25: Melebur Rasa
Mencoba untuk melupa belum tentu berhasil, tetapi setidaknya ada usaha agar tak terjerat sesuatu yang fana terlalu lama.
_DewiMaharani_
Langit yang membumbung tinggi perlahan mulai berganti warna menjadi jingga. Ciptaannya yang begitu sempurna selalu membuat manusia terpana, hingga mampu membuat hati jatuh pada dunia yang penuh dengan fatamorgana nyata.
Tak beda jauh dengan lelaki yang meratapi senjanya di bawah langit dengan pikiran kosong karena memiliki sifat terlalu, dan, percaya tinggi sangat tinggi.
Iya, dia, Zikri. Yang terlalu mencintai makhluknya hingga dia lupa pada pencipta-Nya. Dia yang terlalu percaya diri bahwa takdir akan memihak padanya, dan ternyata salah.
Dia lupa! Dia hilang arah, hanya karena cinta semu yang membuatnya gelap mata.
Hanya karena wanita yang dia anggap sempurna. Dia benar-benar lupa, bahwa sejatinya kesempurnaan milik Dia yang berada di Arsy.
Bayangan wanita berwajah merah merona selalu tampak bercahaya ketika dia sendiri di bawah langit dengan suasana sepi. Sungguh, setan tengah berbondong-bondong untuk mengganggunya dengan sebesar-besarnya fitnah walau hanya dengan bayangan tak nyata.
Bukannya beristigfar, dia malah semakin larut membayangkan gadis bernama Zulfa. Pikirannya mulai liar dan sulit untuk dikendalikan, hingga dia tersadar saat dia telah berkata dengan sejujur-jujurnya.
"Zulfa, aku rindu!"
"Astaga! Astaghfirullah!"
Cepat-cepat dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. Seketika bayangan Zulfa dengan jilbab merah mudanya lenyap dalam hitungan detik.
Zikri kembali termenung. Dia mulai bergelut antara pikiran dan hatinya.
Pikirannya berkata, Sudahlah, tinggalkan saja perempuan yang menyakitimu itu. Masih ada banyak perempuan yang menggoda dan menyejukkan mata! Mencoba mendekatinya hanya seperti membaca buku untuk yang kedua kalinya. Akan sama, dan kau akan kembali menderita, untuk yang kedua kalinya karena cinta.
Sedangkan hatinya berkata, Penolakan yang bertama bukan berarti dia memang tak ingin bersama. Siapa tahu, dia hanya mengujimu dengan mencoba menumbuhkan rasa semakin dalam, kan? Lagipula, kau masih punya kesempatan kedua dan ketiga untuk mencoba, dan hasilnya belum tentu sama. Seorang lelaki harusnya membuktikan karena seorang perempuan butuh pembuktian bukan rangkain gombalan yang hanya membuatnya senang sementara. Perempuan butuh kepastian, karenanya dia lebih suka memberi tantangan daripada membalas gombalan.
Dan akhirnya seorang Zikri memilih hati. Dia akan merancang strategi yang melibatkan Sang Pencipta. Jujur saja, walaupun lelaki tampak kuat, bukan berarti dia mampu menahan beban berat terlalu lama sendiri. Dia jarang menangis bukan berarti tak mempunyai air mata, hanya saja dia lebih menjaga harga diri agar tak diinjak semena-mena. Menurut lelaki ditolak oleh perempuan yang dicintai mampu membuatnya kehilangan semangat hidup. Mungkin terkesan hiperbola, tapi itu nyatanya, terlihat kuat di luar padahal rapuh di dalam tanpa seorang perempuan di sampingnya. Dan sekarang, dia akan melibatkan Allah dalam segalanya. Dia berjaga-jaga jika kembali jatuh, ada Allah yang akan menopangnya hingga tak jatuh terlalu jauh.
"Zulfa, aku akan menjadikan kamu perempuan paling beruntung di dunia! Tunggu aku kembali!"
Kemudia Zikri melangkah ke kamarnya untuk merancang strategi tersebut. Dia tidak akan main-main untuk strateginya yang sekarang.
***
"Bismillah, insya allah, jika Zikri datang untuk mengkhitbah aku kembali, aku mau menolak dia untuk yang kedua kalinya.” Jawaban Zulfa langsung mengundang tatapan tajam dari sang Ayah.
“Apa?”
***
Zikri hendak mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp pada Zulfa, tapi beberapa kali dia hapus. Tulis, hapus, tulis lagi, hapus lagi. Hingga akhirnya dia mengurungkan niat untuk mengirimkan pesan pada Zulfa. Dia menahan diri sekuat tenaga. Dia benar-benar harus mendekati Zulfa dengan jalan lain, bukan jalan alternatif. Tapi jalan yang lebih baik jika dibandingkan dengan jalan sebelumnya yang sempat dia tempuh.
Setelah memikirkan dengan matang rencana apa itu, Zikri tersenyum dengan secercah kemenangan.
“Kamu akan menjadi milikku!”
***
Jika di belahan bumi yang lain ada orang yang hendak memperjuangkannya, sedangkan di belahan bumi yang saat ini dia jejaki ada seseorang yang hendak mengubur asa dalam-dalam.
Berbicara dengan ayahnya tadi membuat Zulfa merenung. Tapi, dia tak goyah akan pendiriannya jika saja Zikri kembali untuk mengkhitbahnya lagi, dengan lantang dia akan menjawab, TIDAK.
Apapun yang direncanakan manusia, sekuat apapun usahanya, akan kalah dengan skenario Allah Azza wa Jalla yang rencananya benar-benar sempurna.
Alhamdulillah, bisa luangin waktu buat publish walau besok gladi bersih unbk.
Mohon doanya biar ujian aku dimudahkan..
Jangan lupa juga dukung cerita ini biar aku bisa semangat publish lewat vote, komen dan share.
Jazakumullaahu Khayran yang udah luangin waktu buat baca.
Semoga Allah balas kebaikan kalian, dengan sebaik-baiknya balasan.
Jadikanlah Al-Qur'an sebagai bacaan utama.
🌺Jazakumullaahu Khayran🌺
Bandung, 1 Maret 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top