17 April 2020

Dear diary,

Aku memberanikan diri untuk menulis sebuah surat untukmu.

Bisa dibilang surat cinta, tapi isinya hanya perasaanku padamu dalam beberapa kalimat.

Mungkin tidak mencukupi untuk dipanggil surat, tapi intinya itu ialah perasaanku yang sebenarnya.

Surat itu sengaja tidak kuberi nama, dan kuletakkan di lokermu pagi-pagi sekali dimana orang belum datang.

Sebelumnya aku bilang ingin mengatakan cinta, bukan?

Aku belum siap untuk menyatakannya langsung, jadi inilah pilihan yang kupilih.

Aku ingin tahu apakah menyatakan cinta secara diam-diam ini tidak apa-apa bagimu.

Apakah kau akan marah? Apa kau akan merasa jijik? Aku ingin tahu seperti apa reaksimu.

Aku ingin tahu, tapi sayangnya kau tidak melakukan ekspresi apapun saat menerimanya.

Kau hanya membukanya sedikit, lalu setelah itu kau mengambilnya dan berjalan pergi.

Hei, apa yang akan kau lakukan dengan surat itu?

Aku hanya harap kau tidak menganggapku seseorang yang aneh dan menjauhiku.