yoonbin kepada dirinya sendiri. "sekarang gua balik gimana coba?"

Ketika Yoonbin sedang memikirkan cara agar pulang tanpa kehujanan, tiba-tiba saja ada bapak-bapak yang menghampirinya. "Adek Yoonbin kan?"

"Iya kenapa?" tanya Yoonbin bingung karena ngeliat bapak-bapak ini pake jaket ijo khas gojek. "tapi saya ga pesen go jek."

"Emang engga, cuman tadi ada pengguna gojek namanya Hana nyuruh saya ngejemput dek Yoonbin disini," Bapak-bapak itu nunjukin ponselnya sama Yoonbin.

Yoonbin jadi makin heran, ngapain Hana sampe mesenin dia gojek segala?

"Yaudah Pak, cancel aja. Lagian saya ga pesen."

"Tapi udah dibayar sama neng Hananya, pake gopay," Bapak itu ngegaruk kepalanya. "lagian ini hujan, emang adek ga mau pulang?"

"Mau sih, cuman ga enak aja kalo ditolongin si Hana mulu. Padahal bukan siapa-siapa."

Bapak itu malah ketawa. "Ya mungkin Neng Hana sayang sama Dek Yoonbin."

"Ga mungkin."

"Yaudah pikir positif aja, mungkin Neng Hana mau buang duit."

Yoonbin nganggukin kepalanya, tanda setuju. "Iya mungkin."

....

Tbc.

HALO GAESSSS
MAAF MAAF NIH MINGGU KEMARIN KAGA UPDATE KARENA YAH BANYAK KENDALA :")) SEKARANG JUGA PENGENNHA DOUBLE UPDATE TAPI GA SEMPET NULISNYA JADI YAH UPDATE SE CHAPTER TAPI DIPANJANGIN AJA, EHEHE.

GIMANA BOSEN GA? JANGAN BOSEN DONGG :((

BTW ADAKAH YANG KETEMU T13 DI BALI KEMAREN? KALO ADA, BERSYUKURLAH. KARENA CHIRO ENGGAK :"( PADAHAL PEN BANGET KETEMU ABEN :"((

YAUDAH, TUNGGU LANJUTAN CERITANYA YAAAA ❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top