Awal Mulanya
Lonceng pertanda jam pulang telah berbunyi di sebuah sekolah yang bernama Seishun Gakuen. Para murid mulai berhamburan keluar untuk segera pulang atau pergi ke kegiatan klub mereka. Tak lama kemudian terjadi keributan yang disebabkan kerumunan di tengah-tengah lorong. Sakuno dan Tomoka yang baru kokeluar kelas melihat kerumunan itu.
"Ada apaan tuh? " tanya Tomoka penasaran
"Entahlah " kata Sakuno sambil memperhatikan kerumunan itu.
"Ayo kita lihat. " Tomoka dan Sakuno mendekati kerumunan itu.
"Oi! Kalian bertiga! " Tomoka memanggil trio ichinen yang kebetulan ada di pinggir kerumunan itu. Horio, Katsuo dan Kachiro menengok kebelakang.
"Oh. Osakada. Ryuzaki" kata Horio ketika melihat Sakuno dan Tomoka.
"Ada apa? Apa yang terjadi? " tanya Tomoka penasaran.
"Oh. Itu... " kata Kachiro sambil menunjuk kearah tengah-tengah kerumunan "ada seorang cewe menghentikan Ryoma-kun di tengah jalan ketika kami mau pergi ke klub" lanjut Kachiro.
"Paling dia mau nembak Echizen" kata Horio menambahkan.
"APAA!!?? "
Tomoka langsung menerobos kerumunan itu agar bisa menyaksikan dengan jelas apa yang terjadi.
Terlihat seorang cewe berambut hitam pendek tengah menundukkan kepalanya kepada Ryoma. Sepertinya cewe itu sudah menyatakan Cintanya dan tinggal menunggu jawaban dari Ryoma.
"Nekat. "
"Apa dia tidak malu confess di tengah-tengah orang banyak begini? "
"Benar." Gumam beberapa orang terdengar.
Lain lagi dengan Tomoka yang khawatir Ryoma akan menerima cewe itu. Sakuno hanya diam wajah penasaran sekaligus cemas memperhatikan kejadian itu. Ryoma terlihat menarik nafas sesaat dan segera menghembuskan nya sampai akhirnya mengeluarkan satu kata.
"Tidak." kata Ryoma jelas dan singkat dengan wajah datarnya cukup untuk membuat si cewe kaget dan segera mengangkat kepalanya memandang Ryoma berharap dia salah dengar.
"Eh? Ap...? Ryo... " belum selesai cewe itu bicara Ryoma segera berjalan pergi melewati nya begitu saja.
"Tunggu! Ryoma-kun! " seru cewe itu memanggil Ryoma.
Ryoma berhenti melangkah dan menoleh kearah cewe itu dengan wajah juteknya.
"Aku ada kegiatan klub. Aku tidak punya waktu untuk yang beginian. " kata Ryoma. "Daripada kau membuat kegaduhan dan menghalangi jalan orang lebih baik kau cepat pulang kerumah " Ryoma kembali meneruskan berjalan meninggalkan kerumunan dan cewe itu tentunya.
Para penonton yang melihat itu mulai heboh dengan pertunjukan penolakan Ryoma itu.
"Sudah kuduga. Dia menolak lagi" kata Katsuo.
"Tentu saja. Ini yang ketiga kalinya dalam Bulan ini bukan? " kata Kachiro menambahi.
"Yang ketiga!? " Tomoka dan Sakuno kaget dengan apa yang baru mereka dengar.
"Kok aku baru tau? Aku kan ketua fans klubnya Ryoma-sama. " kata Tomoka histeris.
"Dua kali sebelumnya kami tidak sengaja melihat Ryoma-kun di tembak ketika kami mencarinya untuk makan siang bersama atau ingin pergi ke klub." kata Kachiro sambil mengingat kembali.
"Ah. Yang waktu di atap dan samping gudang itu, ya?" kata Horio juga menambahkan.
"Mungkin ada juga Ryoma-kun mendapatkan surat cinta atau ditembak saat selain waktu itu? " kata Kachiro lagi.
"APA!?!" teriak Tomoka kaget. Kachiro segera meralat perkataannya sebelum ditelan Tomoka (?)
