tiga




Andin sangat marah. Gadis itu hampir akan kembali ke ruangan Sebastian dan menampar wajah laki-laki kurang ajar itu. Namun entah bagaimana, ia berhasil menenangkan diri dan ketika bosnya, Sebastian Summers lewat di depan mejanya dan mengucapkan selamat tinggal padanya, Andin sanggup memasang senyum sopan yang biasa terpampang di wajahnya seolah-olah tidak ada yang terjadi. Seolah-olah Sebastian tidak hanya menghinanya dengan berpikir bahwa tipe pria yang bisa Andin kencani adalah akuntan dan penasihat pajak! Dengan kata lain, pria itu mengatakan bahwa Andin adalah gadis yang cukup membosankan sehingga hanya dapat berkencan dengan tipe orang yang paling membosankan.

"Berani-beraninya dia?!" kata Andin sambil membuka kunci pintu flat-nya dan masuk ke dalam. "Oh, tunggu saja, Sebastian Summers!" ia bersumpah pada dirinya sendiri tatkala meletakkan tasnya di atas meja dan menghempaskan tubuh di sofa.

Teman Andin, Damon Matthews amat sangatlah seksi. Andin kemungkinan besar akan jatuh hati pada Damon jika bukan karena fakta bahwa Damon hanya tertarik pada sesama jenis. Damon atau pacarnya Tanner sudah cukup. Pria gay bisa menjadi teman terbaik bagi seorang wanita dan gadis itu bersyukur memiliki mereka berdua dalam hidupnya. Jauh sebelum ia tahu bahwa Damon itu gay, di masa sekolahnya, mereka adalah teman yang sangat baik. Damon adalah teman yang setia dan senantiasa mendukung Andin. Gadis itu tahu Damon pasti akan setuju untuk menemaninya pergi ke pesta ulang tahun Sebastian. Apalagi jika ia memberitahu sahabatnya itu apa yang Sebastian telah katakan padanya hari ini.

Andin duduk merosot ke sofa saat gadis itu mengingat apa yang telah terjadi. Sebastian Summers telah menghinanya dua kali. Pertama, pria itu memiliki ekspresi terkejut di wajahnya ketika Andin mengiyakan bahwa temannya memang seorang pria. Apakah laki-laki itu curiga bahwa Andin hanya punya teman wanita? Bahwa mungkin bosnya yang kurang ajar itu berpikir bahwa Andin adalah seorang lesbi hanya karena Andin tidak langsung jatuh ke dalam pesona Sebastian? Kurang ajar! Kedua, tebakan Sebastian bahwa teman pria Andin adalah akuntan atau penasihat pajak.

Setelah mengambil napas dalam-dalam guna menenangkan diri sendiri, Andin berkata dengan tegas, "Aku harus mencari pekerjaan baru!"

Bekerja dengan Sebastian telah memakan hati Andin setiap harinya karena gadis itu harus terus-menerus melihat Sebastian Summers bergonta-ganti pasangan tidur seolah-olah mereka adalah pakaian dalam pria itu dan bukan manusia yang memiliki hati dan perasaan. Mungkin diam-diam Andin merasa cemburu. Apa pun alasannya, gadis itu sadar bahwa ia harus berhenti dan move on. Terutama setelah Sebastian secara terang-terangan telah menghinanya siang ini.

Sebastian Summers tidak akan pernah melihat Andin sebagai apa pun selain sekretaris profesionalnya. Namun sayangnya tidak ada pria lain yang membuat Andin amat tertarik seperti Sebastian. Lagi pula, bukan hanya hal fisik, selama bertahun-tahun Andin telah melihat pria-pria lain dengan tubuh yang bagus, beberapa bahkan memiliki tubuh yang lebih bagus daripada Sebastian, tapi tak seorang pun menarik perhatian gadis itu atau membuat Andin bergairah. Ada sesuatu tentang Sebastian yang menarik Andin dan ketertarikan fisik itu membuat gadis yang selalu mengandalkan akal sehat di atas segalanya itu hampir gila.

Andin tidak menyukai dirinya yang seperti ini. Terkadang ia merasa seperti bukan dirinya lagi. Ia harus move-on dari Sebastian. Tidak peduli betapa sulitnya, ia harus melupakan pria yang tidak akan pernah menjadi miliknya itu. Andin ingin memberikan surat pengunduran diri secepat mungkin namun ia merasa kejam apabila memberikan surat itu dua hari sebelum ulang tahun sang bos. Karenanya gadis itu memutuskan untuk menyerahkan surat pengunduran dirinnya pada pria itu pada hari Senin, satu hari setelah pesta ulang tahun Sebastian.

Dengan tekad yang bulat, Andin menulis surat pengunduran diri itu kemudian menandatanganinya. Ia akan menyerahkannya pada hari Senin dan melupakan Sebastian Summers. Ia akhirnya akan dapat move-on dari pria yang sudah membuat tubuhnya mendamba selama lima tahun terakhir ini. Gadis itu bertekad untuk menghapus semua memori akan pria itu: senyumnya yang menggoda, betapa kerasnya pria itu bekerja, dan juga kedua mata biru yang sedalam laut pantai Selatan.

* * * * * * *

Dua hari kemudian,

Untungnya Damon sedang berada di rumah ketika Andin pergi dan mengetuk pintu flat sahabatnya itu. Damon dan Tanner tinggal di gedung yang sama dengannya dan yang ia butuhkan hanya melangkah beberapa jengkah saja. "Andin mia Bella!" sapa Damon, memberi kecupan manis di pipi gadis itu. Sejak jaman bahula, sahabatnya itu selalu memanggil Andin dengan sebutan itu meskipun di kala mereka masih sekolah, Andin yang bertubuh oversized saat itu tidak merasa cantik. "Apakah kamu sudah siap?"

