empat


S E B A S T I A N

Andin terlambat. Andina Kemala Williams jelas-jelas terlambat.

Sebastian tidak bisa menahan diri untuk tidak sesekali melirik arloji Rolex-nya dan menoleh ke arah pintu masuk. Sepuluh menit lagi dan semua orang yang saat ini tengah menikmati cocktail dan makanan ringan di lobi akan beralih ke ruang makan. Namun di sinilah pria itu, berdiri di balkon kamarnya, menatap kerumunan di bawahnya, dan berusaha keras untuk menemukan sekretaris kecilnya itu.

"Di mana dia?" Sebastian menggeram pada dirinya sendiri. Pria itu sudah amat menanti-nantikan kedatangan Andin bahkan beberapa jam sebelum pesta dimulai dan saat ini ia bukan main dilanda frustrasi karena kekesalan akan keterlambatan Andin perlahan berubah menjadi kekhawatiran yang membuatnya tidak tenang.

Apakah mungkin Andin mengalami kecelakaan dalam perjalanan kemari?

"Sayang, apa yang kau lakukan di sini?" Sebuah suara seksi bertanya kemudian diikuti oleh kedua tangan dengan kuku-kuku panjang bercat merah melingkari pinggang pria itu secara posesif. London Star meletakkan kepalanya di bahu kiri Sebastian, bibir merahnya menyentuh sisi tenggorokan laki-laki itu. "Semua temanmu ada di bawah. Bagaimana kalau kita turun dan menyapa mereka?"

"Sepuluh menit lagi," jawab Sebastian singkat, bergerak sedikit menjauh dari London.

"Aku bisa membuat sepuluh menit itu memuaskan," bisik London, jelas-jelas tidak menyadari kekhawatiran di wajah pria itu, dan bagaimana alis Sebastian berkerut cemas. Tangan London mulai bergerak di bagian depan tubuh pria itu dan payudaranya yang bulat berisi menempel semakin erat di punggung Sebastian secara menggoda, berusaha membangkitkan gairah laki-laki itu.

"Tidak sekarang, London!" Sebastian meletakkan tangannya di pergelangan tangan wanita itu lalu melepaskan diri dari pelukannya. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Andin. Ketika sekretarisnya itu tidak mengangkat panggilan darinya, Sebastian mencoba lagi. Setelah percobaan kelima, pria itu mengakhiri panggilan dan memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Ia mulai merasa seperti seorang stalker dengan lima panggilan tak terjawab yang telah ditinggalkannya di ponsel Andin. Mungkin Andin sedang mengemudi sehingga gadis itu tidak bisa menjawab teleponnya. Sebastian kan sudah berbaik hati dan mengatakan pada Andin bahwa ia tidak perlu membawa Damon temannya itu.

Laki-laki itu membalikkan badan dan menemukan London berdiri di sana tanpa busana selain bra dan celana dalam G-string-nya. Sebelum pria itu bisa mengatakan atau melakukan apa pun, London membungkam mulut laki-laki itu dengan ciumannya yang panas. Dan selama beberapa detik, Sebastian membiarkan London mengulum bibirnya, siapa tahu saja kekhawatiran akan Andin dapat terlupakan. Namun tampaknya perhatiannya tidak bisa dialihkan. Beberapa menit kemudian, Sebastian akhirnya menghentikan wanita itu. "Tidak sekarang."

Tidak peduli apa yang dilakukan London, pikiran Sebastian masih khawatir tentang Andin dan keberadaan gadis itu. Dimanakah gerangan sekretarisnya yang mungil namun bermulut pedas itu?

* * * * * * *

A N D I N

Andin tiba tepat lima menit sebelum para tamu digiring menuju ruang makan oleh EO yang bertugas. Meskipun Sebastian telah menyuruhnya untuk bersenang-senang, gadis itu tahu bahwa ia harus memastikan bahwa acara berlangsung tanpa hambatan maka dari itu ia pergi menemui Jackie, penyelenggara acara. Jackie adalah teman Andin sejak kuliah yang baru-baru ini membuka bisnis Event Organizer. Karena Andin ingin membantu temannya, gadis itu memberikan pekerjaan ini kepada Jackie daripada EO yang biasanya telah mengatur acara-acara seperti ini untuk Sebastian dan Summers Entertainment.

Tampaknya tindakannya untuk menemui Jackie adalah tindakan yang tepat karena ketika Andin tiba, Jackie tampak panik. Wajah temannya itu pucat pasi.

"Apa yang terjadi?" tanya Andin, tiba-tiba memiliki perasaan buruk.

"Oh, Andin, apa yang harus aku lakukan? Aduh, mati aku!" Tubuh temannya itu benar-benar gemetar, keringat dingin terbentuk di pelipisnya meskipun AC menyala di ruangan itu.

"Tenang, tarik napas dalam-dalam lalu beri tahu aku apa yang terjadi," tanya Andin, menjaga dirinya sendiri agar tetap tenang sehingga ia bisa menemukan solusi yang tepat.

Namun tidak ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan kali ini. Penyanyi yang telah dipesan untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Sebastian mengalami diare dan tidak bisa tampil malam ini.