"Aku kan hanya mengira-ngira saja. Mana tau aku yang sebenarnya kan? " kata Kachiro cepat. Tomoka masih melotot pada Kachiro.
"Ma.. Ma.. Tomo-chan... " Sakuno mencoba menenangkan Tomoka dengan memegang tangan sahabatnya itu sebelum dia benar-benar menelan Kachiro. (?)
"Yah... Echizen memang payah menolak cewe-cewe yang naksir padanya" Horio mulai berkoar. "Aku, Horio, yang sudah berpengalaman tenis 2 tahun ini pasti akan menerima semua cewe yang naksir dengan ku"
"Memangnya ada yang naksir sama kamu? " kata Tomoka datar
"Sou.. Sou.." yang lain ikut membenarkan.
"HAAAHH.. DIAM KALIAAN!!! " teriak Horio kesal.
"Ngomong-ngomong, bukannya kalian ada latihan? Apa tidak masalah kalian belum pergi ke klub daritadi? " tanya Sakuno mengingatkan
"Ah. Shimatta! Ayo cepat pergi sebelum terlambat dan kena hukuman dari Buchou!" kata Katsuo dan trio ichinen itu segera lari pergi dengan cepat.
"Ah, matte yo. Aku ikut! " Tomoka segera ikut berlari mengikuti trio ichinen itu.
"Tomo-chan! Tidak boleh lari di lorong! " teriak Sakuno mengingatkan temannya dan ikut menyusul mereka dengan setengah berlari.
~~~~~
Di lapangan
Klub tenis Seigaku terlihat sudah memulai kegiatan latihan mereka. Beberapa anggota mulai latihan memukul bola ditambah anak-anak kelas satu yang juga memulai memungut bola sambil berteriak dengan semangat.
Ryoma terlihat duduk di pinggir lapangan sambil membenarkan ikatan tali sepatunya yg longgar.
"O-chibi, nya! " Eiji tiba-tiba memeluk Ryoma dari belakang dengan gaya khas kucing nya.
"Eiji -senpai. Berat. " kata Ryoma dengan wajah agak kesal.
"Ecizen..."
kali ini Momoshiro yang datang dengan senyum jailnya "aku dengar kau ditembak cewe tadi, ya? Ternyata populer juga ya kamu Echizen" kata Momo sambil memukul kepala Ryoma.
"Ittai, Momo-senpai. " sekarang Ryoma jadi benar-benar kesal akibat ulah senpainya itu.
Melihat itu bukannya minta maaf, Momo dan Eiji tertawa melihat wajah jengkel rocky seigaku itu.
Disela tawanya, Momo melirik jail kearah Kaido yang sedang melakukan perenggangan.
"Untungnya tidak seperti Mamushi yang ditakuti cewek-cewek "
"APA? " Kaido berhenti dengan aktivitas nya dan melotot pada Momoshiro
"kau fikir kau sendiri populer? Baka Momo.. Pssshhh... " Kaido mendesis.
Dan seperti yang sudah-sudah, masalah yang ditimbulkan keduanya mulai memanjang karena tak ada yang mau kalah.
"Siapa yang baka?! HAH!! "
"APA?! HAH?! "
"HAH?! "
Keduanya mulai saling melotot satu sama lain. Yang satu melotot, yang satunya lagi menggeram. Ooishi segera menghampiri mereka berdua dan melerai mereka sebelum ada jatuh korban yang tidak bersalah(?)
"Hentikan kalian berdua! Kalau Tezuka melihat perkelahian ini dia akan menghukum tidak hanya kalian berdua"
mendengar nama Tezuka dan membayangkan kata "Hukum" keluar dari mulut Bucho mereka, dua makhluk liar itu segera saling membuang muka. Ooishi hanya bisa menarik napas panjang melihat kelakuan rival pair itu.
"Demo, saa.. "
tiba-tiba Fuji datang mendekat bersama Kawamura sambil tersenyum ikut pembicaraan awal tentang Ryoma tadi
"Echizen memang populer di kalangan cewe-cewe yang seangkatan dengannya kan? Yang tadi sudah ke berapa kali kau ditembak, Echizen? " tanya fuji diikuti wajah penasaran senpai-senpai nya yg lain. Ryoma yang dari tadi masih dipeluk Eiji segera melepaskan tangannya dan berdiri dari duduk nya.
