For You
Hari ini adalah hari Senin, hari yang paling di benci semua sisiwa, apalagi hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Belum lagi kedatangan guru killer yang sangat menyebalkan.
SMP Warung Kopi baru saja menerima guru baru Bulan Juli kemarin, namanya Pak Dino. Beliau mengajar Bahasa Jerman. Beliau termasuk guru killer. Setiap kali ulangan mendadak, setiap kali menjelaskan tidak jelas, setiap kali di kasih tugas nomor ratusan dan harus dikumpulkan hari itu juga.
Pak Dino sangat dibenci oleh seluruh angkatan, sampai saja setiap pelajaran Pak Dino semua siswa selalu tidak menghargai ataupun menghormatinya. Sampai suatu saat Carlos berkata sesuatu yang tidak berkenan di hati Pak Dino.
"Kalian semua anak durhaka! Tidak pernah menghargai yang lebih tua!" bentak Pak Dino sambil memukul meja.
Pak Dino pun keluar sambil membanting pintu dan berhasil membuat semua murid yang berada di dalam kelas terdiam. Tapi lama kelamaan...
"MERDEKA!!"
"BEBAS DARI PENJAJAHAN!!"
Semua orang melempar kertas dan buku ke udara sambil lompat-lompatan, ada yang naik ke atas meja joget-joget sambil mengikuti alur lagu yang diputar. Semua orang tampak bahagia atas kepergian Pak Dino kecuali Arien.
Arien adalah gadis pendiam yang selalu melihat keadaan dan mengerti perasaan orang, ia merasa sangat kesal dengan kelakuan teman-temannya ini.
"WOY!!" pekik Bu Sari, wali kelas Arien,
Semua murid kelas 9E terkejut atas kedatangan Bu Sari, dengan kompak mereka pun menghentikan aktifitas mereka dan kembali duduk di tempat mereka masing-masing.
"Siapa yang membuat Pak Dino marah?!" tanya Bu Sari
Tiba-tiba pandangan semua orang menuju ke Carlos, Carlos adalah anak yang ternakal di sekolah Arien. Saking nakalnya ia sering kena skorsing.
"Sudah ibu duga."
"Tapi bu, bukan cuman saya saja si Jeremy juga bu..!"
"Ah.. enggak enggak. Ngomong gak usah nyolot deh.. lo!"
"Ibu gak peduli siapa yang nyolot atau siapa yang ngelakuin tapi di sini ada pelaku dan ibu mau KALIAN SEMUA TANGGUNG JAWAB, kalau ibu masih mendapatkan Pak Dino masih seperti ini, maka KALIAN SEMUA IBU SKORSING!!" ucap Bu Sari dengan penekanan
"Tapi ibu.." ucap seluruh siswa kompak
"Gak ada tapi-tapian, pokoknya tanggung jawab!" bentak Bu Sari sebelum ia menghilang dari ambang pintu.
"Hayo lho Los, gimana sih.. lu.." Ucap Leo, ketua kelas
"Lu juga jadi ketua kelas gimana sih..?!" ucap Carlos
"Udah deh.., tanggung jawab aja napa?" umpat Brigi
"Arien..!" panggil Leo
Arien pun menoleh ke sumber suara yang berasal dari Leo, Arien hanya mendongakkan kepala sebagai tanda sahutannya.
"Tolong tanggung jawab donk.." Pinta Leo
"Enak aja lu! Masa jatohin masalah ke Arien, orang dia gak ngapa-ngapain!" bela Amel
"Lu teh jadi ketua kelas gimana sih..?!" timpal Brigi
Arien sudah kapok habis dengan teman-temannya yang selalu banyak permintaan itu, ia pun menghembuskan nafas kasar dan berdiri menuju pintu kelas.
"Asik.. makasih Arien.." Ucap Leo dengan penuh kemenangan
"Arien.., udah kamu jangan tanggung jawab.." umpat Sara
"Aku hanya ingin berbicara dengan Pak Dino dan Bu Sari buat menggeser Leo dari kedudukannya." Ucap Arien sambil menatap Leo tajam.
"Oooo..." ucap seluruh murid kompak
"Hayo lho Leo."
Leo hanya menatap Arien terbata-bata dan tak dapat berkata apa pun, sepertinya Arien berhasil membungkam mulut Leo. Arien membalikkan tubuhnya dan menuju keluar kelas, ia mengetuk pintu ruang guru dan mendapati Pak Dino sendirian sambil mengusap wajahnya kasar.
"Permisi, Pak Dino?"
"Iya, masuk." Ucap Pak Dino mempersilahkan Arien masuk
Arien pun menghampiri Pak Dino yang sudah tengah-tengah berkaca-kaca.
