24: Istikharah Cinta

Jangan lupa baca part sebelumnya, biar ceritanya nyambung.

🥀🥀
Mencintai orang yang salah mampu menorehkan derita, tetapi mencintai orang yang benar terkadang mampu membawa petaka. Karena sejatinya prediksi manusia tidak sama dengan Sang Pemilik Alam Raya. Jadi, serahkan saja segalanya pada Dia yang Maha Tahu lagi Berkuasa.

_DewiMaharani_

Apakah aku akan menerima Zikri jika dia mengkhitbahku kembali?

Zulfa termenung di bawah angkasa bertabur hiasan langit. Membiarkan udara malam menampar dengan halus. Matanya hanya terfokus pada kerlipan bintang yang jaraknya jutaan kilometer dari tempat dia berdiri. Sedangkan pikirannya berkelana dengan sebuah rasa yang membuat dia terjebak di dalamnya.

Zikri?

Menyebut namanya walau dalam hati, membuat dia sedikit tersenyum. Hatinya mulai melontarkan pertanyaan yang sulit dicerna logika.

Apa dia masih berada di posisi teratas dalam hati?
Masihkan dirimu menyebut namanya dalam doa? Jika, iya, kenapa?
Apa kamu masih berharap padanya?
Apa kamu berharap dia berubah?
Mungkin dia akan mengkhitbahmu kembali? Jika iya, apa yang akan kamu lakukan? Menolak, atau sebaliknya?

Arghhh!
Pertanyaan terakhir yang dilontarkan hatinya membuat Zulfa menutup jendela kamar. Dia langsung ke kamar mandi untuk berwudhu, lalu memutuskan untuk tidur.

***

Setelah mengantarkan kedua adiknya sekolah, Zulfa langsung pergi ke tempat dia bekerja. Tempat di mana dia bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, juga tempat yang menyakitkan untuk orang yang pernah dia sakiti.

Kakinya langsung melaju membawa dia dengan tas ransel berisi laptop juga buku-buku siswanya yang telah diperiksa.

Mata Zulfa menyapu seisi ruang guru yang baru disinggahi oleh guru piket.

"Assalamualaikum!"

Bu Nur yang menjadi guru piket langsung menjawab salam Zulfa.
"Wa'alaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh!"

"Kenapa? Kok celingak-celinguk, Bu?"

Ucapan Bu Nur membuat Zulfa terpaku.

Apa iya, tadi aku celingak-celinguk?

"Cari Pak Zikri, ya, Bu?"

Zulfa hanya menggeleng, " Enggak."
Lantas detik berikutnya dia langsung izin untuk ke ruangan yang penuh dengan meja.

Sesampainya di sana, Zulfa menatap loker milik Zikri lekat. Dia rindu?
Tidak! Dia tidak sedang merindukan lelaki itu, tapi dia hanya sedang mencoba melupakan, tapi karena setiap hari selalu bertatap muka dengannya walau tak langsung, membuat dia sulit untuk melupakan. Padahal dalam dirinya, dia sangat ingin melupakan, namun egonya berkata lain. Sangat sulit untuk memposisikan diri menjadi seorang Zulfa yang dikenal shalehah oleh orang-orang.

Tangannya dengan cepat langsung melepas tas ransel, lalu merogoh laptopnya dengan cepat untuk mengalihkan pikiran unfaedah-nya.
Beberapa menit setelahnya, langsung terdengar suara ceramah dari layar tujuh belas inchi itu. Hatinya langsung terasa lebih tenang layaknya tanah kering yang diguyur air hujan secara perlahan.

Bel langsung berbunyi setelah Zulfa merampungkan tontonannya. Dia lalu beranjak untuk membagi ilmu pada anak didiknya.
Ketika hendak keluar, Zikri datang dengan mata terfokus pada apa yang ada di hadapannya. Tanpa melirik Zulfa yang saat itu juga melakukan gerakan yang sama.

Padahal dalam hati, keduanya sama-sama ingin melirik, bahkan hingga ingin bertegur sapa untuk melebur rindu, tapi nyatanya keduanya telah berjanji untuk berusaha melupakan. Hingga akhirnya, jika benar-benar jodoh, jarak tak kasat mata itu akan menghilang dengan sendirinya. Mungkinkah itu benar-benar terjadi?

***

Sehabis melaksanakan salat magrib, Zulfa langsung turun untuk makan malam. Dia juga berniat untuk memberikan keputusan final atas pertanyaan ayahnya kemarin. Jawaban yang akan dia lontarkan adalah hasil dari istikharahnya semalam. Dia hanya bisa berharap, agar Sang Pemilik Semesta memberikan yang terbaik diantara yang terbaik untuknya.

"Gimana, Zulfa?" sambut Ayahnya saat Zulfa telah mendaratkan tubuhnya di kursi.

"Bismillah, insya allah, jika Zikri datang untuk mengkhitbah aku kembali, aku mau ..."

Bismillah, Assalamualaikum para pembaca DI.
Kaifa Halukum?
Afwan, baru bisa update. Maaf banget, lama nggak post. Karena ada beberapa kendala. Jadi,baru bisa luangin waktu sekarang di sela-sela ujian praktek.
Jangan lupa doanya, ya, biar ujian praktek ana lancar heheh.

Afwan ceritanya gaje. Terima kasih sudah mau membacanya.

Jangan lupa dzikir petang.

Jadikan sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an yang tidak akan pernah meninggalkan para pembacanya.

🌺Jazakumullaahu Khayran🌺

Bandung, 23 Februari 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top