"Aku tidak peduli. Memangnya penting? " kata Ryoma datar.
Senpai-senpainya yang mendengar itu seketika memasang wajah sweet drop yang seolah-olah berkata "sudah kuduga."
"Mungkin kau setidaknya membuka hatimu sedikit Echizen. Mungkin saja cocok" kata Kawamura mencoba memberi saran.
"Yadda. Merepotkan" kata Ryoma cuek dengan perkataan senpai-senpainya itu.
"Kamu ini. Apa tidak ada hal lain difikiran mu selain tenis? " tanya Momo heran dengan jalan fikiran kohainya itu.
"Tentu saja tidak" kata Ryoma sambil melepas Jersey nya dan meletakkannya di bangku.
"aku juga memikirkan makan dan tidur. Dan juga waktu bermain dengan Karupin" lanjut Ryoma dengan wajah sok serius.
"Entah kenapa rasanya ingin sekali memukul wajahmu itu, Echizen." kata Momo dengan agak kesal.
"Lagipula untuk apa menanggapi nya. Kenal saja tidak" kata Ryoma lagi sambil mengambil raketnya yang dia sandarkan di bangku.
"Jadi kau akan pacaran kalau yang nembak adalah orang yang kau kenal?" kejar Eiji penasaran.
"Tidak juga." Ryoma mulai berjalan kearah lapangan "Lebih baik dengan yang jelas daripada yang tidak, kan?" lanjut Ryoma. Kalimat terakhir Ryoma lebih terdengar seperti gumaman.
"Eh? Apa yang kau kataka..."
"REGULER! APA YANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT LATIHAN!"
Belum selesai Momo bicara, tiba-tiba terdengar teriakan menakutkan yang memekakkan telinga /you know, lah, dari arah pintu gerbang lapangan.
Terlihat Tezuka yang baru datang dari kantor guru dengan wajah kaku*coret*monster*coret*tegas nya dengan raket di tangan nya sambil memasuki lapangan.
"Hai!!" jawab serempak para reguler yg ngerumpi di pinggir lapangan.
Tezuka berjalan ke arah Ryoma yang sudah siap memukul bola dilapangan.
"Echizen. Latih tanding denganku" kata Tezuka pada Ryoma yang di jawab dengan anggukan kecil dari Ryoma.
Tumben. Pikir Ryoma.
Biasanya si Bucho hanya akan mengawasi anggotanya latihan dipinggiran lapangan seperti biasanya kecuali jika Inui memberikan menu latihan untuk para reguler. Tezuka dan Ryoma kemudian bersiap untuk bermain. Sedangkan para reguler jadi penasaran dengan kalimat terakhir yang terasa ambigu dari Ryoma tadi.
"Aneh. " guman Fuji.
"Ya. Aneh" Momo juga berfikiran sama
"Memang aneh" Kawamura juga sependapat.
"Gawat. Aku penasaran, nya" bisik Eiji.
"Apa mungkin maksudnya dia sudah punya pacar? " tebak Ooishi.
'Cih. Kenapa aku ikut kefiran?' kata Kaido dalan hati kemudian segera menjauh melanjutkan latihannya.
"Kalau begitu aku akan mencari tau untuk menambah data tentang Echizen. Ii data" kata Inui tiba-tiba.
Seketika para reguler yang mau pergi latihan berhenti menatap Inui .
"Ne, Inui~" Eiji merangkul Inui cepat
"kalau sudah tau beritahu kami ya. Atau kau perlu bantuan, tuan detektif?"
"Sou.. Sou.. " Momo ikut menambahi.
"Saa... " kata Inui dengan senyum licik nya sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Seperti nya menarik " kata Fuji.
"Ayo lanjutkan latihannya." kata Ooishi kemudian.
'Kalau dilanjutkan aku takut ada bencana' Fikir Ooishi.
Tezuka mulai melirik anggota reguler dengan tatapan tajam yang segera dirasakan mereka dan cepat-cepat membubarkan diri untuk latihan.
~~~~~
Author:
sampai sini dulu kalo begitu
Saya hiatus dulu, ya.
Ja ne~
Seigaku reguler\(^0^)/
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top