Private Room
Brak!
Pintu di buka secara kasar oleh seorang gadis bermarga Moriyama. Terlihat sekali ia sedang kesal terbukti dengan wajahnya yang tampak merengut kecil sambil menggembungkan kedua pipinya. Sedangkan seseorang yang berada di ruangan itu hanya menghela napas pelan.
Bruk!
Kali ini terdengar suara meja yang di pukul cukup kuat tepat di hadapan seorang lelaki berkacamata yang tengah menatap gadis itu pula. Sesaat pandangan mereka saling beradu guna menyampaikan apa yang diinginkan gadis itu pada lelaki yang ada di hadapannya.
"Jyuto-san, kau mengingkari janjimu!" ucapnya yang terdengar sangat kesal.
"Janji yang mana?"
"Janji bahwa kita akan kencan. Kau tidak benar-benar melupakannya kan?" tanya Chika sambil menatap Jyuto dengan tatapan intens sedangkan yang di tatap kembali menghela napas pelan sebelum memperbaiki letak kacamatanya.
Pria itu pun akhirnya berdiri dari kursi singgasananya dan berjalan ke arah meja kecil di dalam ruangan itu dan mengambil sebuah kotak berukuran kecil dan kembali ke mejanya yang sebelumnya.
Meletakkan kotak itu di atas mejanya lalu duduk dengan santainya dan mengabaikan tatapan tajam bercampur penasaran yang di layangkan Chika. Kembali pria itu menatap Chika lalu menggerakkan tangannya naik turun agar ia ke tempat Jyuto dan Chika pun langsung menurut begitu saja.
"Duduklah," katanya membuat Chika terlihat kebingungan.
"Duduk di mana? Di sini hanya ada kursi selain sofa itu," kata Chika sambil menunjuk ke arah sofa yang ada di dekat meja kecil tadi.
"Maksudku duduk di pangkuanku," kata Jyuto sambil menepuk-nepuk pahanya agar Chika duduk di pangkuannya.
Pada akhirnya Chika kembali menurut dan duduk di pangkuan Jyuto. Ia memposisikan dirinya dan duduk dengan nyaman lalu kembali melihat ke arah Jyuto. "Ada apa?"
"Buka kotak itu!" perintahnya dan Chika kembali menurut.
Terlihat di dalam sana berbagai macam cake yang tampak menggiurkan dan salah satu kue favoritnya juga ada di sana. "Waah ... Cheesecake! Ini untukku?" tanya Chika dan di balas dengan anggukan kecil sebagai jawaban membuat Chika kembali berbinar senang.
Lagi-lagi Jyuto berhasil membuat Chika melupakan soal date itu dan ia memilih mengerjakan tugasnya dengan Chika yang berada di pangkuannya. Yah ... hitung-hitung sebagai sumber energi nya juga karena Chika di sini bersamanya.
"Ngomong-ngomong Jyuto-san, aku masih menagih janjimu untuk pergi kencan," kata Chika yang langsung membuyarkan konsentrasi Jyuto.
"Kau masih menginginkannya?" tanya Jyuto dan di balas anggukan kecil kepala Chika.
"Kau tahu, aku sudah menunggu saat ini tapi kau malah melupakannya dan malah sibuk dengan pekerjaanmu," katanya yang kembali cemberut, "sepertinya aku punya saingan berat."
Jyuto yang mendengarnya tertawa pelan sebelum meninggalkan pekerjaannya dan memilih membuka sarung tangannya guna mengelap bibir Chika yang terdapat krim di sudut bibir kekasihnya lalu menjilat jarinya. Hal itu tentu membuat wajah Chika kembali memerah dan memalingkan wajahnya ke arah lain, sedangkan Jyuto kembali menyeringai kecil.
"Apa kau sengaja melakukannya?"
"Melakukan apa?"
"Krim yang ada di dekat bibirmu itu tadi? Apa kau ingin aku yang menjilatinya?" goda Jyuto yang membuat wajah Chika semakin memerah hingga ke telinganya.
"Dasar mesum, tentu saja tidak," balasnya cepat dan entah kenapa firasatnya mulai terasa buruk. Ia pun mulai berpikir untuk segera berdiri dari pangkuan Jyuto tapi pergerakannya tertahan akibat Jyuto yang memeluk dirinya membuat dirinya tidak bisa bergerak.
"Jyuto-san, lepaskan."
"Kenapa? Bukankah memang ini yang kau mau?" tanya Jyuto sambil berbisik di dekat telinga Chika. Pria itu juga tampak gemas melihat ekspresi Chika dengan rona merah di wajahnya hingga ke telinga membuatnya menggigit telinga Chika gemas sebelum menjilatinya pelan.
"Ahn~ Jyuto-san!"
Sungguh Chika merasa sangat malu, tapi mau bagaimana lagi jika suara aneh itu malah keluar tanpa di undang dan kini ia bisa merasakan kalau tangan Jyuto mulai masuk ke dalam bajunya dan mulai meraba perut ratanya.
"Kau tahu, kencan tidaklah harus pergi keluar. Asalkan kita bersama dan menghabiskan waktu bersama itu sudah lebih dari cukup," kata Jyuto dengan tangannya yang mulai merayap naik ke atas. "Tapi jika kau masih ingin pergi kencan, anggap saja kau tengah berkencan bersamaku di ruangan private ku dan kali ini aku tidak akan melepaskanmu," kata Jyuto lagi sambil menyeringai penuh kemenangan lalu menurunkan kepalanya di dekat leher Chika dan menjilatnya dengan sensual sebelum menggigitnya dan membuat tanda di sana.
"K-kau ... me-menyebalkanh Jyuto-san."
Dan kini yang terdengar hanya erangan serta desahan kecil dari sang kekasih, sedangkan Jyuto memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembalikan energinya. Ya, benar-benar cerdik.
☆☆☆
Apa ceritaku masih gaje atau malah semakin gaje?
Yah, mau bagaimana lagi jika sudah terbuat seperti itu ...
Tapi ku harap kalian suka meskipun OOC sih ...
See you ~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top