03
Sesuai yang Yoonbin bilang tiga hari lalu, lelaki itu melakukan semua tugas seksi absensi sendiri.
Sedang kan Hana, tidak melalukan apa-apa.
Bahkan ketika melihat Yoonbin ribet sendiri, Hana malah asik baca webtoon.
Setidaknya itu sih yang ditangkap dari pengamatan Jeno.
Ini jelas membuat Jeno bertanya-tanya ketika dia berada di rumah Hana. "Lo ada apa sama Yoonbin?"
Hana yang lagi makan puding menghentikan acara makan-makannya. Mengangkat kepala dan menoleh pada Jeno yang duduk dihadapannya. "What?" tanyanya setelah berhasil menelan puding rasa tiramitsu. "Yoonbin? Ga ada apa-apa kok."
"Tapi Yoonbin kerja sendiri dari tiga hari yang lalu Han," Jeno memangku wajahnya sendiri. Setelah mengatakan itu raut wajah Hana berubah, panique dia boss. "lo juga seksi absensi kan? Harusnya lo bantu dia dong."
Hana memutar matanya lalu mendengus sebal. "Buat apa? Yoonbin sendiri yang bilang kalo dia ga mau dibantu."
"Hah?"
"Katanya lebih baik kerja sendiri daripada punya patner kaya gua," setelah mengatakan itu Hana langsung memanyunkan bibirnya. "yaudah gua biarin dia kerja sendiri aja. Toh itu maunya dia."
Jeno menggelengkan kepalanya, lelaki itu lalu mengacak-acak rambut Hana dengan gemas. Gemas ingin menabok. "Ya jangan gitu sayanggg."
"Sayang-sayang pala lu peang," Hana menepis tangan Jeno. "ntar ada yang ngambek anjir."
Jeno nyengir lebar, sedangkan Hana menahan dirinya sendiri untuk tidak menakol Jeno dengan sendok yang dia pegang.
Kadang si Jeno ini suka ga sadar diri emang. Dia sering berlaku baik sama semua cewek, bikin cewek itu baper dan suka sama dia. Sedangkan kalau sama Hana, Jeno sering bersikap seolah Hana pacarnya. Begonya lagi, Jeno ga pernah bilang ke cewek-cewek yang ngebucinin dia kalo Hana itu saudaranya.
Gara-gara itu, Hana sering banget kena labrak.
Sekarang dia agak kapok kalo deket sama Jeno, takut kena labrak lagi.
"Bodo lah da kita ga akan keciduk dispatch."
"Ga di ciduk dispatch bukan berati cewek lo ga tau kan, bisa aja dia nyewa dukun buat mata-matain elo."
Sekarang giliran Jeno yang roling eyes. "Ya kali Han. Lagian gua ga punya cewek kok."
"Siyeon, Shuhua, Nancy, Sohye, Lami, Herin, Hina?" Hana menggelengkan kepalanya. "lo pikir gua ga tau kedok lo, ferguso?"
"Mereka bukan siapa-siapa gua anjir."
'Kalo bukan siapa-siapa kenapa rasanya gua sering banget diteror nama-nama itu buat ngejauhin elo?' batin Hana ingin menangis.
"Udah lah. Ga usah ngalihin pembicaraan, gua tuh mau ngebahas soal lo dan Yoonbin," Jeno ngusap rambutnya sendiri, sampe jidatnya keliatan dan menyilaukan pandangan Hana. Jenong abis.
"Iya-iya bahas apa Kanjeng?" tanya Hana dengan nada meledek. "gua sama Yoonbin ga ada apa-apa. Dia mungkin emang beneran males punya patner kek gua. Yaudah gua biarin aja."
"Terus lo mau lari dari tanggung jawab gitu Han?" tanya Jeno ketus.
Hana membalasnya dengan lebih ketus. "Mirror Lee! Yang tiba-tiba ngejadiin gua seksi absensi siapa? Emang gua mau jadi seksi absensi? Enggak kan?"
