Lima
7 Years Later...
Jungkook terduduk diam di kamar miliknya, dengan sebuah earphone berwarna hitam bertengger menyumpal kedua telinga.
Hari sudah larut, tetapi remaja laki-laki yang kini berusia tujuh belas tahun tersebut enggan mengistirahatkan kedua matanya. Netranya yang nampak kosong saat ini, seolah-olah menatap malas pohon sakura yang mekar di halaman belakang rumah mereka- tetapi siapapun tahu bahwa anak ini buta.
"Kau belum tidur Kookie?"
Suara berat mengalun menyapa telinganya samar-samar. Ia melepas satu earphone miliknya, tanpa menolehkan kepalanya Jungkook menjawab. "Tidak mengantuk."
"Tapi ini sudah sangat larut kau tahu?" ucap si pucat dengan menghembuskan nafasnya kasar, ia seret kakinya menghampiri sang adik, "Mimpi buruk lagi?"
Yoongi mengusap rambut malam milik Jungkook. Ia enggan menjawab pertanyaan yang Yoongi lontarkan untuknya.
Mimpi buruk di malam hari, Jungkook hampir tidak bisa tidur akannya. Setiap malam, bayangan tangan yang menghampiri tubuhnya untuk memukul dan menyiksanya. Entah milik siapa, karena wajah dari seseorang di mimpinya terlihat gelap dan kabur.
"Hyung, apa bunga sakura itu indah?"
Pertanyaan Jungkook membuat Yoongi sedikit mengerutkan dahinya. Aneh, tak biasanya sang adik menanyakan hal-hal seperti ini.
"Hmm... Bagaimana aku harus mengatakannya ya?" Yoongi mengambil posisi duduk di samping adiknya yang kini sudah berada di atas ranjang, "Mereka seperti dirimu."
"Mereka memberi senyuman setelah musim dingin yang gelap. Kebahagian akan menyeruak, menyapa setiap orang yang melewatinya. Seperti sebuah anugerah."
Lagi-lagi Jungkook tak merespon apapun dari ucapan yang lebih tua, Yoongi yang melihatnya hanya bisa tersenyum, "Nah, sekarang tidurlah aku akan menemanimu."
Yoongi merentangkan tangannya demi membawa Jungkook dalam dekapan. Mengusap punggung sempit remaja yang sudah berusia tujuh belas tahun saat ini, "Aku harap, suatu saat nanti aku bisa melihat bunga sakura bersamamu Yoongi hyung..."
.
.
"Hari ini, target kita adalah Mr. Cho"
"Kau bercanda?" kaget Hosoeok menatap Namjoon.
Pemuda berlesung pipi hanya menghembuskan nafasnya lelah, ia juga terkejut saat mendapatkan misi kali ini dari Yoongi pagi tadi, "Tidak, ini serius, Yoongi hyung memerintahkan kita."
"Apakah Yoongi hyung sadar siapa dia? Orang ini politikus!" Hoseok mengeram kecil. Agak jengkel, ia kesal sekali jika harus berurusan dengan orang menyebalkan seperti mereka.
Bukan hal sulit sebenarnya, tapi tetap saja berurusan dengan para pentinggi negara membuat Hoseok menjadi sedikit tidak sabaran saat melaksanakan tugasnya.
"Dengan meminjam uang kepada kita dan mendapatkan jabatannya saat ini berkat Yoongi hyung. Si kepala botak Mr. Cho itu dengan conggaknya ingin menghancurkan Kaiden Corp." ucap Namjoon sambil menghembuskan asap yang sempat berdiam di paru-parunya beberapa saat lalu. Jari telunjuknya yang kini bermain-main dengan linting nikotin di tatapnya.
"Yah... Kita sudah tidak asing dengan itu, jadi kapan kita akan melakukannya ? Apa Yoongi hyung akan ikut?"
"Tidak, Hyung akan menemani Jungkook. Anak itu selalu sendirian akhir-akhir ini karena kesibukan kita, di tambah Seokjin hyung lebih sering menginap di Rumah sakit dan markasnya."
Hoseok hanya berguman pelan, "Aku akan menelepon Jimin dan taehyung."
"Aku akan membantumu mencari cetak biru dari mansion Mr. Cho," Balas Namjoon, Hoseok pun mengangguk sebagai jawaban.
Rentas merentas sebenarnya adalah pekerjaan miliknya-Hoseok. Ruangan yang kini mereka tampati terbilang cukup mewah untuk ukuran bawah tanah dimana ini adalah tempat mereka biasa berkumpul.
Disisi kanan terdapat sepuluh layar monitor yang membentang berbentuk setengah lingkaran, Hoseok biasa menghabiskan waktunya berjam-jam menatapnya.
Disisi lain sofa hitam melingkari meja kayu jati berlapis kaca tebal. Di ujung terdapat juga ruang rahasia untuk mereka meletakkan senjata, dan sebuah garasi besar dengan berbagai macam kendaraan, mulai dari pribadi hingga umum.