"Aku benar-benar berharap aku bisa bernyanyi!" seru Jackie, wajahnya tampak pucat. Dia sangat ingin menyalahkan penyanyi itu, tetapi bahkan Jackie tahu bahwa ini hanyalah suatu kebetulan saja tatkala makanan ringan yang disajikan mengandung belut dan penyanyi itu tidak bisa makan belut. Gadis malang itu masih sibuk menumpahkan isi perutnya di dalam salah satu bilik kamar mandi.

"Kita bisa mencari orang yang bisa menyanyi di antara para tamu, mungkin?" Damon menyarankan. "Bukannya kebanyakan tamu undangan adalah artis dan orang-orang yang bekerja di dunia hiburan? Pasti ada seseorang yang tidak keberatan bernyanyi untuk bosmu."

Apa yang dikatakan Damon memang benar namun mengetahui Sebastian dan bagaimana pria itu membanggakan dirinya sendiri, tidak mungkin Sebastian terima salah satu tamu yang seharusnya menikmati acara ini malah bernyanyi untuknya. Bos Andin itu akan malu dan kemudian Jackie dan para pekerja lainnya akan mendapat nyanyian Indonesia Raya dari Sabang sampai Merauke. "Tidak. Jangan. Sebastian pasti akan marah kalau dia tau kita meminta salah satu tamunya untuk bernyanyi."

Jackie berkedip dan ketika dia menatap Andin, raut wajahnya berubah seolah ia baru saja mendapatkan ide. "Kau bisa nyanyi, Andin. Kau saja yang nyanyi!"

Andin hampir tersedak. "A-apa?"

"Kau kan bisa menyanyi. Aku tahu kau bisa. Kau memenangkan pertunjukan bakat ketika kita masih kuliah. Mengapa bukan kau saja yang bernyanyi untuk bosmu? Aku yakin dia tidak akan keberatan jika kau yang bernyanyi untuknya."

Damon mengangguk setuju. "Jackie benar. Bosmu bahkan tidak akan tahu kalau kau tidak seharusnya bernyanyi malam ini. Dia akan berpikir bahwa ini adalah bagian dari rencanamu untuk memberinya surprise."

"T-tapi-"

Sebelum Andin sempat mengutarakan protesnya, kedua temannya sudah mulai merencanakan apa yang harus dilakukan. Mereka sepakat bahwa gaun merah Andin tidak perlu diganti. Damon dan Jackie masih mendiskusikan tentang makeup dan aksesoris untuk rambut Andin ketika gadis itu akhirnya menemukan suaranya kembali. "Tunggu dulu!"

Kedua temannya menghentikan diskusi mereka dan tertegun menatapnya.

"Aku tidak bisa menyanyi untuk Sebastian! Itu terlalu pribadi! Dia itu bosku!" Andin menggelengkan kepalanya dengan panik, gadis itu bahkan tidak bisa membayangkan bernyanyi untuk Sebastian apalagi benar-benar melakukannya.

"Oh, ayolah, Andin, please!" pinta Jackie sambil menggenggam tangan Andin erat-erat. "Ini event pertamaku, kalau aku gagal dan Sebastian memberikan review jelek, tidak akan ada lagi orang yang mau menyewa jasa EO-ku."

"Kau akan baik-baik saja, Andin Darling," ujar Damon, berusaha meyakinkan sahabatnya itu. "Bukankah kau bilang bahwa kau ingin mengejutkan bosmu itu dengan penampilan barumu sehingga ia akan berhenti berpikir bahwa kau membosankan?" Laki-laki itu mengangkat satu alisnya dan tersenyum. "Ini adalah kesempatan yang sempurna! Semua mata akan tertuju padamu termasuk mata bosmu itu."

Andin memejamkan mata dan berusaha berpikir sejenak. Damon benar. Dan yang lebih penting, Andin sungguh-sungguh ingin membantu Jackie dan bisnis temannya itu. Memberinya pekerjaan ini akan membuka peluang Jackie untuk bertemu rekan-rekan bisnis Sebastian yang mungkin bisa menjadi klien Jackie di masa depan.

"Oke, oke. Aku akan melakukannya."

Baik Damon maupun Jackie memekik kegirangan, bertepuk tangan sementara Andin mencoba mengingat semua komentar merendahkan yang pernah Sebastian katakan padanya, tentang sikapnya yang tegang dan terlalu sopan. Ia berusaha menggunakan semuanya itu untuk memberinya keberanian.

Oh, tunggu saja, Sebastian Summers! Akan kubuktikan bahwa selama ini kau salah, Bos!

Melihat ekspresi terkejut di wajah bosnya yang kurang ajar itu secara tidak langsung akan menyelamatkan harga diri Andin yang terluka akibat ejekan dan hinaan pria itu.

* * * * * * *

A/N: buku ini sebenarnya sudah tamat hanya saja masih perlu dirombak jadi harap sabar ya. diusahakan akan update tiga kali dalam seminggu dan dua bab di tiap update nya. Semangattt! harap sabar yaa kalau kadang2 author ini bakal tulis "akan update 2 bab kalau dapet XXX votes atau XXX comment" maklumlah, vote & comment kan memberi semangat buat ngedit dan upload heheheheh :DD

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top