"Bapak sudah tenang? Sudah minum air putih? Apakah saya perlu buatkan teh?" tanya Arien mencoba mencairkan situasi
Pak Dino terkekeh melihat Arien yang khawatir itu dengan serbuan pertanyaannya, Pak Dino tersenyum karena ia mendapati salah satu siswi dari kelas yang paling ia benci masih dapat berperilaku sopan padanya.
"Saya sudah tidak apa-apa." Jawab Pak Dino
"Pak, saya tau bapak tidak suka kelas saya. Tapi bapak harus tau bahwa keadaan saya jauh lebih parah dari pada bapak."
"Bagaimana bisa?" tanya Pak Dino tidak percaya, "Saya justru selama ini tidak pernah dihargai sama kalian."
"Dan saya selalu dibully dan dilantarkan teman-teman sejak kelas tujuh." Sela Arien cepat
"Bolehkah saya berbagi pengalaman saya dengan bapak?" pinta ijin Arien
Pak Dino pun mengangguk dan mempersilahkan Arien duduk di sampingnya.
"Jadi nama saya Arien, saya selalu ditindas, diolok-olok, dan dilantarkan teman-teman sejak kelas tujuh. Saya lebih sering sendirian, ibu saya terkena penyakit dan setiap hari saya harus menjaga dan merawat ibu saya sedangkan ayah saya sudah pergi dari dunia dan saya tidak memiliki saudara lain. Sepulang sekolah saya harus bekerja di pasar setiap hari, di hari libur saya bekerja di restoran mencuci piring. Upah saya dari pasar dan restoran juga tidak seberapa."
"Sejak kelas tujuh, buku saya selalu diilangin ataupun di lempar keluar jendela, saya selalu ditertawakan karena saya orang yang tidak mampu, saya selalu menjadi kambing hitam, difitnah, dan disalahkan. Saya sampai berniat untuk bunuh diri tetapi saya selalu teringat akan ibu saya yang masih memerlukan saya di dunia ini, serta perkataan ayah saya sebelum beliau pergi 'Tetaplah kuat, tetaplah tegar, tahan banting, tahan semuanya, karena ini semua adalah ujian.' Sampai sekarang saya masih bertahan di sini karena ucapan ayah saya."
"Ayah saya mewariskan uang seratus juta saja, saya sempat ingin menggunakan uang itu untuk kesehatan ibu saya tetapi ibu saya melarangnya, katanya 'Kau masih memerlukan uang ini dari pada ibu anakku. Lakukanlah ini demi ibumu.' Dengan berat hati saya lakukan ini demi ibu saya. Saya sekolah dasar-nya bukan dari sini, jadi bisa di bilang saya anak baru, saya di cap lugu, aneh, lebay, culun, dan lain-lain. Tapi saya tidak pernah menyerah, saya tidak pernah mengeluh, saya tetap berjuang akan masa depan saya."
"Wow, itu sangat penuh dengan perjuangan. Apa lagi kau pintar, itu sangat perjuangan sekali." Puji Pak Dino
"Itu kenapa pak, saya mengamati teman-teman saya dulu, saya memperlajari mereka. Setelah saya mengerti mereka saya dapat bergaul dengan lancar. Kini saya masih di ejek, ibu saya baik di surga bersama dengan ayah saya."
"Kau sendirian sekarang?"
"Ya.., sekarang saya anak yatim-piatu. Ibu saya meninggal kemarin, saya pilih kremasi untuk ibu saya sama dengan ayah saya. Untung saja pemiliknya teman baik kakek saya, ia masih mau membantu saya." Ucap Arien sambil menahan tangisannya.
"Oh.. jadi begitu. Bapak turut berduka cita atas kematian ibu-bapakmu."
"Terima kasih pak." Ucap Arien sambil meneteskan air matanya.
"Sudah kamu tenang saja, buat apa kamu bercerita tentang mereka?."
"Saya hanya ingin bilang bahwa dia dunia ini selalu ada yang jauh lebih parah dari pada kita, tapi mereka masih tetap berjuang."
"Baiklah, terima kasih Arien atas ceritanya. Kau boleh pergi."
Pesan moral apa yang kita dapatkan dari cerita yang di atas? Apakah kita akan terus mengeluh saja? Atau kita akan berjuang demi mendapatkan apa yang kita perlukan? Hidup itu penuh dengan masalah dan masalah dapat membuat kita semakin tambah dewasa. Kita perlu masalah dalam hidup kita tetapi jika masalah kita besar dan berat maka masa depan kita akan cerah, tergantung pada apa yang kita lakukan.
Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah masa dimana kita memilih masa depan, dan masa depan adalah mimpi kita yang sedang menanti kedatangan kita.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top