Andin menelepon Damon dua malam lalu, memberitahu sahabatnya tentang acara pesta ulang tahun Sebastian. Untungnya Damon sedang free akhir pekan itu dan seperti yang Andin duga, Damon lebih dari bersedia untuk membuat Sebastian malu dan gigit jari.

"I was born ready," jawab Andin dengan senyum yang memesona.

"Ayo tunjukkan pada Sebastian siapa bosnya, Darling!" Mata Damon berkilauan penuh kejahilan.

"Pakai dasi merah berkilau yang dibeli Tanner musim panas lalu untukmu! Oh, dan setelan gelap supaya kelihatan macho!" kata Andin sembari berjalan memasuki flat Damon dan Tanner. Mengikuti jejak Damon, gadis itu menambahkan, "Tapi jangan terlalu berlebihan dengan penampilanmu. Aku tidak ingin ada yang tahu bahwa kau gay."

"Aku pria straight malam ini. Selurus tiang bendera, aku janji!" Pria itu mengangkat sebelah tangan seolah sedang membuat sumpah.

Andin menghela napas dan berusaha menghilangkan semua perasaan terpendam yang ditimbulkan Sebastian Summers padanya akhir-akhir ini. Sang bos tidak hanya menggodanya tentang Damon dan betapa seksinya Damon selama dua hari belakangan, hari ini pria itu bahkan memberitahu Andin bahwa Andin tidak harus membawa seseorang. Suatu penghinaan! Sebastian membuat Andin terdengar seolah-olah gadis itu telah berbohong tentang Damon - bahwa Damon itu hanyalah karangan Andin semata, dan bahwa sesungguhnya gadis itu sama sekali tidak memiliki teman pria. Berani-beraninya dia?!

"Aku harus memberinya pelajaran, Dee. Aku harus. Dia membuatku gila!"

Damon yang tengah mengancingkan jasnya melirik ke Arah Andin dan memberi gadis itu tatapan menghibur. "Memangnya apalagi yang dilakukan bosmu itu kali ini?"

"Dia menyiratkan kalau aku mengarang semua ini, bahwa kau hanyalah khayalanku belaka dan aku telah berbohong padanya. Dia sok-sokan menghiburku dengan mengatakan bahwa aku tidak perlu membawa teman. Dia bilang tidak apa-apa jika aku memilih untuk datang sendiri."

"Waduh!" Damon menggelengkan kepalanya. "Orang ini benar-benar butuh tamparan, Darling!" Setelah Damon selesai dengan pakaiannya untuk malam itu, pria itu memiringkan kepalanya, dan memandang sahabatnya yang terlihat frustrasi itu. "Hmm, menurutku kau memakai gaun yang salah."

"Apa maksudmu?" Andin bertanya bingung sembari menundukkan kepala memandang gaun yang dikenakannya.

"Apakah kau ingat gaun merah yang kubelikan untukmu tapi tidak pernah kau pakai, bahkan sekali pun itu?" Damon mengangkat alisnya. "Buat aku bahagia dengan memakai gaun itu."

Andin segera tahu gaun mana yang Damon maksud. "Ya ampun! Gaun itu terlalu seksi untuk orang sepertiku, Dee!"

"Di situlah kau salah, Andin Darling. Keseksian itu lebih pada sikap dan pembawaan diri daripada barang-barang yang kau kenakan. Gaun itu membuatmu merasa percaya diri, aku bisa melihatnya ketika kau mencobanya. Wear that red gown and bring sexy back. Let's give your boss a heartattack!"

"Siap, Majikan!" Andin tertawa. "Jujur, aku tidak yakin Sebastian akan menyadari apa yang kukenakan, Dee. Dia tidak pernah peduli dengan penampilanku sebelumnya."

"Tenang, dia akan sadar malam ini. Percayalah padaku. Kecuali bosmu ini buta atau idiot, dia akan melihatnya." Damon menggoyangkan alisnya dengan cara menggoda. "Dan aku tidak hanya mengatakan ini hanya karena aku itu temanmu."

"Oh, baiklah! Aku akan menyerahkan surat pengunduran diri saya pada hari Senin, jadi masa bodohlah!" Andin tertawa lagi. "Aku balik ke flat-ku dulu. Aku akan ganti baju dan mengenakan makeup."

"Don't forget the smoky eyes!" perintah Damon. Andin menjawab sahabatnya dengan tawa. "Aku akan membawakan segelas anggur untuk membuatmu rileks, Andina Kemala Williams!"

Beberapa saat kemudian, Andin menatap bayangannya di cermin. Gadis itu tidak bisa menahan perasaan bahwa dorongan untuk bertindak secara spontan memang benar-benar asyik dan thrilling. Gadis itu berencana untuk memberi Sebastian malam untuk dikenang, malam yang tidak akan pria itu lupakan! Tidak masalah jika hal itu akan membuat Sebastian marah apalagi bila pria itu melihat betapa liar Andin bersama Damon, lagi pula, gadis itu akan menyerahkan surat pengunduran dirinya besok Senin jadi lebih baik meninggalkan Sebastian dan perusahaannya tanpa ada penyesalan sedikit pun.

* * * * * * *

A/N: halooo~ gimana menurut kalian sejauh ini? terima kasih banyak yaa untuk mereka yang sudah memberi cerita ini kesempatan dan mau baca cerita ini. btw, bisa kalian tebak gak kira-kira Andin ini orang daerah mana? :D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top