04
🍭
Setelah melakukan pembagian tugas dengan Hana beberapa hari lalu, Yoonbin merasa dunianya sempit sekali.
Ah tidak, bukan dunia yang sempit tapi Hana yang melakukan kagebunshin, sampai Yoonbin merasa cewek itu ada dimana-mana.
Mulai dari kelompok sejarah sampai olahraga, nama Hana dan Yoonbin nampak tertulis beriringan.
Padahal Yoonbin udah cukup lelah jadi patner anak yang hobinya datang 5 menit sebelum bel literasi bunyi itu.
Dan sekarang ... Hana menghampiri bangkunya, menunjukan nomer di kertas yang baru dia ambil tadi. Bangku nomer 5, sama dengan nomer yang tadi Yoonbin ambil.
Tau kan artinya apa? Mereka jadi teman sebangku selama seminggu mulai senin ini.
"Em ..." Hana mengigiti bibirnya sendiri, bawaannya selalu gugup dia kalo deket Yoonbin tuh. "ga apa-apa?"
"Duduk aja," balas Yoonbin dengan dinginnya. Lelaki bermuka tembok itu masih fokus dengan ponsel, tidak memperdulikan Hana yang sepertinya kecapean karena harus lari dari gerbang biar ga telat.
Hana duduk disamping Yoonbin lalu menghela napas lega, bersamaan dengan itu bel berbunyi.
"Yah upacara," keluh gadis itu pelan, namun walaupun begitu dia tetap mengambil topi dan dasi didalam tas biru dongkernya. "tai, kenapa sih harus upacara?"
Yoonbin tidak menyahut omongan Hana. Ya gimana ya, namanya juga senin, dan udah jadi tradisi, siswa harus melaksanakan upacara di pagi hari ini. Itu ga bisa diubah dan diganggu gugat, kecuali kalo hujan membasahi bumi pertiwi ini.
Namun sayangnya, Agustus bukan bulan yang disukai hujan.
Yoonbin mengikuti anak-anak lain keluar kelas untuk pergi ke lapangan upacara tanpa banyak bicara, lelaki itu memang tidak begitu suka berbicara. Beda dengan siswa lain yang sangat susah diam sampai-sampai kesiswaan harus turun tangan untuk menyentak anak-anak yang lambenya tak bisa diam.
Upacara dimulai dengan susunan acara seperti biasa, tidak ada yang spesial dari upacara yang petugasnya masih anak paskibra ini.
Yoonbin sih ngerasa gitu, beda banget sama anak-anak lain yang udah ngerasa kepanasan gara-gara upacara ini.
Termasuk Hana yang posisinya ada disamping Yoonbin. Hana benar-benar kepanasan, karena didepannya itu Keita. Keita itu kan tingginya cuman beda 10 cm sama Hana, salah Hana sendiri sih kenapa tubuhnya harus tinggi padahal dia cewek?
Mulutnya bergumam, "Panas banget sih bangsat?" pelan sih, tapi Yoonbin masih bisa mendengarnya.
Jadi lelaki itu mencolek lengan Keita, ketika Keita menoleh, dia baru lah berkata. "Tuker."
Keita sih nurut-nurut aja, lagian serem ngeliat muka Yoonbin yang punya aura kek Limbad itu. "Oke."
Bertukar lah posisi berdiri kedua lelaki itu.
"Nah," Hana tersenyum bahagia sekarang, sinar matahari yang menyebalkan sudah tidak lagi menyilaukan matanya karena terhalang oleh tubuh jangkung Yoonbin. "rezeki anak sholehah."
Diam-diam mata Yoonbin melirik Hana, gadis itu sudah tidak cemberut lagi. Meskipun yah Hana tidak mengucapkan terimakasih secara langsung, Yoonbin menganggap senyuman tipis Hana adalah bentuk dari terimakasih gadis itu untuknya.
🍭
Yoonbin sebenarnya merasa kehausan sekarang, bodohnya dia baru sadar kalau botol Tupperware biru miliknya yang sudah di isi air tidak terbawa.
Ke kantin? Enggak, Yoonbin terlalu malas untuk turun dari lantai dua ke kantin hanya demi sebotol aqua.
Akhirnya dia cuman mangap dan menghirup angin dengan mulutnya.
Sampai akhirnya Hana datang dan menaruh dua botol air minum yang tidak terlalu dingin di mejanya. Menyodorkan salah satunya pada Yoonbin. "Buat lo."
"Hah?" Yoonbin menyirit heran, kenapa coba cewek ini sering tiba-tiba memberinya minuman tanpa diminta? Kali alasannya apa? "tanda permintaan maaf lagi?"
