1.2 Gapita


Langkahnya terhenti. Gapita melihat bagaimana Naka sedang menungguinya di depan rumah mereka. Sebenarnya salah Pita memang, karena memutuskan keluar rumah tanpa izin Naka sebelumnya. Tak bisa dia pungkiri rasa bersalahnya pada suaminya kini. Wajah Naka saja sudah terlihat menegang akibat marah. Sudah jelas jika Janaka akan memarahinya.

Begitu Pita dihadapan lelaki itu, ia segera mengambil kunci. "Kamu udah nunggu lama?" tanya Pita dengan suara yang lebih terdengar mencicit.

"Kemana aja!? Tahu nggak ini jam berapa, Pi!?"

Gapita menilik lengan kirinya yang terpasang jam tangan tak murah. Sudah menunjukkan pukul lima sore, sedangkan suaminya pulang pukul empat sore. Pita sudah telat satu jam.

"Maaf, Naka."

Mendesah malas. Janak menyahut kunci dari tangan Pita.

"Bodohnya aku yang nggak bikin kunci cadangan! Tahu kelakuanmu yang sembrono begini, aku jadi ikutan bodoh!" gumam Naka sembari membuka pintu rumah.

Semuanya tak berjalan baik setelah mereka tahu kondisi Pita yang tengah berbadan dua. Mau tak mau, pikiran Naka menjadi tak fokus bekerja. Setiap ada pesan yang masuk dari Atyssa, dia menjadi uring-uringan sendiri. Tidak tahu harus bersikap bagaimana jika Pita dan dirinya akan segera memiliki anak begini.

"Nakaaa... aku minta maaf."

"Udah! Sana masuk, mandi! Jangan ngomong dulu sebelum beres semuanya. Aku mandi di kamar mandi tamu, sebelum aku selesai, makanan udah harus siap di meja!" bentak Naka.

"Iya." Pita hanya mengangguki.

Baginya yang sudah begitu manja dan mengandalkan Janaka sebagai pasangan idamannya, dengan lelaki itu mau bicara padanya saja sudah bagus. Biasanya jika marah Naka akan mendiamkannya beberapa hari sampai dia menangis kuat juga berhari-hari.

Janaka membanting pintu kamar mandi tamu, meninggalkan Gapita yang berkeinginan menangis. Emosinya campur aduk, biasanya dia akan biasa saja dengan sikap Naka yang begini, tapi sekarang entah kenapa dia begitu ingin menangis.

Menangkup wajahnya sendiri, Pita menggiring langkahnya menuju kamar. Dia akan mandi lebih cepat supaya Naka tak semakin marah.

*

Gapita. Si polos yang Janaka kenal sebagai anak tetangga orangtuanya. Ditambah dengan Naka yang bersahabat dengan kakak lelaki Gapita, mereka semakin dekat saja sebagai keluarga. Tapi hidupnya mendadak berubah karena amanah mendiang kakak Gapita.

Cerita singkatnya, Gala, meninggal karena kecelakaan tunggal. Sebelum meninggal di rumah sakit, dengan susah payah Gala meminta Janaka menjaga Gapita. Semua orang melihat, orangtua Naka sendiri serta orangtua Gala. Kesimpulannya, mereka semua sepakat untuk menjodohkannya dan Gapita. Tujuannya jelas untuk membuat Janaka menjaga Gapita.

"Masakannya..."

"Kemana tadi? Kenapa nggak bilang?"

Gapita tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dia menjawab dengan antusias pertanyaan Naka.

"Aku ke rumah Mala. Maaf, ya. Aku mendadak pengen main sama Mala. Tadinya aku mau bilang lewat chat, tapi aku inget pesen kamu supaya nggak hubungi via apapun karena rapat penting kamu. Jadinya nggak jadi, deh."

Seperti biasa, pertanyaan singkat Janaka dijawab dengan panjang lebar sesuai kebiasaan Pita yang suka sekali bicara banyak.

"Kamu bilang apa sama Mala?"

"Eh?" Pita tertegun. Dia ingin berbohong, tapi kebiasaan jujurnya tak bisa membuatnya berbohong semacam itu. Naka adalah suaminya, orang yang seharusnya dia percaya dan memercayainya. Dan kini Gapita begitu dilema. "Aku... cerita—soal mama! Iya, soal mama."

"Aku tahu kamu bohong. Kebiasaan kamu kalo lagi bohong adalah bilang 'eh?' terus jawabnya gagap begitu." Naka melahap makanannya. "Jawab jujur. Kamu cerita soal kehamilan kamu ke Mala?"

Menatap piringnya yang masih tersisa setengah porsi, Gapita kebingungan untuk menjawab.

"Yaudahlah. Jawabannya pasti iya." Naka meletakkan sendoknya. "Asal Mala nggak bawel aja bilang kesana kemari, kita aman."

Setelahnya Naka lebih dulu masuk ke kamar. Membiarkan piringnya yang dia ketahui selalu dibersihkan oleh pembantu dipagi hari. Karena setahu Naka, istrinya itu tak bisa melakukan pekerjaan rumah dengan baik. Kecuali memasak dan menyiram tanaman.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top