Penasaran apa yang mereka lakukan?
Pekerjaan sampingan mereka adalah memeras, merampas, menjual, menghabisi dan menjatuhkan orang lain ke dalam dosa bisikan iblis.
Mereka menipu, bermain kotor, berkuasa atas dunia bawah tanah Korea Selatan yang sudah mereka lakukan sejak keluar dari panti asuhan.
Ya, benar, mereka- Seokjin, Yoongi, Hoseok, Namjoon, Taehyung, dan Jimin- adalah anak-anak yang besar di panti asuhan.
Jangan bertanya bagaimana dulunya remaja berusia 18 dan 17 tahun dengan berani mengutuk dunia yang kotor dan hina ini, dengan membawa serta ke-empat adik mereka.
Seokjin dan Yoongi, kedua pemuda cerdas ini bermain-main di atas panggung dosa dengan berpura-pura menjadi malaikat.
Dengan kedok Perusahaan yang Yoongi bangun, siapa yang berani mengendusnya?
"Tepat pukul 3 pagi, artinya 3 jam dari sekarang. Cctv dengan radius 25 meter sudah ku matikan. Kalian bisa menyusup lewat pintu depan, aku akan memantau kalian melalui komputerku," ucap Hoseok sambil meletakkan 3 buah kotak biru kecil di meja.
"ini in-ear monitor khusus yang baru saja aku buat, jadi tidak harus memakai kabel. Aku merancangnya agar terhubung dengan komputer dan memudahkan misi kita," ucap Hoseok. Namjoon, Taehyung dan Jimin pun menerimanya dan langsung mencoba.
"Apa hanya kita bertiga?" ucap Jimin yang baru saja pulang, masih memakai jasnya, dengan malas ia menarik dasinya yang mencekik.
"Ya, Seokjin hyung sedang ada beberapa urusan. Lagipula, yang bergerak memang selalu kita bertiga, terlepas dari Yoongi hyung yang akan turun tangan jika keadaan genting," Namjoon berucap sambil beranjak dari duduknya, "Aku ada urusan sebentar, kalian bisa bersiap Taehyung, Jimin."
Taehyung terdiam, menatap kepergian Namjoon dengan ujung matanya yang tajam, "Aku lelah sekali ya ampun, apa tidak bisa besok saja? Beberapa tugas muridku belum ku koreksi."
Ia mengeram, mengacak-ngacak rambut madunya dengan kesal. Taehyung dan Jimin adalah Dosen bergelar Profesor di Universitas terkenal Seoul.
Mereka berdua di tendang dari Korea saat berumur 19 tahun oleh Yoongi untuk mengejar pendidikan di University of Durham, Inggris.
Didikan Yoongi untuk menanamkan hausnya ilmu pada adik-adiknya berbuah hasil. Pada usia 23 tahun, Taehyung yang mengambil jurusan matematika dan Jimin yang mengambil jurusan Kimia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan nilai tertinggi.
"Kau bisa beristirahat 2 jam sebelum kita mulai Taehyung," Jimin menyesap Inglenook Cabernet Sauvignon yang sempat ia ambil di lemari penyimpanan. Anggur merah terbaik yang dimiliki Amerika keluaran Tahun 1941-mereka mendapatkannya dari tempat lelang para kalangan elit Inggris tahun lalu.
"Aku ingin bertemu Jungkookie, dimana ia sekarang?"
"Bersama Yoongi hyung, sedang tidur. Kau tak boleh mengganggu mereka, mimpi buruk Kookie semakin parah akhir-akhir ini, biarkan adik kecil kta itu istirahat dengan tenang," Hoseok menjelaskan, mata miliknya tak lepas dari layar komputer miliknya.
Memantau pekerjaan dan perkembangan anak buah mereka serta penerimaan barang yang akan datang 30 menit lagi di Dermaga pulau Jeju.
"Aku ingin mengajaknya jalan-jalan, tapi sibuk sekali. Aku takut Jungkook akan membenci kita karena selalu meninggalkannya sendirian dirumah besar ini," Taehyung mengusap wajahnya, tatapan sendi jelas terlihat saat ini.
"Tidak mungkin, anak itu terlalu baik, " ucap Jimin menyahuti, "Kita bisa menemaninya besok sambil belajar."
Taehyung mengangguk, merebahkan dirinya pada sofa panjang setelah ia menyesap asap terakhir dari rokoknya.
"Lalu bagaimana dengan identitas Jungkook, sudah menemukannya Hoseok hyung?"
༺༻
TBC
Hallo~
Ada rindu dengan Day by Day?
Gomenasai jika aku lama update.
Aku ada rencana akan update satu kali seminggu. Aku berharap diriku akan mulai konsisten dalam menulis agar kalian tidak menunnggu terlalu lama.
Terimakasih sudah stay membaca cerita aku.
Jangan lupa vote dan komentarnya ya, karena itu sangat berharga dan aku akan semakin semangat~~
Adiosss~~ ❤️
'IndahHyera
10082021'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top