Hana menggeleng. "No, pas gua ke warung bu Jaeni ketemu Jyunhao. Terus kan Liverpool kalah tadi malem sesuai ramalan gua, acia ramalan, naon sih anjeng? Ya pokoknya kita taruhan gitu, dan kalo Liverpool kalah dia bakal naktir gua. Jadi gua minta aqua aja."
Yoonbin menggelengkan kepalanya, iya sih masuk akal alasannya tapi kenapa Hana harus beli dua botol air mineral dan salah satunya diberikan sama Yoonbin? "Lo ditaktir dua botol aqua sama Jyunhao?"
"Enggak juga sih," Hana nyengir, mamerin deretan giginya yang tak begitu rapih, gadis itu lalu terkekeh malu, malu akan kebodohannya yang hqq. "jadi kan sebelum gua ketemu Jyunhao, gua lupa kalo gua udah nitip minum sama Junkyu. Jadi yah intinya aqua ini satunya emang gua yang beli, satunya lagi dibeliin Jyunhao."
"Tapi kenapa lo ngasihin aquanya ke gua?" tanya Yoonbin yang masih tidak mengerti karena Hana memang belum menjawab pertanyaannya yang itu.
"Lo ga ngeluarin botol minum sedari tadi, jadi gua pikir lo ga bawa minum dan kehausan."
"Gua ga butuh rasa kasihan lo," ucap Yoonbin lalu menyodorkan kembali botol minumnya.
Ya Tuhan, boleh ga sih Hana nabok cowok ini? Udah dikasih bukannya nerima dan bilang terimakasih, malah ngomong gitu.
"Yaudah anggap ini rasa terimakasih gua karena lo udah tukeran posisi sama Keita tadi, jadinya gua ga mati kepanasan," ucap Hana pada akhirnya. Gadis itu lalu duduk disamping Yoonbin. "udah lah ambil aja, gua tuh kalo minum ga pernah banyak, jadi daripada mubazir mendingan ambil aja."
"Yaudah," Yoonbin akhirnya mengambil kembali botol minuman pemberian Hana dan membukanya. Yah, harga dirinya emang tinggi, tapi kali ini rasa hausnya lebih tinggi.
Hana ngangguk juga, setelah itu mereka tidak berbicara lagi satu sama lain karena guru yang mengajar keburu masuk.
Pelajaran pertama itu pkwu, pelajaran yang paling Hana benci setelah matematika dan semua mata pelajaran pilihan jurusan Ipa.
Kenapa? Kerena gurunya gaje!
Ibaratnya materi PKWU cuman sebatas kota Bandung, eh itu guru ngejelasin yang diluar Bandung bahkan sampai ke Mesir.
Apapula.
Bukannya ngerti, yang ada Hana malah ngantuk.
Dia udah beberapa kali minum sih--soalnya yang Hana tau minum air putih itu akan membuatnya kembali fokus--tapi tetap saja ... Hana terus-terusan menguap, fokusnya tak kembali.
Tak tahan, pada akhirnya Hana melipat kedua tangannya diatas meja lalu menaruh kepalanya diatas tangannya. Hanya butuh lima detik, kini Hana sudah berada di alam mimpi seperti beberapa siswa lain.
Yoonbin menggelengkan kepalanya, bukan karena aneh ketika melihat Hana tertidur, tapi karena isi air di botol minum Hana yang tinggal setengah.
Lelaki itu lalu mengambil botol minum Hana dan memindahkan sebagian air di botol minumnya ke botol punya Hana.
"Katanya ga suka banyak minum, cih bullshit," bisik Yoonbin pelan. Matanya kembali melihat papan tulis, kembali fokus pada penjelasan gurunya, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
..
Tbc beneran.
HADUUU CHIRO SENENG BANGET DONG WAKTU BIN DI UMUMIN DEBUT :")) MESKIPUN MASHIHO BELUM SIH TAPI HARAPAN MASIH ADA KAN YAAAA?
YG I NEED MASHIHO TOO :")))) PLESE LET OUR MASHI DEBUT :"))))))
Ya intinya karena seneng, gw up dua part. Semoga kalian suka yaaaa ❤❤
Walaupun agak sedih sih pas tau nama gw ga ada di list 10 besar BWM, padahal kemarin masuk 50 besarnya :") yaudah emamg belum nasibnya kali :")
Oke jangan lupa votementnya because need 80 vote to unlock next part~
Sayang kaliannn ❤❤❤
Chiro ft Bin
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top