Chapter 4
Keynarra Putri Athanasia. Sering dipanngil Key. Merupakan seorang cewek polos dan lugu, tapi sangat hiperaktif. Walaupun polos, Key sebenarnya memiliki kepribadian yang cukup aneh dan menarik. Key sangat menyukai mengoleksi berbagai macam hal yang berkaitan dengan dunia kematian, dan hal itulah yang membuat diri Key unik dari yang lain. Polos-polos mematikan sih emang.
Walaupun Key merupakan sosok yang periang dan juga cerah, Key sebenarnya memiliki banyak sisi buruk dan kesedihan dalam dirinya, pastinya karena kondisi lingkungannya. Bukan seperti kebanyakan orang yang memiliki konflik keluarga yang besar, Key memiliki masalah keluarga yang menurutnya cukup aneh dan rumit.
Dimana Key memiliki sebuah keluarga yang sangat damai dan tenang, walaupun begitu Key sangat tidak menyukai suasana dan ketenangan itu. Bahkan menurut Key kedamaian di keluarganya itu benar-benar damai layaknya sebuah kematian tanpa kehidupan. Karena sangat banyak sekali aturan-aturan yang bisa terbilang sangat ketat dan tidak seharusnya dibatsi, sehingga Key merasa bahwa ia tidak memiliki kebebasan bereskpresi.
Peraturan di keluarga Key sangat ketat dan rumit berkali-kali lipat, hal itulah yang membuat dirinya ingin pergi sejauh mungkin dari keluarganya. Walaupun sebenarnya keluarga Key penuh kasing sayang tetap saja mmenurut Key itu cukup memuakkan. Key bahagia? Tentu saja tidak. Walaupun mereka juga sering berkumpul dan memiliki banyak waktu berkualitas, tetap saja Key merasa seperti di penjarakan. Karena di depan keluarganya dia memasang sebuah kepribadian yang baru dan sangat asing. Sudah dipastikan itu bukan dirinya.
Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan Key seperti diatur dan harus dijalani tepat waktu. Seakan-akan Key seperti tidak memiliki waktu dia melepaskan penat dan topengnya. Bahkan impian Key diatur sedemikian rupa oleh keluarganya, dan ia harus patuh mengikuti perkataan orang tuanya tersebut.
Itulah Key sosok gadis manis dan periang, tetapi memiliki banyak sisi buruk dalam kehidupannya. Sampai suatu waktu Key memiliki konflik besar karena orang tuanya menentang Key untuk kuliah ilmu psikologis.
Keluarga Key dengan terang-terangan berkata tidak dan Key yang sedari kecil sebenarnya sudah muak dengan peraturan ketat dari orang tuanya pun memilih untuk tidak peduli dan tetap pada pendirian awalnya.
Sejak saat itulah Key sangat mengingat apa perlakuan yang diberikan keluarganya kepadanya, Key merasakan bahwa dia benar-benar dibenci oleh keluarganya, bahkan keluarganya tak mengacuhkan Key sama sekalipun, mereka seakan menganggap Key sudah tiada. Pandangan benci dan tidak suka terlihat jelas dari mimik wajah keluarganya.
Akhirnya, Key memutuskan untuk hidup sendiri dan keluar kota, ia mencari berbagai referensi mulai dari tempat tinggal hingga universitas yang ingin dia masuki untuk melanjutkan studi pendidikan. Saat itulah Key merasakan benar-benar berada di titik terbawah, tanpa siapapun yang menolongnya Key berusaha untuk bertahan dan mengejar cita-cita impiannya.
Disinilah sekarang Key berada, di kamar minimalisnya. Terlihat Key sedang membaca novel misteri favoritnya, Key terlihat mengenakan pakaian piyama bewarna hijau tosca dengan corak bewarna putih. Ia terlihat sangat serius membaca novelnyaa tersebut sampai dia benar-benar melupakan bahwa ia memiliki janji dengan seorang temannya untuk kerja kelompok.
'Drrtt' Getaran Handphone Key.
Key yang merasa terganggu akhirnya memilih untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Ya? Hallo," Sahut Key ketika ia sudah menekan layar hijau pada Handphonenya.
"WOI! KEY!" Seru seseorang di seberang telepon tidak santai.
"Apasih Wen. Aku lagi sibuk nih, udah yah." Key mendengus kesal melihat teman-temannya yang suka bertingkah aneh dan tidak santai.
"Kamu lupa ya kalau kita hari ini ada janjian kerja kelompok?" Tanya Wendy dengan nada yang kalem.
"Kerja kelompok? Kan hari kamis sih, gimana sih kamu," Ketus Key.
"Ini kan hari Kamis Juleha. Kecuali ajal kamu hari ini yah nggak apa-apa sih, kita bisa tunda dulu," Ujar Wendy dengan santai tanpa rasa menyesal.
"Astaga, kamu berdosa banget Wendy, ingat mulutmu adalah lionmu," ujar Key dengan nada yang serius.
"Dih, canda doang yaelah, gih sana siap-siap, kita tunggu nih, jangan pakai lama!" perintah Wendy kepada Key sahabat imutnya.
"Iya deh iya, bentar lagi novel yang kubaca mau tamat kok." Key berbicara ringan tanpa beban.
"Paaa Maksuuuud? Mau nyelesaiin novelnya dulu gitu? Meresahkan banget kamu Key, dahlah ngambek, kalau gak datang awas aja, nanti kubongkar rahasiamu sama Dave," ancam Wendy diakhir kalimat.
"Rahasia paan dih, kenal aja kagak, dah ah diem aku jadi nggak fokus baca," kesal Key dengan memasang raut malasnya.
"Kalau kamu itu selingkuhan Dave," ujar Wendy tanpa rasa bersalah.
"Heh, mana ada, kenal aja kagak, mau selingkuhan pula? Sama Dave yang gila itu? Apa banget kamu Wendy." Key berujar dengan nada kesalnya, menyebalkan pikirnya.
"Yaudah deh, sama kamu banyak buang waktu sama tenaga ah, pokoknya hrus datang, kalau nggak nanti-"
"NANTI APA?" tanya Key dengan nada ngegasnya dan memotong pembicaraan Wendy.
*Tuuut
"Lah mati? Dasar teman dakjal," umpat Key dengan estetik seraya mengibarkan rambut indahnya.
***
Friday - November 13th, 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top