"Dan lo pikir emang gua mau jadi ketua kelas?" Hana langsung menutup mulutnya, dia baru sadar kalau Jeno menjadi ketua kelas atas ulahnya juga. "enggak Han, posisi gua sama kaya lo, ga mau. Tapi lo liat kan? Gua tetep berusaha menjaga amanah?"
Hana menundukan kepalanya,. "Iya."
"Sekalipun lo emang kepaksa, tapi kalo udah di kasih kepercayaan di posisi itu coba deh tanggung jawab. Dan elo ga boleh nyerahin sepenuhnya tugas lo ke Yoonbin."
Kalau udah diceramahin gini Hana cuman bisa ngangguk doang kek orang bego. Emang salah dia juga sih.
"Terus gua musti gimana?"
"Gua tau lo ga sebego itu Han," Jeno senyum tipis biar Hana ga takut. "lakuin yang seharusnya lo lakuin."
🍭
Tangan Hana memegang botol thai dengan tangan gemetar, matanya sesekali menoleh ke arah Yoonbin yang sepertinya sedang mencatat apa yang pak Siwon jelaskan di papan tulis.
'Istirahat berapa menit lagi sih?' tanya dalam hati lalu melihat ponselnya, ternyata pukul 09.55, artinya bel istirahat akan berbunyi lima menit lagi.
Selama lima menit itu lah Hana berusaha mengusir kegugupannya sendiri.
Padahal cuman mau minta maaf, tapi deg-degannya lebih parah dari pas presentasi dadakan dan ga hafal materi.
Tau-tau bel istirahat udah bunyi aja.
Hana pun cepat-cepat menghampiri Yoonbin yang udah 3 hari kebelakang enggak dia sapa. "Y-yoonbin," ucapnya dengan gugup.
Seperti biasa, Yoonbin menoleh pada Hana dengan wajah datarnya. "Apa?"
"Ini," Hana menaruh botol thai thea dimeja Yoonbin. "buat lo."
Lelaki itu mengangkat satu alisnya. "Buat?"
"Tanda permintaan maaf gua," ucap Hana sembari menggaruk lehernya. Sumpah dia ga berani natap mata Yoonbin sekarang dan memilih menunduk sembari memainkan jari tangannya. "maaf karena gua malah ga tanggung jawab sama tugas gua sebagai seksi absensi kemarin-kemarin."
"Ok."
Hidung Hana kembang kempis, nahan kesel dan tangis. 'Udah ngomong panjang-panjang, dibales ok doang? Emangnya gua RCTI?'
"Jadii kita damai nih?" tanya Hana.
Yoonbin membalas. "Emang sejak kapan kita perang?"
Iya juga sih, kok bego ya.
"Kalo gitu gua ke kantin duluan yaa, ntar bagi tugasnya abis dari kantin aja ya? Sumpah gua lapar banget," kata Hana yang sebenarnya cuman alesan doang, soalnya dia ngerasa canggung banget sama Yoonbin.
Si Yoonbin ini jarang ngomong, sekalinya ia ngomong kalo ga ngebales singkat ya sarkas. Hana kan ga suka orang kaya gitu. Mana ekspresinya datar terus kek dadanya Jeno. Ya ga enak banget lah ngobrolnya, berasa enggak diharapkan ada.
Seperti sekarang, Yoonbin cuman ngangguk doang. "Ya
"Em jangan lupa diminum ya thai teanya. Dah," setelah mengatakan itu Hana langsung berlari menghampiri Junkyu dan Jeno yang sepertinya mau ke kantin. "hayu ngantin yuuu."
Meninggalkan Yoonbin yang sedang berusaha membuka thai tea pemberian Hana.
"Hah," Yoonbin bernapas dengan lega ketika dapat membuka botol minuman itu. Dia kemudian meminum thai tea tersebut. Rasanya thai ini mengingatkan Yoonbin senyuman si pemberi ketika pertama kali bertemu. "manis."
🍭
Masih ada satu lagi~
Double up karena Yoonbin debut!!!!
Cukaee ubinnnn!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top